Kekerasan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak. Jika Mama melihatnya langsung, ini beberapa respons yang tepat menanggapi hal tersebut.
Kekerasan pada anak bukanlah hal yang baru. Bahkan selama pandemi, kasus kekerasan pada anak kerap terjadi dan jumlahnya makin meningkat. Menurut Deputi Perlindungan Khusus Anak KemenPPA, hingga Juli 2021, terdapat 7.089 kasus kekerasan pada anak dengan jumlah korban sebesar 7.784 orang.
Perlakuan tidak menyenangkan ini bisa didapat anak di dalam rumah, maupun di tempat umum.
Jika kebetulan Mama melihatnya di tempat umum, Popmama.com akan merangkumkan beberapa respons tepat yang bisa dilakukan.
1. Meminta bantuan petugas berwenang
Freepik/Savvapanf
Ilustrasi
Saat melihat kekerasan, usahakan jangan menyelesaikannya sendiri karena kamu bisa mendapat masalah baru. Oleh karena itu, pastikan untuk meminta bantuan petugas berwenang terlebih dahulu.
Kamu bisa mencari security atau polisi yang ada di sekitar untuk mendatangi lokasi dan melihat keadaannya. Dengan begitu, jika ada keributan bisa langsung diselesaikan oleh yang berwenang.
Namun jangan langsung meminta petugas untuk melerai atau menegur karena kamu bisa dianggap melakukan tindakan pencemaran nama baik.
Editors' Pick
2. Jauhkan sang anak dari pelaku kekerasan
Freepik/KamranAydinov
Pelaku kekerasan bisa jadi siapa saja, termasuk orang tua kandung sendiri. Sebelum semakin parah, kamu bisa mendekati sang anak dan memberi jarak pada pelaku kekerasan, demikian menurut Children's Advocacy Center Hidalgo and Starr Counties.
Cara ini bisa dilakukan untuk menghentikan tindak kekerasan yang sedang dilakukan dan melindungi anak dari kerusakan fisik dan psikis yang dialaminya.
Kamu bisa mengajak sang anak mendekati petugas yang berwenang untuk mendapat perlindungan yang lebih aman.
3. Tanyakan apa yang bisa dibantu pada pelaku kekerasan
Freepik/rawpixel-com
Miris namun nyata adanya, para pelaku kekerasan biasanya memiliki masalah lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan sang anak. Namun tindakan atau tingkah laku anak-anak pun memicu kemarahan mereka sehingga pelaku melakukan tindakan tidak terpuji.
Sebelum menghakiminya, Mama bisa bertanya dengan berhati-hati, apa kira-kira yang bisa dibantu untuk membuatnya lebih baik, demikian menurut dr Phil, seorang pembawa acara talk show di AS.
Jika memang sang anak melempar barang atau merusakkan barang sehingga orang tuanya marah, maka tawarkan apakah barangnya boleh kamu kembalikan ke tempatnya.
Dengan cara ini, pelaku kekerasan bisa merasa lebih tenang dan tidak dianggap sebagai penjahat. Walau sebenarnya, pelaku kekerasan merupakan seorang penjahat.
4. Bicara pelan pada korban kekerasan
Pexels/Ivan Samkov
Satu-satunya orang yang harus diperhatikan pada kondisi ini adalah korban. Di sini, korbannya adalah anak-anak. Maka, penting sekali memerhatikan kondisi mereka.
Pastikan anak-anak mengetahui bahwa yang dilakukannya tidak salah sekali dan apa yang terjadi padanya bukanlah salahnya. Hindari menyalahkan orang lain, termasuk pelaku karena bisa saja sang anak masih peduli dengan pelaku, hanya saja tidak suka dengan sikap buruknya, demikian dilansir dari cachsc.org.
Hal ini penting dilakukan agar anak tidak menyalahkan dirinya sendiri dan berpengaruh pada perkembangan dirinya nantinya.
5. Jika memungkinkan, rekam sebagai bukti
Pexels/Rodnae-prod
Untuk kasus kekerasan yang berulang, kamu bisa menambahkan bukti rekaman. Saat melihat ada kekerasan yang terjadi, kamu bisa merekamnya diam-diam atau di tempat aman dan bisa jadi pemberat bukti saat melaporkan ke pihak terkait.
Tujuan merekam ini bukan untuk memberi efek jera atau mempostingnya agar viral. Namun lebih ke arah untuk alat bukti jika ingin melapor ke petugas berwenang.
Dengan laporan bersama bukti, maka semuanya bisa lebih jelas dan kuat di mata hukum. Sehingga, kamu bisa menyelamatkan anak dari kekerasan yang dialaminya terus-menerus.
Memang tidak mudah untuk bertindak dan merespons dengan tepat saat melihat tindak kekerasan pada anak. Tapi ketahuilah, setiap anak memiliki hak untuk hidup yang aman dan layak sehingga tugas orang dewasalah untuk menyelamatkannya dari lingkungan yang berbahaya.