6 Tahapan Seseorang dalam Menghadapi Stres
Penting sekali untuk mengetahuinya, Ma
5 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa seperti ini, makin banyak orang mengatakan bahwa dirinya merasakan stres. Lalu, seperti apa sebenarnya tahapan seseorang menghadapi stres? Popmama.com punya jawabannya.
Ada 6 tahapan yang terjadi pada seseorang yang menghadapi masalah berat. Tidak semua orang bisa melewati semua tahapannya.
Dalam acara Inspiring Glow Session Be Productive and Less Stress During Crisis, Analisa Widyaningrum, Psikolog & CEO Analisa Personality Development Center berbagi cerita mengenai stres.
Menurutnya, stres memiliki 6 tahapan yang dilalui. Apa saja?
1. Yang pertama, kamu akan syok
Menurut American Psychological Association, stres adalah persepsi psikologi maupun fisiologis ketika menghadapi tekanan baik dari internal maupun eksternal yang melibatkan seluruh sistem tubuh, perasaan, dan perilaku seseorang.
Menurut Ana, saat pertama kali menghadapi stres, kebanyakan orang akan merasa kaget atau syok.
Ini merupakan reaksi alami seseorang dalam menghadapi sesuatu yang ekstrem. Di tahap ini, penting sekali untuk mengetahui apa sumber syok kamu.
2. Selanjutnya, menolak kenyataan atau denial
Saat kamu denial terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan, sebenarnya ini adalah hal yang wajar.
"Kalau menghadapi hal yang mengagetkan, orang akan mengatakan, ah gapapa gak masalah kok. Atau, di awal pandemi, pasti kita komentar, gapapa paling cuma sebentar ini keadaannya," tutur Ana.
Di tahap ini, kamu sebenarnya sudah tahu masalahnya apa. Hanya saja, belum siap menerima kenyataan. Momen denial sebaiknya diterima dengan baik, agar bisa melanjutkan ke tahapan selanjutnya.
Editors' Pick
3. Melangkah ke frustasi atau penerimaan diri
Setelah sekian lama menghadapi pandemi yang tak kunjung selesai juga, kamu mulai merasa frustasi. Biasanya disebabkan karena tertekan karena keadaan tidak kunjung membaik atau malah makin parah.
Di tahap ini, kamu bisa memilih apakah ingin terus merasa frustasi, atau mengubahnya menjadi penerimaan diri.
Kamu bisa mulai menyadari bahwa keadaan ini sebenarnya tidak baik-baik saja. Di titik ini, kamu sebaiknya menyadari bahwa sedang mengalami stres dan frustasi sebagai tandanya.
4. Kemudian memilih untuk jadi depresi atau menerima kenyataan
Semakin terlarut dalam frustasi, maka kamu akan tercebur lebih dalam ke dalam lubang depresi. Banyak efek samping depresi yaitu masalah yang berlarut, halusinasi, kecemasan berlebih, dan lainnya.
Jika bisa diselesaikan dalam waktu 2 minggu, berarti kamu bisa melangkah maju untuk menerima kenyataan. Sedangkan jika depresi dialami sampai 6 bulan dan tak menghilang, ini bisa dikatakan sebagai gangguan. Segera cari pertolongan profesional untuk menyelesaikannya.
Di tahap ini, kamu bisa memilih antara mau menerima dan melanjutkan hidup atau melanjutkan berlarut dengan depresi. Semakin kuat penerimaan diri seseorang, ia bisa lebih besar hati menerima perubahan dan memulai langkah baru.
Meski terseok dan tidak tegap, namun setidaknya kamu melangkah maju untuk keluar dari keterpurukan.
5. Kemudian, mencari tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya
Tidak semua orang bisa sampai di tahap ini. Di mana kamu bisa mengetahui sumber masalah dan menyadari bahwa diri sedang tidak baik-baik saja.
Kamu boleh mengatakan masalah dan kesusahan kamu kepada orang terdekat dan terpercaya untuk menjabarkan perasaan. Di titik ini, kamu sudah mulai berdamai dengan kenyataan dan mencari langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk melanjutkan hidup.
Jika butuh melakukan brainstorm, lakukanlah. Pikirkan berbagai kemungkinan yang bisa dilakukan untuk membuat keadaan diri dan sekitar lebih baik. Suka tidak suka, inilah keadaan yang harus dihadapi.
Jika kamu bisa sampai tahap ini, selamat!
6. Langkah terakhir, menentukan pilihan
Ini adalah tahap terakhir dalam menghadapi tekanan dan stres. Bisa dikatakan, ini adalah garis akhir dan kamu sudah menang melawan dan menerima kenyataan yang mungkin tidak sesuai dengan bayangan.
Di titik ini, kamu mulai belajar untuk beradaptasi dengan keadaan yang baru. Seperti contoh di masa pandemi ini, bisa tidak bisa, kamu mulai belajar untuk bekerja di rumah, atau menemani anak belajar di rumah.
Pada tahapan ini, kamu sudah mulai bisa melihat segalanya dengan pandangan yang lebih positif. Dengan hadirnya rasa positif di dalam tubuh, akan mempengaruhi suasana hati yang akan jadi lebih stabil dan kuat dalam menghadapi tantangan hidup selanjutnya.
Menurut Ana, stres adalah tanda sebuah perubahan dan dalam hidup, seseorang harus mengalami perubahan untuk terus berkembang.
Baca juga:
- Bisa Stres, Ketahui 5 Tanda Orangtua Terlalu Banyak Menuntut Anaknya
- Mulai Stres? Ini 6 Hobi yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental!
- Tak Hanya Memicu Stres, Ini 5 Efek Buruk Kurang Minum Air Putih