5 Hal yang Terjadi saat Orang dengan Autoimun Kena Covid-19
Bisa parah, bisa tidak, Ma
20 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orang dengan penyakit autoimun disebut dalam kelompok yang rentan terkena virus corona. Popmama.com menjabarkan apa yang terjadi pada mereka saat terinfeksi.
Penyakit autoimun adalah penyakit yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh. Ia menyerang jaringan tubuh sendiri. Dalam kondisi tubuh yang sehat, imunitas bertugas menjaga tubuh dari serangan organisme asing.
Sedangkan pada orang dengan kondisi penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya menyerang sel sehat karena dianggap organisme asing.
Beberapa jenis penyakit autoimun yang rentan terkena Covid-19 antara lain lupus, rheumatoid arthritis, diabetes tipe 1, psoriasis, dan sindrom behcet.
Nah, seperti apa keadaan mereka saat terkena virus corona, mari cari tahu!
1. Virus menyerang tubuh lebih mudah
Penyakit autoimun merupakan penyakit kronis eksaserbatif. Di mana ada keadaan pasien dalam fase aktivitas penyakit rendah dan kebalikannya.
Berdasarkan panduan dari Indonesian Rheumatology Association (IRA), pasien autoimun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit infeksi, termasuk yang berasal dari virus.
Ini disebabkan karena pasien autoimun biasanya mengonsumsi obat-obatan yang bersifat imunosupresan atau menurunkan kekebalan tubuh. Dengan begitu, penyakit autoimun bisa terkontrol.
Namun efek buruknya adalah virus dan bakteri lebih mudah menyerang tubuh.
Editors' Pick
2. Pengobatan harus sesuai dengan kondisi saat ini
Saat seseorang yang mengidap autoimun terjangkit virus corona, dokter tak bisa langsung memberikan obat. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui seperti apa paparan virusnya.
Jika dalam keadaan pengaruh obat imunosupresan, maka gejala infeksi Covid-19 pun bisa lebih besar. Ini disebabkan karena respon tubuh terhadap infeksi virus lebih rendah sehingga risiko gejala berat Covid-19 lebih tinggi.
Pada gejala berat, pengobatan untuk autoimun harus berhenti sampai keadaan membaik. Sedangkan untuk gejala ringan non klinis, bisa tetap dilanjutkan setelah melewati waktu observasi.