Penting! Ini Cara Membedakan Pilek Biasa, Influenza dan Virus Corona

Dikabarkan virus Corona awalnya tersebar berasal dari sup kelelawar, ngeri!

11 September 2020

Penting Ini Cara Membedakan Pilek Biasa, Influenza Virus Corona
Freepik
Ilustrasi

Pergantian musim atau pancaroba sedang berlangsung. Mungkin belum waktunya, karena hujan juga masih terus turun. Di tambah lagi saat ini sedang Imlek dan curah hujan pun masih tinggi.

Wabah influenza di Indonesia sedang tinggi. Jika kamu pergi ke rumah sakit saat ini, beberapa diantaranya memiliki keluhan yang sama, batuk, pilek, dan demam.

Tersiar kabar menakutkan mengenai virus Corona atau virus Wuhan.  Penyakit-penyakit ini terkait dengan sistem pernapasan dan tampaknya memiliki gejala yang sama. 

Jadi, jika kamu atau keluarga jatuh sakit, lalu bagaimana cara mengetahui penyakit apa yang sedang dialami? Lagipula, flu biasa juga sangat mirip dan belum tentu kamu segera pergi ke rumah sakit karena keluhan penyakit seperti pilek atau influenza kan?

Menurut China Press, ada perbedaan yang jelas antara flu biasa, influenza dan virus Corona yang baru ini sedang diberitakan.

Masa inkubasi untuk virus corona rata-rata sekitar tujuh hari tetapi gejalanya dapat muncul kapan saja dari dua hingga tiga hari atau bahkan hingga 12 hari setelah infeksi. 

Berikut Popmama.com sebutkan beberapa perbedaan gejala pilek biasa, influenza dan virus Corona yang harus kamu ketahui.

1. Pilek biasa

1. Pilek biasa
Freepik/User16298023

Pilek biasa umumnya terjadi ketika kamu terkena infeksi virus pada hidung dan tenggorokan, yaitu pada saluran pernapasan atas yang biasanya ini dinyatakan tidak berbahaya. 

Kamu biasanya akan mengalami gejala berikut ini:

  • pilek atau hidung tersumbat, 
  • sakit tenggorokan, 
  • batuk, 
  • sedikit sakit tubuh dan persendian,
  • sakit kepala ringan, 
  • bersin,
  • demam ringan. 

Setelah dua atau tiga hari lendir (ingus)  mungkin akan menjadi lebih tebal atau mengental dan berwarna kuning atau hijau. 

Pilek biasanya sembuh dalam lima hingga tujuh hari. Supaya kondisi bisa cepat membaik, kamu perlu minum obat dan istirahat yang ekstra.

Editors' Pick

2. Influenza

2. Influenza
Freepik/yanalya

Influenza menyerang tubuh secara tiba-tiba dan berbeda dari pilek. Ini lebih berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan kematian. 

Beberapa gejala yang umum dihadapi oleh penderita influenza adalah sebagai berikut:

  • demam tinggi hingga 40 ° C, 
  • menggigil,
  • batuk, 
  • kelelahan, 
  • sakit tenggorokan, 
  • mual bahkan bisa disertai muntah,
  • sebagian mengalami keluhan diare, 
  • kesulitan bernapas, 
  • sakit kepala, 
  • mata kering,
  • mengalami ruam.

Jika tidak diobati, situasinya dapat memburuk menjadi pneumonia. Segera pergi temui dokter untuk mendapatkan obat yang tepat.

3. Virus Corona (2019-nCoV)

3. Virus Corona (2019-nCoV)
Freepik/kjpargeter

Gejala infeksi virus Wuhan atau virus corona agak berbeda. Berikut gejala yang mungkin ditemui:

  • gejala gangguan pernapasan umum disertai demam, 
  • batuk kering, 
  • sesak napas dan kesulitan bernafas. 

Namun pada penderita Corona, terkadang tidak ada demam. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat memburuk menjadi pneumonia, sindrom pernafasan akut yang parah, gagal ginjal dan bahkan kematian.

Jika kamu mengalami gejala di atas dan baru saja kembali dari Wuhan atau bagian lain Cina, atau melakukan kontak dengan siapa saja yang baru saja bepergian ke China maka waspadalah dan periksakan diri kamu ke dokter segera.

Pantau kesehatan kamu selama 14 hari untuk melihat apakah gejalanya masih ada dan segera pergi ke rumah sakit jika ada. 

Jika tidak, pergilah ke dokter jika merasa tidak yakin karena mereka memiliki tes yang lebih akurat untuk mendiagnosis penyakit kamu.

Cara Mencegah Penularan Virus Corona yang Tepat

Cara Mencegah Penularan Virus Corona Tepat
Popmama.com/Bima Bintoro
This article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media

Untuk melindungi diri dari virus, pastikan untuk mempraktikkan kebersihan yang baik. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air hangat. Biasakan cuci tangan di bawah air mengalir. 

Ingatlah untuk menggosok setidaknya selama 20 detik. 

Gunakan sanitiser berbasis alkohol jika air tidak tersedia dan tutupi mulut dan hidung  saat batuk atau bersin dengan tisu. Buang tisu itu ke tempat sampah. 

Jaga jarak dari siapa pun yang sakit atau batuk dan selalu memasak makanan kamu dengan saksama hingga matang.

Para ahli menyarankan bahwa masker bedah lebih efektif dalam mencegah penyebaran virus corona dibandingkan dengan masker N95, demikian laman Straits Times melaporkan. 

Laporan tersebut menyatakan bahwa masker bedah lebih praktis karena membantu untuk memblokir tetesan partikel besar dan memerciki mencapai mulut dan hidung pemakai dan sebaliknya.

Sementara masker N95 sebelumnya digunakan untuk situasi kabut asap dan ketika dipakai dengan benar, seharusnya orang tersebut sulit bernapas.

Jika kamu bernapas dengan nyaman dalam masker N95, mungkin kamu salah memakainya dan tidak ada perlindungan jika salah saat memakainya.

Ular dan Kelalawar Penyebar Virus Corona

Ular Kelalawar Penyebar Virus Corona
Chinapress.com.my

Kabar terbaru yang disampaikan oleh World of Buzz bahwa ular di pasar daerah Wuhan didapati mengandung virus Corona. Itu karena ular sering memakan kelelawar. 

Berikut penjelasan mengapa kelelawar adalah hewan yang paling berkontribusi atas tersebarnya virus Corona di Wuhan.

Virus corona baru dari Wuhan, Cina telah dilacak dan dikatakan berasal dari pasar yang menjual satwa liar secara ilegal, demikian dilaporkan menurut Reuters.

Gao Fu, direktur jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mengatakan bahwa virus baru ini hampir 70% mirip dengan virus SARS, yang berasal dari kelelawar.

Karena itu, para ilmuwan berspekulasi bahwa kelelawar juga bisa menjadi sumber virus Corona yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Ini tentu saja hanya spekulasi karena banyak ilmuwan memiliki teori yang berbeda tentang bagaimana coronavirus muncul.

Meski demikian, tetap waspada Ma. Cukupi konsumsi dengan bahan makanan yang semestinya. Hewan ekstrim mungkin bukan pilihan yang tepat untuk dijadikan bahan makanan demi kesehatan keluarga. Setuju kan?

Baca juga:

The Latest