China Kembali Lockdown Lantaran Kasus Covid-19 Kembali Tinggi
Setelah sebelumnya sudah bisa hidup dengan normal, kini kembali mengalami gelombang Covid-19
1 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
China kini mulai melakukan pengetatan kembali di negaranya menanggapi tingginya kasus Covid-19. Mereka kembali memberlakukan lockdown.
Pada awalnya, Negara Tirai Bambu ini boleh jadi yang paling nelangsa menghadapi virus corona. Namun kemudian, ia menjadi negara yang paling cepat dalam memulihkan diri.
Sayangnya, hal ini tidak berlangsung selamanya karena kini kasus positif di sana kembali tinggi. Salah satu pemicunya adalah kurangnya pengetatan di perbatasan.
Seperti apa keadaan di China saat ini? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama.
1. Kasus Covid-19 naik karena kasus dari luar negeri
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengatakan bahwa penularan Covid-19 di China kembali pesat. Hal ini diakibatkan oleh kasus dari luar negeri, terutama di daerah perbatasan timur laut.
Seorang pejabat NHC mengungkapkan bahwa setidaknya ada 377 kasus di dalam negeri dalam rentang 17-29 Oktober 2021.
Dalam 14 hari terakhir, ada 14 wilayah provinsi yang telah melaporkan kasus baru yang ditularkan secara lokal atau pembawa tanpa gejala, demikian ujar jubir NHC Mi Feng, seperti dilansir dari Reuters.
Banyak infeksi yang terjadi lokal di bagian utara dan timur laut bersumber dari virus yang dibawa dari luar negeri.
Editors' Pick
2. Warga dilarang berkegiatan
Kepala NHC Pang Xinghuo mengatakan, warga harus menunda acara pernikahan, menghindari acara pemakaman, dan tidak berkerumun serta menggelar acara dengan jumlah tamu yang banyak, demikian dilansir dari NDTV.
Sementara itu, kegiatan wisata pun juga dibatasi. Beberapa destinasi baru terpaksa membatasi pengunjungnya atau yang lebih buruk, harus menutup kegiatannya sementara.
Meski menurut jumlah angka, kasus positif yang dihadapi China cenderung lebih rendah dibanding kebanyakan negara lain. Namun pemerintah tak ingin menurunkan standar dan membiarkan kasus positif semakin membesar.
3. Seperti di Indonesia, tes diperlukan setiap berkegiatan ke luar daerah
Banyak daerah yang meminta syarat untuk membawa serta hasil tes negatif Covid-19 sebelum masuk ke daerahnya.
Bahkan beberapa orang mengatakan bahwa mereka harus melakukan tes sebelum mengikuti ujian sekolah atau tes pekerjaan, demikian dilansir dari AFP.
Akibatnya, banyak orang mengantre untuk melakukan tes Covid-19 di klinik atau lab sekitar.
4. Jutaan orang yang mengalami lockdown di seluruh China
Setidaknya ada 6 juta orang harus mengalami lockdown di seluruh China, termasuk 4 juta orang di Kota Lanzhou dan bagian dalam Mongolia, Ejin.
Mengikuti hal ini, banyak perjalanan yang terpaksa ditunda atau dibatalkan. Ada sekitar setengah dari total keseluruhan penerbangan di 2 bandara besar China yang dibatalkan hari Jumat (29/10)kemarin, demikian menurut informasi dari Feinchangzhun.
Sebelumnya, di hari Kamis (28/10), pihak berwenang di Beijing membatalkan 2 kereta cepat karena ada salah satu karyawannya diidentifikasi kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Tak sampai di situ saja, setidaknya ada 450 penumpang di dua kereta tersebut yang dites sebagai tracing dari kontak erat karyawan tersebut.
Meski angkanya tidak besar, namun China menanggapinya dengan sangat serius agar virus tidak makin menyebar. Lebih baik mencegah dibanding kewalahan nantinya.
Baca juga:
- Kabar Baik! China Setujui Vaksin Sinovac untuk Anak dan Remaja
- Menarik! Ternyata Ada Perbedaan Sumpit Asal China, Jepang, dan Korea
- Ilmuwan China Berhasil Mengedit DNA Janin Jadi Bayi Anti-AIDS