Menteri Bintang Puspayoga: Perempuan Juga Bisa Topang Ekonomi Keluarga
Inilah salah satu upaya untuk mengurangi kekerasan dalam sebuah keluarga
9 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perempuan juga bisa berperan dalam menopang ekonomi keluarganya. Dengan begitu, perempuan bisa memiliki bargaining position di mata keluarga dan masyarakat.
Melalui Program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang muda, perempuan dari keluarga prasejahtera bisa ikut berperan dalam menopang ekonomi keluarga mereka.
Untuk mendukung secara teknis, KPPPA membuat program dan pendampingan bagi para perempuan.
Berikut Popmama.com sampaikan berita terkini program KPPPA.
Editors' Pick
1. Program Pahlawan dan Pejuang Muda
Program Pahlawan dan Pejuang Muda sudah dilakukan sejak tahun 2010. Hingga kini, KPPPA turut mendorong agar para perempuan bisa berperan aktif dalam menyokong perekonomian dalam rumah tangga.
"Pendampingan pada Program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda merupakan pola yang luar biasa. Hal ini seirama dengan salah satu prioritas arahan Presiden Joko Widodo kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) untuk memberdayakan perempuan di bidang kewirausahaan.
"Selama ini, kekerasan terhadap perempuan terjadi salah satunya karena faktor ekonomi. Jika perempuan sudah bisa menopang ekonomi keluarganya, maka perempuan mempunyai bargaining position di mata keluarga dan masyarakat," tutur Menteri PPPA, Bintang Puspayoga saat berdialog dengan para peserta Program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda dalam kunjungannya di Surabaya, Jawa Timur.
2. Program diinisiasi oleh Bu Risma
Program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda awalnya diinisiasi oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Mulanya berfokus pada pemberdayaan ibu rumah tangga dari keluarga prasejahtera yang ada di Surabaya.
Salah satu anggota Program Pahlawan Ekonomi, Nenek Za'i (63) bercerita mengenai kisah suksesnya dalam memproduksi Kue Lapis Surabaya yang bisa membuatnya mandiri secara ekonomi.
"Awalnya saya hanya memproduksi kue biasa yang dijual dengan cara dititipkan di warung kelontong. Saya memiliki prinsip tidak ingin mengharapkan belas kasih dari anak dan cucu saya. Akhirnya, pada 2010 saya bergabung dengan Program Pahlawan Ekonomi," kenang nenek Za'i.
"Awalnya, saya pun tidak langsung bisa memproduksi kue lapis Surabaya seperti saat ini. Namun saya pantang menyerah dan terus mencoba. Akhirnya pada 2012 saya berhasil memproduksi Kue Lapis Surabaya dan mampu meningkatkan pendapatan saya," cerita Nenek Za'i.
Baca juga: KPPPA: Demi Kesejahteraan Keluarga, Perempuan Pahami Literasi Keuangan