Ternyata, Beberapa Tenaga Kesehatan Kena Corona dari Luar Rumah Sakit
Oleh karena itulah, keberadaan rumah singgah dan transportasi khusus sangat penting
19 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama ini, banyak orang menjauhi tenaga kesehatan karena dianggap sebagai pembawa virus. Padahal, jika ada yang positif, ada saja yang tertular berasal dari luar RS. Bagaimana bisa? Popmama.com akan menjabarkannya untuk kamu.
Karena edukasi yang masih minim, banyak orang yang menganggap mereka yang bekerja di rumah sakit itu berbahaya. Apalagi para tenaga kesehatan yang bersinggungan langsung dengan pasien positif corona.
Oleh karena itulah banyak hal buruk yang menimpa para nakes di Indonesia. Padahal, mereka garda terdepan dalam melawan Covid-19.
Nyatanya, beberapa nakes bahkan terkena corona bukan di rumah sakit, melainkan di luar Rumah Sakit. Seperti apa kisahnya?
1. Beberapa nakes di RS Persahabatan terkena corona yang berasal dari luar rumah sakit
Direktur Utama RSUP Persahabatan, Rita Rogayah, mengatakan bahwa beberapa tenaga kesehatan di sana terpapar virus corona. Setelah ditelusuri, ternyata sumber paparannya bukan dari rumah sakit.
"Mereka terpapar virus corona saat sedang pulang atau sedang berada di luar rumah," tuturnya dalam konferensi pers virtual bersama Pfizer Foundatio dan Habitat for Humanity Indonesia.
Jika selama ini banyak orang khawatir dan takut berdekatan dengan para tenaga kesehatan, lebih baik pertimbangkan ulang. Ini dikarenakan, mereka telah menjalani protokol kebersihan yang maksimal.
Editors' Pick
2. Protokol kebersihan yang dilakukan para nakes
Dalam menjaga keamanan diri dari paparan virus, para nakes di rumah sakit benar-benar menjalankan protokol kebersihan yang luar biasa.
Dr Rita melanjutkan, keamanan yang dilakukan di rumah sakit sangat maksimal. Mereka diberikan APD siap pakai yang sudah bersih. Saat dipakaikan, mereka menjalankan protokol yang detil.
Begitu juga setelah dipakai, mereka langsung membukanya sesuai protokol.
"Kami selalu mengganti semua baju yang telah kami pakai bersama APD. Kemudian, kami mandi untuk membersihkan diri," tambah perawat pasien Covid-19 di RSUP Persahabatan dalam kesempatan yang sama.
Tidak sampai situ saja, mereka juga mandi sebelum jalan pulang dari rumah sakit. Sampai di tempat singgah untuk istirahat, para nakes ini juga langsung mengganti semua baju dan kembali mandi.
Dengan begini mereka bisa yakin telah maksimal menjaga diri dari kemungkinan terpapar virus.
3. Pentingnya menjaga kesehatan para tenaga medis
Bisa dibilang, tenaga kesehatan memiliki peranan besar dalam usaha penanganan Covid-19. Jika mereka jatuh sakit karena kewalahan menangani pasien atau karena kesehatan yang diabaikan, maka penanganan corona bisa berantakan.
"Penting sekali untuk tetap menjaga kesehatan para nakes. Maka dari itu, kami penuhi dengan asupan makanan sehat dan menjaga mereka dari paparan virus di luar rumah sakit," ujar Rogayah.
Maka dari itu, muncullah gerakan 'Sheltering Those Who Care for Us' yang dilakukan oleh Pfizer Foundation dan Habitat for Humanity Indonesia, serta dukungan dari American Chamber Indonesia.
"Banyak nakes yang mempertaruhkan nyawanya melayani pasien Covid-19 namun tidak mendapat waktu dan tempat istirahat yang berkualitas. Diharapkan, bantuan ini bisa berguna untuk mereka," ujar Country Manager Pfizer Indonesia dan Cluster Lead Pfizer Vietnam, Indonesia, Pakistan dan Singapura, Anil Argilla.
4. Bantuan yang bisa diberikan untuk para tenaga kesehatan
Saat ini, sudah banyak yang memberikan APD untuk para nakes. Selain APD, banyak juga yang menyumbangkan makanan dan minuman sehat sarat gizi untuk menjaga kesehatan para tenaga medis.
Satu yang tak kalah penting adalah tempat singgah untuk istirahat yang nyaman dan aman. Program ini menyediakan tempat singgah bagi 1.200 nakes yang tersebar di Jakarta dan Surabaya dengan mempertimbangkan zona penyebaran covid-19.
Tak hanya itu, ada juga transportasi gratis yang diperuntukkan bagi para nakes.
Nakes ini terdiri dari dokter, perawat, lab, nutrisionis, dan beberapa tenaga pendukung yang bersentuhan langsung dengan kasus corona seperti supir ambulans dan apoteker. Program ini akan berlangsung selama 30 hari ke depan.
5. Pertimbangan memberikan rumah singgah di hotel
Dalam program ini, tempat singgah yang dipilih adalah hotel. Tentu dengan pertimbangan matang.
Mengapa hotel, karena hotel memiliki layanan 24 jam sehingga para nakes yang shift malam atau pagi bisa tetap dilayani kebutuhannya.
Selain itu, di hotel juga terdapat layanan makanan. Para nakes ini bisa langsung istirahat dan mendapat makanan sehat serta kebersihannya terjamin tanpa harus ke luar ruangan lagi.
Pertimbangan lainnya adalah lokasi hotel yang dipilih berdekatan dengan rumah sakit. Dengan begitu, para nakes bisa mudah mobilisasi dari RS ke tempat singgah.
Dr Rogayah mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu memperkuat garda terdepan dalam melawan corona.
"Mereka (para nakes) tak perlu bersentuhan dengan orang lain di kendaraan umum, bisa menginap di tempat aman dan nyaman, makannya terjamin, jadi mereka tetap kuat melayani para pasien," tuturnya.
Melihat efek dari program ini, ada banyak harapan agar bisa terus berlanjut.
"Semoga dengan dikenalnya program ini, jadi banyak orang yang tersentuh hatinya dan turut membantu agar programnya terus berlanjut sampai corona selesai," ujar Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia, Susanto Samsudin dalam kesempatan yang sama.
Baca juga: