Semeru Meletus, Ini 6 Efeknya pada Kondisi Sekitar
Ada awan panas dan warga berhamburan melarikan diri
2 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunung Semeru meletus pada Selasa dini hari. Efeknya, banyak masyarakat yang melarikan diri karena adanya awan panas.
Belum selesai pandemi, sudah ada banyak bencana alam lainnya. Yang terbaru adalah Gunung Semeru meletus. Warga yang ada di sekitarnya diminta untuk menyelamatkan diri.
Seperti apa kondisi dan efek dari Gunung Semeru yang meletus, berikut Popmama.com rangkumkan untuk Mama.
1. Hujan abu yang membuat warga mengungsi
Pada Selasa (1/12/2020) Gunung Semeru meletus dan mengeluarkan awan panas. Efeknya, debu panas turun ke sekitarnya.
Warga pun diminta mengungsi karena bisa berbahaya bagi keselamatan mereka.
Pada dini hari, warga sekitar kaki Gunung Semeru dihebohkan dengan suara letusan. Akhirnya dengan segera mereka menyelamatkan diri.
2. Jalanan padat dengan orang yang berhamburan
Dalam keadaan panik, otomatis suasana jadi lebih mencekam. Setiap orang ingin secepatnya menyelamatkan diri.
Banyak warga membanjiri jalanan membawa kendaraan masing-masing, sama-sama ingin keluar dari area yang terkena dampak letusan gunung.
Ada warga yang berboncengan motor sampai ada yang menaiki mobil pikap untuk mencapai tempat yang lebih aman.
Alhasil, jalan jadi padat dan macet karena masyarakat yang tumpah ke jalan.
Editors' Pick
3. Ada 2 kecamatan yang terkena dampaknya
Efek Semeru meletus dirasakan oleh setidaknya 2 kecamatan yaitu Pronojiwo dan Candipuro.
Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, warga di sekitar sana akan dievakuasi ke Lapangan Kamar Kajang, Candipuro.
Sengaja dikumpulkan di satu tempat agar lebih mudah mengontrol kesehatan dan kebutuhan logistik para pengungsi.
4. Jalur pendakian pun ditutup
Efek lain meletusnya Gunung Semeru adalah jalur pendakian yang ditutup. Akhir bulan November kemarin, sudah ada guguran dan lava pijar yang lebih meningkat.
Setidaknya, lava sudah menurun ke badan gunung sepanjang 1 km. Untuk menjaga keamanan semua pihak, jalur pendakian ditutup untuk umum.
Sejauh ini, sudah terjadi 13 lava pijar di Gunung Semeru.
5. Ada gempa guguran dan gempa awan panas
Pengamatan visual dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG) menunjukkan, terlihat ada kenaikan jumlah gempa guguran dari kontraksi Gunung Semeru.
Selain itu, terlihat beberapa kali awan panas yang keluar saat guguran terjadi. Hal ini diakibatkan karena adanya ketidakstabilan kubah lava di bagian puncak.
6. Potensi bencana yang mengintai
Meski masih ada di Level II waspada, bencana ini bisa jadi ancaman bahaya bagi masyarakat di sekitarnya.
Seperti, adanya lontaran batuan pijar di sekitar puncak. Selain batuan, ada juga lontaran abu yang bisa membuncah jauh dan lebih parah dengan tambahan kecepatan angin.
Sedangkan saat terjadi hujan, bisa mengakibatkan lahar yang tercampur ke sepanjang aliran sungai dengan hulu di daerah puncak.
Itulah efek yang terasa saat adanya Gunung Semeru yang meletus. Jaga keselamatan bersama, ya!
Baca juga:
- Merapi Meletus Lagi, Ini Dampak Abu Vulkanik Bagi Kesehatan Ibu Hamil
- Demi Keselamatan, Orangtua Perlu Edukasi Anak Soal Siaga Bencana Alam
- 8 Benda yang Wajib Ada di Dalam Tas Bencana