Kebanyakan film horor baik di dalam maupun luar negeri lekat ceritanya dengan agama. Sayangnya, kebanyakan dibuat dalam bentuk seperti mengeksploitasi agama.
Salah satu genre yang banyak sekali peminatnya adalah horor dan misteri. Berbagai cerita, baik dari urban legend, mitos, maupun yang terinspirasi dari kejadian nyata bisa jadi inspirasi pembuatan filmnya.
Seorang penulis naskah dan sutradara dari film "Jelangkung 3", "Ayat-ayat Cinta", "Habibie & Ainun", serta "Dua Garis Biru" mengungkapkan pendapatnya tentang kebanyakan film horor yang kini dibuat.
Seperti apa pendapatnya? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama.
1. Berawal dari review film Exhuma
imdb.com
Film "Exhuma" adalah film thriller dan horor dari Korea yang bercerita tentang perdukunan dan setan yang jahat. Yang menarik, kepercayaan yang dianut mereka menjadi bekal kuat untuk melawan setan yang kuat.
Gina S. Noer, sang penulis naskah dan sutradara film pun mengungkapkan kepuasannya menonton film ini.
Menurutnya, kepercayaan kuat yang dimiliki karakternya ini jadi titik tolak untuk membicarakan mengenai nasionalisme Korea.
Editors' Pick
2. Horor Indonesia saat ini mengarah ke eksploitasi agama
Youtube.com/Warner Bross Picture
Selanjutnya, ia pun mengungkapkan kegelisahannya mengenai tema film horor yang dibuat saat ini. Menurutnya, kebanyakan sudah masuk ke ranah eksploitasi agama, terutama agama Islam.
Ia menjelaskan bagaimana kebanyakan film horor menggunakan salat, doa, zikir dan lainnya sebagai plot murahan untuk jumpscare para penontonnya.
"Sehingga kelemahan iman bukan lagi menjadi eksplorasi klitik terhadap keislaman yang dangkal, tapi cara dangkal biar cepat seram," tulisnya dalam IG story.
3. Bisa berpengaruh pada kebudayaan masyarakat
theslenderman.fandom.com
Seorang pembuat film tidak hanya berfokus pada bagaimana bisa mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan, tapi juga punya tanggung jawab imbas dari apa yang telah dibuatnya, demikian tutur Gina.
Menurutnya, ia percaya bahwa Islam adalah agama yang lemah lembut sehingga dengan membuat jalan pintas jumpscare saat sedang ibadah bisa berpengaruh pada kebudayaan masyarakatnya.
Hal ini dikuatkan dengan komentar yang ramai mengenai postingan ini. Tak sedikit orang yang jadi malas ibadah karena takut akan diganggu setan.
4. Horor bukanlah kunci satu-satunya
Youtube.com/Agak Laen Official
Bicara tentang genre favorit, memang horor akan selalu menarik. Tapi, Gina mengungkapkan bahwa demand bisa diciptakan. Saat ini, film yang paling banyak diminati adalah film komedi. Bahkan genre ini tak pernah terpikirkan bisa jadi salah satu yang bisa booming.
"Penonton beri demand karena ada yang ngasih, bukan sebaliknya," ujarnya.
5. Pada akhirnya, orang jadi takut salat karena takut diganggu setan
Pexels/RDNEStockProject
"Islam itu agama yang kitab sucinya aja dibuka dengan janji Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Pada tengah Quran ayatnya, umatnya disuruh berperilaku lemah lembut, lalu ditutup dengan janji jika butuh pertolongan, mintalah ke Allah," tulisnya.
Menurutnya, dengan kepercayaan yang seperti itu, para pembuat film atau filmmaker bisa mengulik belief karakter dan tidak akan eksploitatif pada agamanya.
Yang terjadi sekarang adalah, menurut Gina, proses suci mengafankan terus-menerus dieksploitasi jadi pocong.
"Cek di sosmed, banyak orang jadi takut salat karena diganggu setan, zikir pada Allah jadi sumber kengerian," lanjutnya.
Sayangnya, banyak orang tetap menyalahkan mereka yang takut. Malah menganggap kenapa bisa imannya tergantung dengan film. Untuk hal ini, Gina pun buka suara.
"Nggak semua orang dapat pemahaman dan pengajaran agama Islam yang baik di lembaga pendidikannya dan bahkan keluarganya, ya masa kita yang bikin film, yang berkesenian, enggak mindful sama hal ini," tutupnya.