Kenapa Korban Kekerasan Seksual Mengungkap Pengalamannya di Sosmed?
Meski efektif, cara ini merupakan pisau bermata dua
14 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain bercerita pada teman yang bisa dipercaya, banyak juga korban kekerasan seksual menceritakan kisahnya di sosial media. Kira-kira apa alasannya?
Tidak semua orang berani untuk berbicara pada orang lain, apalagi ke wadah umum perihal pengalamannya terhadap kekerasan seksual. Namun, adakalanya mereka berani dan memutuskan untuk bicara di media sosial.
Hal ini dilakukan atas berbagai pertimbangan. Yang pasti, ada beragam reaksi yang mungkin didapat.
Untuk itu, Popmama.com akan menjabarkan alasan kenapa korban kekerasan seksual menceritakan kisahnya dimedia sosial.
1. Merasa tidak percaya dengan proses hukum
Tuani Sondang, Staf Pelayanan Hukum LBH Apik Jakarta mengungkapkan alasan kenapa para korban memilih sosial media untuk bercerita.
"Kenapa? Karena banyak yang tidak percaya dengan proses hukum," ujarnya dalam acara Webinar Seksual: Perspektif Klinis dan Hukum serta Penanganannya, Selasa (29/6).
Beberapa kendala yang sering terjadi dalam penanganan kasus kekerasan seksual adalah menuntut adanya saksi yang mengetahui kejadian, alat bukti yang cukup (minimal 2), dan menggunakan cara konfrontasi korban dengan pelaku.
"Kalau tidak ada bukti dan saksi, laporan bisa ditolak," ujarnya.
Inilah kenapa beberapa orang yang mengalami kekerasan seksual memilih jalan mengungkap di sosial media.
Editors' Pick
2. Mendapat respon lebih dari aparat penegak hukum
Saat viral dan menarik perhatian banyak orang, tentu hal ini jadi lebih mudah dilirik dan ditangani oleh para aparat keamanan.
"Akhirnya, aparat penegak hukum cepat merespon dan menawarkan perlindungan," lanjutnya.
Jika melaporkan langsung, kadang masih ditemukan juga sikap aparat penegak hukum yang tidak berperspektif korban. Di mana, mereka memperlakukan korban sebagai objek bukan subjek yang harus dihormati hak-hak hukumnya.
Dengan menjadi viral, tentu banyak mata yang juga mengawasi sehingga segala tindakannya jadi lebih berhati-hati.