Sedang Viral, yang Harus Mama Tahu Tentang 'Gilang Fetish Jarik'
Pelaku senang melakban korban dan membungkusnya dengan kain jarik
31 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini sedang ramai di media sosial tentang kisah seorang laki-laki yang menjadi predator anak lebih muda. Ia memiliki kelainan seksual karena ingin korbannya dilakban dan dibungkus kain seperti jenazah.
Kisah berawal dari sebuah utas yang dibuat oleh salah satu pengguna Twitter. Ia mengisahkan tentang pengalamannya menjadi korban predator seksual.
Setelah ia berani mengungkapkan pengalamannya, barulah banyak korban lain.
Seperti apa kisah lengkap Gilang Fetish Jarik? Berikut Popmama.com rangkumkan untuk Mama.
1. Kisah Gilang Fetish Jarik
Melalui utas tersebut, terungkap ada seseorang diduga pelaku bernama Gilang. Ia adalah seorang mahasiswa tingkat lanjut di Universitas Airlangga (Unair) mengambil jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya.
Modus dari pelaku adalah ia mengaku sedang melakukan riset namun sebenarnya sedang melakukan kekerasan seksual. Pelaku memaksa korban membungkus seluruh badan dengan kain jarik atau selendang. Tak hanya itu, sebelum dibungkus, korban juga diikat dengan lakban.
Durasi pembungkusan bisa berlangsung berjam-jam. Untuk korban yang berinisial M ini, ia diikat dan dibungkus selama 3 jam.
Gilang sering memohon-mohon dengan alasan ia sudah tingkat 10 dan sedang melakukan riset. Korban merasa kasihan dan iba sehingga sampai mau melakukan hal tersebut.
Editors' Pick
2. Siapa saja korbannya?
Setelah M berani speak-up di akun media sosialnya, akhirnya banyak juga yang mengaku pernah menjadi korbannya. Seringnya, korban yang dipilih adalah yang berumur lebih muda dari Gilang.
Beberapa korbannya adalah anak mahasiswa baru. Gilang bisa dengan mudah menekan anak baru tersebut karena statusnya sebagai kakak kelas atau senior.
Sedangkan korban lainnya bahkan anak SMA. Ketika korban menolak menuruti keinginan pelaku, ia akan menggunakan kekuasaannya.
Gilang biasanya akan menekan bahwa akan melaporkan hal ini ke kepala sekolah atau sejenisnya agar para korban takut dan mau mengikuti keinginannya.
3. Apa itu fetish?
Fetish adalah dorongan seksual yang berhubungan dengan benda mati atau benda hidup. Menurut Web MD, orang dengan fetish memiliki dorongan seksual dengan benda mati.
Bisa saja seseorang jadi terangsang secara seksual dengan memakai atau menyentuh objek. Objek fetish bisa berupa pakaian dalam, sepatu perempuan, atau lingerie. Di kasus Gilang, objek fetish-nya adalah kain jarik.
Fetish bisa menggantikan aktivitas seksual dengan pasangan. Serta, bisa juga digunakan saat beraktivitas seksual dengan pasangan yang bersedia.
Fetish disorder dicirikan sebagai suatu kondisi di mana terdapat ketergantungan yang terus-menerus atau berulang pada objek yang tidak hidup atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh seperti kaki, atau ketiak.
Hanya dengan menggunakan objek tersebut, seseorang bisa memperoleh kepuasan seksual.
4. Cara pelaku beraksi yang harus diwaspadai
Gilang memiliki cara yang halus dalam memanipulasi para korbannya. Ia memulai dengan kata-kata halus dan manis. Kalimat-kalimat persuasif.
Setelah berhasil menarik perhatian korban, ia akan memulai aksinya. Jika mendapat penolakan, Gilang akan membuat iba korban dan akhirnya menuruti apa saja yang diperintahkannya.
Sedangkan jika korban terlihat melawan dan tidak setuju, ia akan mengancam. Ancamannya pun beragam, kadang ia mengancam akan melaporkan ke orang berpengaruh, kadang juga mengancam akan membunuh diri.
Ancaman ini dianggap berbahaya bagi keberadaan para korban sehingga mereka pada akhirnya setuju melakukan hal yang ternyata penganiayaan seksual.
Dari utas tersebut, ada beberapa korban yang baru sadar bahwa mereka menjadi korban predator seksual. Selama ini ia tidak merasa bahwa itu aneh dan bahkan jadi korban.
5. Cara membekali anak dari predator sejenis
Tentu kita semua berharap hal mengerikan ini tidak terulang lagi di kemudian hari. Namun nyatanya, banyak ada juga yang mengungkap bahwa kelainan seperti ini dilakukan orang lain.
Sebagai orangtua, tentu Mama tak ingin ini terjadi pada buah hati. Oleh karena itu, penting sekali untuk membekali anak agar bisa terhindar dari predator seperti Gilang.
Tak hanya membekali dengan bela diri dalam bentuk fisik, namun juga memperkuat jati diri seorang anak. Biasakan untuk selalu menanyakan pendapat anak dalam banyak hal. Dengan begitu, ia bisa belajar memiliki pendirian yang teguh.
Hargai keputusan anak yang kadang tidak sejalan dengan Mama. Dari sana, ia bisa belajar mengatakan tidak untuk hal yang tidak diinginkannya.
Yang terakhir adalah pentingnya bonding orangtua dan anak. Dari sana, ia bisa menjadikan orangtua sebagai sosok yang dipercaya untuk bercerita tentang hal apa saja. Meski Gilang sempat mengatakan jangan melaporkan pada orangtua, namun jika bonding Mama dan si Kecil cukup kuat, ia takkan mengindahkan suruhan orang dan hanya akan melakukan hal yang dianggapnya benar, yaitu bercerita pada orangtuanya.
Pembentukan pribadi anak yang kuat bisa dilakukan sedini mungkin. Bukan hanya bekal akademik yang penting, namun bekal pribadi yang tak mudah goyah dan berpendirian teguh juga tak kalah penting.
Baca juga:
- 7 Ritual Seks yang Paling Unik di Seluruh Dunia, Sulit Dipercaya!
- KPAI Serukan Percepatan Perlindungan 305 Korban Eksploitasi Seksual
- Awas! Ini 5 Tanda Pasangan Berfantasi Seksual dengan Orang Lain