Sebanyak 5.500 Virus RNA Baru Ditemukan di Lautan
Virus ini belum pernah teridentifikasi sebelumnya, Ma
6 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi saja belum berakhir, kini sudah ada outbreak baru yaitu hepatitis misterius. Berdasarkan penelitian, bahkan ada lebih dari 5.000 virus baru di lautan.
Banyak faktor yang membuat dunia begitu banyak virus, mulai dari percobaan ilmiah hingga gaya hidup pun berpengaruh.
Dunia belum sembuh betul dari serangan Covid-19 dan kini harus bertarung lagi menghadapi hepatitis akut yang menyerang anak.
Sekadar info, para peneliti pun menemukan ribuan virus RNA baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Dirangkum Popmama.com, inilah detail beritanya.
1. Penelitian yang dilakukan
Sekelompok peneliti internasional menggabungkan analisis khusus dengan pohon evolusi tradisional. Mereka melakukan analisa pada 35.000 sampel air di dunia.
Tujuannya, untuk mengidentifikasi virus baru yang mengandung materi genetik RNA.
Virus ribonucleic acid (RNA) adalah virus paling terkenal karena penyakit yang ditimbulkannya sampai ke manusia, demikian menurut jurnal yang dipublikasikan di Science pada 7 April 2022. Virus ini juga menginfeksi tumbuhan dan hewan yang kemudian menjangkiti manusia.
Beberapa virus RNA ini menimbulkan penyakit seperti common cold atau Covid-19.
Editors' Pick
2. Terdapat virus yang belum teridentifikasi
Para peneliti menyebutkan, beberapa spesies virus ini baru ditemukan. Tidak hanya mewakili lima filum virus RNA, tapi juga menunjukkan adanya lima film baru yang belum teridentifikasi.
Mereka akhirnya mengusulkan agar ribuan virus baru itu dikategorikan ke dalam filum Taraviricota, Pomiviricota, Paraxenoviricota, Wamoviricota, dan Arctiviricota.
Penulis utama studi dari The Ohio State University, Matthew Sullivan mengungkapkan bahwa ada banyak keragaman baru dan itu menunjukkan bahwa mereka penting secara ekologis.
3. Virus RNA berkembang lebih cepat dibanding virus DNA
Virus yang menginfeksi mikroba memiliki tiga fungsi utama yaitu membunuh sel, mengubah cara sel yang terinfeksi mengelola energi mereka, dan mentransfer gen dari satu inang ke inang lainnya, demikian dilansir dari Independent.
Virus yang membawa informasi genetik RNA ini berkembang lebih cepat dibanding virus DNA. Masalahnya, ratusan ribu virus DNA di ekosistem alami mereka telah dibuatkan katalognya oleh para ilmuwan.
Nah, sedangkan virus RNA kebanyakan belum dipelajari. Akhirnya, mereka menggunakan perangkat kecerdasan buatan machine learning untuk menganalisis puluhan ribu urutan virus.
4. Plankton jadi bagian penting dari penelitian
Para peneliti akhirnya menggunakan database global urutan RNA dari plankton yang dikumpulkan selama proyek penelitian global Tara Oceans dalam empat tahun terakhir, demikian dilansir dari Science Alert.
Plankton dianggap bagian penting dari jaring makanan laut dan merupakan inang umum bagi virus RNA. Dari skrining tersebut, akhirnya mereka berhasil mengidentifikasi lebih dari 44.000 gen yang mengode protein virus.
5. Temuan yang bisa membantu memahami evolusi bumi
Para peneliti harus menentukan hubungan evolusioner antara gen-gen tersebut. Semakin mirip dua gen, semakin besar kemungkinan virus dengan gen tersebut berkaitan satu sama lain.
Dengan bantuan dari machine learning, maka mengatur urutan genetik secara sistematis pun jadi lebih mungkin. Selain itu, mereka bisa mendeteksi perbedaannya dengan lebih objektif dibandingkan dengan mengurutkan secara manual.
Temuan ini begitu penting karena urutan virus baru ini membantu para ilmuwan memahami sejarah evolusi virus RNA dan evolusi kehidupan awal di Bumi.
Semakin banyak analisis terhadap keberagaman virus di dunia, bisa membantu mendalami peran mikroba laut dan kaitannya dengan adaptasi ekosistem terhadap perubahan iklim yang saat ini tengah terjadi.
Baca juga:
- Mengenal Adenovirus, Virus Hepatitis Misterius yang Sedang Mewabah
- Virus Ebola Kembali Muncul di Kongo
- 7 Rekomendasi Merek Air Purifier HEPA Filter yang Ampuh Melawan Virus