Saat ini, ada banyak pilihan yang bisa diambil jika ingin menurunkan berat badan. Salah satu yang sering jadi incaran adalah bedah bariatrik.
Bedah bariatrik sendiri adalah teknik operasi untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas atau kegemukan saat metode lain tidak terlihat perubahan signifikan.
Bedah ini dilakukan dengan memanipulasi anatomi saluran pencernaan dengan membatasi makanan yang masuk dan diserap oleh tubuh.
Terdengar menarik, namun masih banyak orang yang tidak yakin dengan jenis bedah yang satu ini. Popmama.com bersama Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B, Subsp. B. D. (K) akan membahas mengenai mitos dan fakta dari bedah bariatrik.
1. Mitosnya, bedah bariatrik berbahaya dan dengan risiko tinggi
Freepik/wavebreakmedia_micro
Ilustrasi
Banyak orang yang mengurungkan niat melakukan bedah ini padahal tubuhnya perlu tindakan tersebut. Alasannya, bedah ini dinilai berbahaya dan memiliki risiko yang tinggi.
Faktanya, bedah bariatrik merupakan teknik pembedahan yang memiliki risiko sebanding dengan risiko pembedahan untuk mengangkat kantung empedu, demikian menurut dr. Peter Ian.
Operasi pengangkatan kantung empedu merupakan salah satu jenis operasi yang rutin dilakukan di banyak jenis rumah sakit dan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
2. Katanya, operasi ini sangat mahal
Freepik/rawpixel.com
Tidak bisa dipungkiri, kebanyakan artis yang melakukan operasi ini karena memang biayanya tidak sedikit. Pada operasi yang dijalani oleh Melly Goeslaw, harganya sekitar Rp 100 juta. Sedangkan jika dilakukan di Singapura, harga rata-rata bedah bariatrik adalah sekitar Rp 200 juta.
Namun, harga ini bisa dianggap lebih efisien pada pasien dengan komorbid. Karena, menurut dr Peter, efek domino dari bedah bariatrik bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko gangguan jantung dan ginjal, stroke, hingga kanker.
Dengan kata lain, operasi bariatrik bisa mengurangi kemungkinan serangan jantung yang jika terjadi, biaya pemasangan untuk satu buah stent jantung saja sudah jauh melebihi biaya bedah bariatrik.
3. Faktanya, operasi ini bukan sekadar bedah kosmetik
Pexels/Vidal Belielo Jr.
Banyak yang menganggap tindakan ini merupakan salah satu lifestyle. Padahal, bedah bariatrik tidak bertujuan membuat langsing, melainkan menyelamatkan pasien obesitas dari komplikasi seperti stroke dan serangan jantung yang bisa didapat dari diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.
Penyakit di atas bisa dengan mudah bersarang di tubuh mereka yang memiliki kelebihan berat badan. Setelah dilakukan operasi bariatrik, jika berat tubuh menyusut, maka itu menjadi bonus atau efek tambahan.
4. Pemulihan bedah ini seringnya lama
Pexels/RODNAE Productions
Mitos selanjutnya adalah bedah bariatrik menyebabkan sakit dan memiliki durasi kesembuhan yang lama. Sedangkan faktanya, pasien bedah ini biasanya sudah bisa pulang 2 hari setelah tindakan, demikian menurut dr Peter dari RSPI.
Lama waktu recovery bedah ini sama dengan pasien pengangkatan usus buntu atau pengangkatan kandung empedu. Selain itu, bedah ini 99% dilakukan dengan teknik laparoskopi, yaitu pembedahan dengan sayatan kecil.
Editors' Pick
5. Diperlukan konsultasi bertahun-tahun
Freepik/Tirachardz
Banyak yang beranggapan bedah ini cukup merepotkan karena pasien perlu datang kontrol dalam waktu yang lama. Faktanya, konsultasi dengan dokter bukanlah hal yang wajib.
Meski tetap ada monitoring, namun konsultasi ini bersifat untuk mendampingi pasien dalam menjalani gaya hidup yang baru.
6. Katanya, efeknya hanya sebentar
Freepik/Jcomp
Mitos lainnya adalah efek bedah bariatrik tidak permanen, sehingga berat badan bisa kembali naik jika gaya hidup tidak dijaga. Faktanya, efek bedah ini jauh lebih permanen dari diet manapun.
Kemudian, dampaknya bisa permanen dengan mempertahankan pola makan yang telah ditetapkan setelah pembedahan. Semua jenis diet tidak akan berhasil jika tidak bisa menahan diri. Jadi, gaya hidup sehat dan makan sehat seimbang sudah harus jadi kesadaran diri.
7. Takut karena mitosnya bedah ini sering terjadi komplikasi
Freepik/Stokerphotos
Masih banyak orang takut melakukan operasi karena adanya kemungkinan komplikasi. Pada bedah bariatrik, tingkat komplikasi hanya sekitar 1:1.000 pasien.
Menurut dr Peter, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan tingkat komplikasi yang terjadi pada pembedahan kandung empedu.
8. Bedah ini hanya untuk merubah bentuk badan saja
Unsplash/ i yunmai
Diet Artis Korea yang Paling Ekstrem, Yakin Mau Ikuti?
Dengan banyaknya seleb yang melakukan tindakan ini, makin banyak orang yang menganggap kalau bedah ini hanyalah jalan pintas agar tak perlu diet.
Padahal, bedah bariatrik memiliki efek yang luar biasa untuk menyembuhkan atau mengurangi kelainan metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.
9. Efek kurus dari bedah ini sering terlihat seperti orang malnutrisi
Freepik/KamranAydinov
Lagi-lagi memantau para seleb yang melakukan bedah ini, banyak yang mengalami penurunan berat badan secara drastis dalam waktu yang cepat. Hal ini membuat orang beranggapan kalau operasi ini bisa membuat orang kurus dan terlihat seperti malnutrisi.
Padahal, menurut dr Peter, tindakan ini sangat jarang menyebabkan malnutrisi. Perubahan bentuk tubuh yang terjadi pasca operasi adalah karena pembakaran lemak.
10. Bedah ini baru ditemukan, sehingga belum terjamin
Freepik/Peoplecreations
Karena baru ramai dilakukan, bedah ini dianggap sebagai penemuan kedokteran yang baru. Faktanya, bedah bariatrik sudah ada sejak 1968 dan terus berkembang hingga saat ini.
Jadi, perubahan dan kematangan proses tindakan ini pun sudah jauh lebih baik dibanding tahun-tahun terdahulu.
Itu dia beberapa fakta dan mitos mengenai bedah bariatrik. Tertarik melakukannya?