Sama-Sama Demam Tinggi, Kenali 5 Perbedaan Gejala DBD dengan Covid-19
Banyak yang mengalami, penting untuk mengetahui bedanya
9 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam beberapa kasus Covid-19 terbaru, banyak pasien yang didiagnosa menderita DBD namun jika diteliti lagi nyatanya tidak. Ini cara membedakan DBD dengan Covid-19.
Saat seseorang mengeluhkan gejala sakit seperti demam dan lemas, beberapa tes dilakukan, termasuk tes darah.
Dari data yang terbaru, ada beberapa yang dikatakan mengalami gejala DBD karena melihat dari jumlah trombosit dan leukosit yang tercatat dari hasil lab.
Meski begitu, saat dirawat lebih lanjut, ternyata itu bukanlah DBD. Hal ini juga dialami oleh Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja.
Agar tidak salah, Popmama.com akan memberikan daftaer perbedaan antara DBD dengan Covid-19.
1. Gejala Covid-19 yang umum maupun tidak biasa
Salah satu pertanda jelas seseorang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah kehilangan indera perasa dan penciuman atau asmonia. Namun secara umum, gejalanya meliputi demam, batuk, sesak, dan sakit kepala.
Namun menurut WHO, ada juga beberapa gejala Covid-19 yang tidak biasa yaitu ruam kulit, sakit tenggorokan, kelelahan, pegal, masalah pencernaan, cegukan, dan diare.
Editors' Pick
2. Demam karena Covid-19 dibarengi gejala lain
Menurut Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr dr Erni Juwita Nelwan, SpPD, KPTI, pada demam DBD, fase demam terjadi akibat diremia.
Yang artinya, demam disebabkan karena ada virus yang beredar dalam darah. Demam jenis ini sulit diturunkan, meski sudah minum obat penurun panas, biasanya akan mudah kembali tinggi. Juga, durasinya cukup lama yaitu sekitar 3 hari.
Tambahannya, demam pada dengue polanya mendadak dan tinggi. Jadi, demam tinggi, berlangsung berhari-hari, tidak mudah diturunkan, dan mendadak.
Meski beberapa infeksi virus corona juga memiliki sifat yang sama, namun yang membedakan adalah gejala lain terutama masalah di respirasi. Saat kena Covid-19, ada gejala lain yaitu sesak napas, batuk, susah menelan, hingga asmonia.
3. Sakit kepala yang berbeda
Menurut Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Mulya Rahma Karyanti SpA(K), saat mengalami DBD, kamu cenderung tidak merasakan sakit kepala yang terlalu mengganggu. Sedangkan ciri sakit kepala pada DBD adalah sakit di bagian depan kepala atau di belakang bola mata.
Sedangkan jika Covid-19 sakit kepala biasanya lebih dominan dan disertai pilek yang kadang bisa cukup parah. Selain itu, demam pada Covid-19 bisa terjadi selama 5-7 hari dan dibarengi dengan saturasi oksigen yang menurun.
4. Perbedaan durasi masa inkubasi
Setiap virus yang menyerang di tubuh memiliki masa inkubasi. Untuk inkubasi DBD berkisar antara 3-10 hari, sedangkan untuk rata-ratanya adalah 5-7 hari baru keluar gejala.
Sedangkan inkubasi Covid-19 biasanya berlangsung hingga 14 hari dengan rata-rata 4-5 hari dari paparan sampai akhirnya timbul gejala.
5. Pada gejala parah, bedanya pada di pendarahan dan gagal napas
Jika tidak teliti, penyakit DBD bisa parah dan membahayakan nyawa penderitanya. Untuk gejala parah pada DBD adalah kebocoran plasma yang menyebabkan syok, akumulasi cairan yang berujung pada gangguan pernapasan, pendarahan hebat, dan gangguan organ parah seperti penyakit hati dan tidak sadarkan diri.
Lalu, pada Covid-19, gejala parahnya antara lain sesak napas, hipoksia, gagal napas, dan disfungsi sistem multiorgan. Jika tidak teliti, bisa terjadi perburukan mendadak dan nyawa jadi di ambang kritis.
Itu dia beberapa perbedaan yang bisa diketahui. Semakin cepat dideteksi maka semakin cepat penanganannya. Jangan lengah, selalu jaga kebersihan di rumah dan tetap lakukan protokol kesehatan dengan ketat.
Baca juga:
- Demam Berdarah Meningkat, Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Penyebab DBD
- Musim DBD, Ini 6 Cara Mengusir Nyamuk dari Rumah
- Jenis Vitamin yang Direkomendasikan IDI untuk Pasien Covid-19