Transplantasi Jantung Babi ke Manusia Pertama Kali Berhasil Dilakukan
Ini merupakan sejarah penting dunia
12 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Ini yang terjadi di AS, saat seorang pasien sekarat mendapat transplantasi dari jantung babi.
Setelah puluhan tahun mencari kemungkinan apakah organ tubuh hewan bisa dijadikan transplantasi untuk manusia, akhirnya hal itu terjawab di tahun 2021.
Sebuah operasi eksperimental dilakukan di AS. Seorang pasien pria yang tengah sekarat akhirnya mendapat transplantasi jantung dari babi yang telah dimodifikasi secara genetik.
Seperti apa detail beritanya? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama.
1. Merupakan prosedur pertama dan berhasil
Para peneliti dan tim dokter dari University of Maryland School of Medicine, AS, untuk pertama kalinya berhasil melakukan transplantasi jantung babi ke manusia. Proses transplantasi ini dinamakan xenotransplantasi.
Dengan jantung babi yang telah dimodifikasi secara genetik, proses transplantasi ini berhasil dilakukan. Dengan begitu, menunjukkan bahwa jantung hewan yang dimodifikasi bisa berfungsi seperti jantung manusia tanpa ada penolakan langsung oleh tubuh.
Profesor Bedah Transplantasi, Bartley P Griffith, yang juga terlibat dalam operasi tersebut mengungkapkan bahwa seluruh transplantasi dilakukan tim dokter dengan sangat hati-hati.
Meski baru pertama kali dilakukan di dunia, mereka optimis transplantasi tersebut bisa berjalan dengan sukses dan memberikan terobosan penting bagi penanganan pasien di masa depan.
Editors' Pick
2. Merupakan tindakan darurat karena pasien sekarat
Proses transplantasi ini diizinkan oleh Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) karena dalam kondisi darurat.
David Bennet (57), merupakan pasien penyakit jantung yang tengah sekarat. Tindakan ini dilakukan karena kondisi David tidak memenuhi syarat untuk melakukan transplantasi jantung konvensional.
"Ini merupakan operasi terobosan yang membawa kita selangkah lebih dekat dalam memecahkan krisis kekurangan organ. Sebab, selama ini kita masih kekurangan ketersediaan donor organ dalam manusia untuk memenuhi banyak pasien," demikian menurut Prof Bartley seperti dikutip dari situs resmi University of Maryland School of Medicine, Selasa (11/1).
3. Sang pasien sudah mengetahui tentang proses ini secara sepenuhnya
Sang pasien yang bernama David, telah dirawat di rumah sakit selama lebih dari 6 minggu dengan aritmia yang mengancam jiwa. Untuk bisa tetap hidup, tubuh David terhubung ke mesin bypass jantung-paru yang disebut oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO).
Karena aritmia yang dimilikinya, ia tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pompa jantung buatan. Ia juga tidak memenuhi syarat untuk masuk dalam daftar transplantasi.
Sebelum menerima transplantasi, David telah diberi tahu tentang risiko operasi tersebut bahwa itu masih eksperimental. Dengan kata lain, operasi bisa berhasil dan membawa kesembuhan bagi David, atau malah berujung kematian.
David yang tengah dalam kondisi kritis akhirnya menyetujui operasi tersebut yang berlangsung di malam Tahun Baru 2022.
4. Proses transplantasi yang merupakan puncak penelitian bertahun-tahun
Setelah menyetujui risiko tersebut, tim dokter mulai memodifikasi jantung babi secara genetik. Modifikasi ini disediakan oleh perusahaan obat regeneratif Revivicor.
Tim Bedah dipimpin oleh Bartley P Griffith dan Profesor Bedah Muhammad Mohiuddin. Setelah dimodifikasi, mereka mengeluarkan jantung babi dan meletakkannya di XVIVO Heart Box atau alat perfusi untuk menjaga jantung tetap awet hingga waktu operasi tiba.
Tim dokter dan ilmuwan University of Maryland School of Medicine juga menggunakan obat baru yang mengombinasikan dengan obat anti-penolakan konvensional.
Tim dokter akhirnya berhasil melakukan transplantasi jantung babi pertama di dunia setelah melewati operasi selama beberapa jam. Tubuh David bisa menerima organ asing dengan baik setelah 3 hari pasca-operasi. Sampai saat ini, tim dokter terus memantau perkembangan medis tersebut.
"Operasi ini merupakan puncak dari penelitian bertahun-tahun yang sangat rumit. Kami mengasah teknik ini pada hewan dengan waktu bertahan hidup mencapai lebih dari sembilan bulan. Prosedur operasi yang berhasil dapat memberikan informasi berharga untuk membantu tenaga medis meningkatkan metode yang berpotensi menyelamatkan pasien di masa depan," ujar Mohiuddin.
Bartley P Griffith dan Muhammad Mohiuddin serta tim peneliti lainnya telah menyempurnakan teknik bedah transplantasi hati babi ke primata non-manusia selama 5 tahun terakhir.
Keberhasilan xenotransplantasi bergantung pada kombinasi yang tepat dari modifikasi genetik pada babi donor eksperimental dan obat anti-penolakan, termasuk beberapa senyawa eksperimental.
Baca juga:
- 6 Artis yang Lakukan Transplantasi Rambut untuk Ubah Penampilan
- Penting! Ini Dia Pelayanan Transplantasi Ginjal saat Pandemi Covid-19
- Mengharukan! Anak ini Meninggal Saat Menanti Transplantasi Jantung