Fakta! Bisnis Milik Perempuan Lebih Mampu Bertahan Selama Pandemi
Perempuan lebih mudah beradaptasi
13 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi memiliki imbas besar pada banyak sektor, termasuk ekonomi. Namun ternyata, bisnis milik perempuan lebih mampu bertahan selama pandemi, seperti yang dirangkum Popmama.com.
Menurut Global Entrepreneurship Monitor tahun 2015, Setidaknya ada 22 juta dari total 85 juta perempuan Indonesia yang aktif dalam kegiatan wirausaha.
Selama pandemi, angka ini jadi semakin tinggi dan juga perkembangannya banyak yang semakin baik.
Seperti apa kemampuan bertahan bisnis milik perempuan selama pandemi? Mari cari tahu bersama.
Editors' Pick
1. Mampu beradaptasi dengan dunia digital
Menurut data dari UN Women Indonesia, setidaknya 80% Usaha Mikro Menengah (UMK) yang menggunakan platform digital untuk berbisnis di masa pandemi.
Ada 61% usaha mikro milik laki-laki yang tidak menggunakan internet. Angka ini lebih tinggi dari perempuan yang hanya berjumlah 46%.
Sementara 54% dari pengusaha mikro perempuan sudah menggunakan internet. Hal ini juga menguntungkan perempuan di mana ia bisa tetap aktif berbisnis tanpa harus pergi ke kantor atau ke luar rumah.
82% Perempuan mengaku menggunakan solusi digital untuk menjalankan usaha.
"Ini juga bisa membantu mereka tetap bisa mengurus rumah dan keluarga sambil terus berbisnis," ujar Head of Programmes UN Women Indonesia, Dwi Yuliawati Faiz dalam acara Peluncuran Program Kolaborasi antara Danone Indonesia, Stellar Women, dan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) untuk "Stellar Women Entrepreneurship Academy".
2. Mampu melakukan perubahan dengan cepat
Perempuan memang memiliki kemampuan resiliensi yang sangat tinggi. Di kala tidak banyak laki-laki yang langsung mengubah sektor atau produk bisnis karena pandemi, tidak halnya dengan perempuan.
Dari data, terlihat bahwa 59% dari usaha mikro yang dimiliki perempuan mampu diversifikasi.
Perubahan bisa termasuk pindah sektor usaha, lokasi, dan produk yang lebih disukai konsumen selama pandemi. Dengan begitu, para pengusaha perempuan ini lebih cepat mengembalikan kestabilan usaha mereka di masa pandemi.
Sementara itu, para pria membutuhkan waktu lebih lama untuk menimbang dan melakukan perubahan tersebut.