Menu Lebaran Khas Banjarmasin: Soto Banjar yang Segar
Merupakan percampuran bumbu dari berbagai negara
27 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Soto segar dengan kuah gurih dan isian nikmat rasanya tak boleh terlewatkan di setiap Lebaran. Inilah sejarah soto banjar, menu khas dari Banjarmasin.
Selain ketupat, masyarakat Banjarmasin suka membuat soto banjar sebagai salah satu menu wajib saat Lebaran. Ternyata, kuliner ini memiliki sejarah panjang yang seru.
Seperti apa detail sejarah dari kuliner yang satu ini? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama.
Editors' Pick
1. Merupakan paduan dari berbagai budaya
Sesuai dengan namanya, soto banjar merupakan makanan khas yang namanya diambil dari suku mayoritas yang mendiami Kalimantan Selatan, yaitu suku Banjar.
Soto ini merupakan hasil pertemuan dari berbagai macam budaya. Hal ini disampaikan oleh Ahli Cagar Budaya Banjarmasin, Mursalin, dalam webinar Potensi Soto Banjar sebagai Gastro Destination Kota Banjarmasin pada Desember 2021 silam.
Menurutnya, soto banjar yang ditemui saat ini merupakan pertemuan dari berbagai macam budaya yaitu budaya Tiongkok, Belanda, India, Arab, dan Banjar.
Kuliner soto dibawa oleh orang China. Ada beberapa versi penyebutan antara lain jao to, shao du, dan zhu du. Ketiganya mengarah ke 1 konsep yang sama yaitu menggunakan jeroan sebagai bahan dasar makanan. Shau du atau jao to merupakan tipikal masakan kanton.
2. Berkembang karena perkawinan antara orang China pendatang dan warga lokal
Perkembangan soto dimulai dari jalur perdagangan laut, Java Sea Zone. Kawasan itu meliputi jalur utara Jawa, pesisir selatan Kalimantan, dan sulawesi.
Banjar merupakan salah satu daerah yang banyak didatangi oleh para pedagang yang datang melalui jalur laut. Hadirnya orang China membuat kuliner ini makin dikenal yang kemudian ditiru, dicocokkan, dan dimodifikasi agar sesuai dengan lidah orang Indonesia.
Penyatuan budaya ini sedikit banyak berpengaruh dari perkawinan yang banyak terjadi antara orang China pendatang dan masyarakat lokal.
3. Ada akulturasi bumbu yang menarik
Selain orang China, di Tanah Banjar juga hidup orang Belanda, Arab, dan India. Pertemuan berbagai budaya tersebut yang mendukung terjadinya akulturasi bumbu.
Kuliner sup khas Belanda membawa pengaruh berupa kuah kaldu soto yang bening, menggunakan daun seledri, potongan wortel, kentang, dan tambahan perkedel. Inilah kenapa ada soto banjar berkuah bening.
Lalu, ada budaya India yang membawa bumbu kental seperti kare. Dalam hal ini, memengaruhi soto banjar kuah kental yang menggunakan susu evaporasi.
Terakhir, kehadiran bangsa Arab membawa pengaruh berupa penambahan cengkeh, adas, dan kayu manis. Akhirnya, tercipta soto banjar yang kerap kita temui saat berkunjung ke Banjar, Kalimantan Selatan, termasuk saat Lebaran.
Apakah Mama membuatnya tahun ini?
Baca juga:
- Sotong Pangkong, Kuliner Khas Buka Puasa di Pontianak
- Resep Soto Makassar untuk Lebaran, Alternatif Menu Selain Rendang
- Resep dan Cara Membuat Soto Betawi Kuah Santan yang Mudah dan Enak