Seberapa Kotor Uang yang Kamu Pegang? Ini 5 Faktanya
Setidaknya ada 3.000 jenis bakteri di uang kertas
28 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masa pandemi membuat banyak kebiasaan berubah. Dari yang tadinya tak masalah dengan uang tunai, kini beralih menjadi uang elektronik.
Hal ini dilakukan tentu saja karena ingin mengurangi laju penyebaran virus corona.
Namun sebenarnya, seberapa kotor uang yang beredar di pasaran? Serta, dapatkah bisa menjadi media penyebaran virus corona?
Berikut info lengkapnya dirangkum oleh Popmama.com.
1. Hampir semua uang mengandung bakteri
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh NYU Center for Genomics & System Biology, setidaknya ada 3.000 jenis bakteri dalam selembar uang Dollar AS.
Penelitian yang dilakukan tahun 2014 ini mengambil sampel dari Bank Manhattan.
Sedangkan mikroba yang ada di sana bisa menyebabkan keracunan makanan, infeksi, dan bahkan pneumonia. Hii!
Editors' Pick
2. Uang logam dinilai lebih bersih dari uang kertas
Jika ada ribuan bakteri yang menempel di uang kertas, ternyata uang logam dinilai lebih bersih. Ini dikarenakan komponen dari uang logam yang beberapa mengandung anti mikroba.
Komponen uang logam terdiri dari nikel, tembaga, seng, dan perak. Beberapa dari komponen ini mengandung anti mikroba yang bisa membunuh sebagian kuman.
Oleh karena itu, menurut seorang profesor mikrobiologi dan patologi di New York University's Grossman School of Medicine, Philip M Tierno, meski uang koin digunakan oleh hampir setiap orang, namun bakteri yang hidup di sana jauh lebih sedikit dibanding uang kertas.
3. Uang tunai mungkin saja mengandung tinja dan air seni
Banyak tidaknya organisme yang hidup di uang tunai bergantung dari umurnya. Uang Dollar AS biasanya berputar selama 6,6 tahun sebelum ditarik dan diganti dengan uang yang baru.
Uang seri lama biasanya sudah berputar hampir ke mana saja. Dari sanalah menempel banyak bakteri dan mikroba.
Beberapa sumber bakteri dan virusnya adalah dari sistem pernapasan seperti liur, cairan di hidung, atau lendir dari batuk. Kemudian, ada juga yang berasal dari kulit, dan kotoran manusia baik itu tinja atau air seni.
Sedangkan tingkat hidup mikroba di dalam uang tunai juga berbeda. Mereka senang di tempat yang panas dan berminyak. Jadi, jika Kamu mendapat kembalian uang dari penjual gorengan, maka bakterinya lebih kuat bertahan hidup dibanding uang yang berada di dalam ruangan ber-AC.
4. Namun, tidak semudah itu untuk menularkan virus dan penyakit
Meski banyak virus dan bakteri yang menempel di uang tunai, namun tidak serta merta bisa membuat seseorang langsung jatuh sakit.
Tierno mengatakan, manusia memiliki sistem kekebalan tubuhnya sendiri yang bisa memerangi infeksi. Dibutuhkan bakteri dan virus dalam jumlah cukup besar untuk membuat seseorang jatuh sakit.
Namun tidak halnya dengan orang yang kekebalan tubuhnya sedang rendah. Memegang uang dan tidak cuci tangan pun bisa menjadi pemicunya jatuh sakit.
5. Cara terbaik menjaga diri adalah dengan rutin mencuci tangan
Kamu tidak bisa berhenti menggunakan uang tunai. Meski lebih sering menggunakan uang elektronik, namun tetap saja ada waktu di mana harus memegang uang kertas atau logam.
Cara terbaik untuk mengurangi kemungkinan menyebarkan bakteri dan virus ke pakaian dan orang sekitar, biasakan untuk mencuci tangan.
Setelah memegang uang, usahakan untuk segera menggunakan hand sanitizer. Jika menemukan wastafel, segera cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
Itulah fakta mengenai uang tunai yang beredar di masyarakat. Jadi, jangan malas untuk membersihkan tangan, ya!
Baca juga:
- Tips Mengatasi Masalah Keuangan Keluarga di Tengah Pandemi
- 7 Cara Tepat Atur Keuangan Keluarga di Tengah Resesi Ekonomi
- 5 Cara Mudah Mendapatkan Tambahan Uang dari Rumah