Selain vitamin C, kini vitamin D juga sedang banyak diburu semua orang. Banyak yang menganggap mengonsumsi asupan vitamin D yang banyak setiap hari bisa mencegah tertularnya Covid-19.
Menurut jurnal yang diunggah di NCBI, vitamin D punya fungsi penting untuk membentuk imunitas. Kekurangan vitamin D bisa meningkatkan risiko autoimun.
Akhir-akhir ini, banyak orang yang juga mulai memburu vitamin D seperti vitamin C. Serta, banyak juga yang mengonsumsi berlebihan.
Nyatanya, hipervitaminosis atau kelebihan vitamin bisa berefek buruk pada tubuh. Bisa sampai keracunan, lho.
Dirangkum Popmama.com, inilah bahaya mengonsumsi vitamin D berlebihan.
1. Dalam jangka panjang, bisa merusak ginjal
Freepik
Profesor Zubairi pernah membagikan informasi melalui postingan di laman Instagramnya. Menurutnya, penting sekali untuk menghindari konsumsi suplemen vitamin D dosis tinggi.
Hal ini bisa membuat seseorang mengalami hipervitaminosis dan berujung pada gangguan kesehatan.
"Dalam jangka panjang, bisa banget merusak ginjal," ungkapnya dalam postingan tersebut.
Meski sebenarnya vitamin D baik untuk tulang, namun konsumsi berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan sakit pada tulang dan masalah pada ginjal. Salah satu yang bisa terjadi adalah batu ginjal.
Editors' Pick
2. Tanda lain adalah mual dan sering buang air kecil
Freepik/jcomp
Dilansir dari Mayo Clinic, seseorang yang rutin mengonsumsi vitamin D sebanyak lebih dari 4.000 IU per hari selama beberapa bulan bisa menimbulkan keracunan.
Saat mengonsumsi vitamin D berlebihan, maka bisa terbentuk kalsium di dalam darah yang dinamakan hypercalcemia. Kondisi ini bisa menyebabkan mual, muntah, lemas, dan buang air kecil berlebihan.
3. Keracunan vitamin biasanya berasal dari suplemen
Pexels/Karolina Grabowska
Menurut Prof Beri, sebenarnya setiap orang sudah memiliki calon asupan vitamin D setiap harinya. Cara mengaktifkan vitamin D adalah dengan berjemur sebentar setiap hari.
Dengan begitu, keperluan vitamin D harian pun sudah bisa terpenuhi, tentu dengan dibarengi oleh makanan sehat dan seimbang.
Sedangkan menurut Mayo Clinic, keracunan vitamin D biasanya berasal dari suplemen. Bagaimanapun, tubuh bisa meregulasi dengan baik asupan vitamin D dari makanan sehat dan sinar matahari.
Asupan suplemen vitamin D dosis tinggi tidak bisa diatur dengan baik oleh tubuh sehingga membuat sistem kerja tubuh terganggu.
4. Berapa kebutuhan vitamin D harian setiap orang?
Unsplash/Pina Messina
Prof Beri mengungkapkan bahwa jumlah vitamin D harian yang direkomendasikan adalah 400 IU untuk anak hingga umur satu tahun.
Untuk orang dari 1 sampai 70 tahun, asupan yang disarankan adalah 600 IU. Sedangkan untuk orang di atas 70 tahun disarankan sebanyak 800 IU per hari.
Meski pada kenyataannya, WHO menyebutkan bahwa kadar rata-rata vitamin D harian penduduk Indonesia masih sangat rendah yaitu 1,2%. Padahal, kadar normal vitamin D dalam tubuh mestinya antara 30 sampai 60 nanogram per milimeter.
5. Cara memenuhi asupan vitamin D secara alami
Freepik
Saat ini, semua orang selalu panic buying membeli segala jenis suplemen. Padahal, menurut Kemenkes, asupan vitamin dan mineral bisa didapat dengan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang.
Dari kemenkes.go.id, sumber vitamin D bisa didapat dari berbagai jenis ikan laut, minyak ikan, ikan tuna, susu dan produk olahannya, jamur, hati, dan kuning telur.
Serta, jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan paparan sinar matahari antara pagi sampai pukul 09.00 atau sore sampai 15.00. Tak perlu lama, hanya 10 sampai 15 menit saja.
Jangan lupa juga untuk menggunakan sunscreen, ya!
Semua orang ingin sehat, namun lakukan dengan baik dan tidak perlu berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, Ma.