Kemenkes Ungkap Gejala Cacar Monyet dari Hari ke Hari, Muncul Ruam
Masa inkubasi cacar monyet dalam tubuh manusia kurang lebih selama 5-13 hari atau 5-21 hari
28 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit yang disebabkan karena virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Hingga saat ini, penyakit cacar monyet belum ditemukan di Indonesia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI), dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan bahwa penyakit cacar monyet bisa menular dari hewan ke hewan, hewan ke manusia, hingga manusia ke manusia.
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum informasi terbaru mengenai penyakit cacar monyet berdasarkan situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Yuk, simak beberapa fakta di bawah ini secara lebih detail!
Editors' Pick
1. Masa Invasi (0-5 hari): demam dan sakit kepala
Mohammad Syahril menjelaskan bahwa masa inkubasi cacar monyet terjadi kurang lebih selama 5-13 atau 5-21 hari. Lebih lanjut, ia juga mengatakan terdapat gejala cacar monyet yang tampak dari hari ke hari.
Gejala cacar monyet ini terbagi menjadi dua periode, yaitu masa invasi 0-5 hari dan masa erupsi 1-3 hari. Selama masa invasi, penderita akan merasakan gejala berupa demam tinggi, sefalgia atau sakit kepala berat, limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening.
Bukan hanya itu, penderita juga umumnya merasakan gejala myalgia atau nyeri otot, serta astenia atau badan lemas.
"Ini yang khasnya, yaitu demam tinggi, kemudian sakit kepala yang berat, dan ada benjolan pembesaran kelenjar limfe di leher, ketiak, atau selangkangan, dan ada sakit-sakit otot termasuk pegal-pegal," kata Syahril.
2. Masa erupsi (1-3 hari): muncul ruam-ruam pada kulit
Setelah masa invasi, terdapat masa erupsi yang terjadi setelah demam selama 1-3 hari. Masa ini ditandai dengan munculnya ruam-ruam pada kulit.
Lebih lanjut Syahril juga menambahkan bahwa ruam paling banyak terjadi pada wajah, yaitu sekitar 95 persen.
Selain itu, ruam juga terjadi di telapak tangan dan kaki (75 persen), mukosa (70 persen), alat kelamin (30 persen), serta selaput lendir mata (20 persen).
3. Kemenkes siapkan laboratorium untuk mendeteksi penyakit cacar monyet
Meskipun belum ditemukan di Indonesia, namun Kementerian Kesehatan telah menyiapkan laboratorium untuk mendeteksi dini wabah monkeypox.
Terdapat dua laboratorium yang disiapkan, yaitu Lab Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor, dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, BKPK, Jakarta.
Demikian informasi terbaru mengenai gejala cacar monyet. Setelah mengenali gejalanya, pastikan Mama dan Papa lebih meningkatkan protokol kesehatan keluarga, ya.
Baca juga:
- Kemenkes Ungkap Karakteristik Cacar Monyet, Bisa Sembuh Sendiri
- Cacar Monyet Terdeteksi di Singkawang, Kenali Tanda dan Gejalanya
- Virus Cacar Monyet Ditemukan dalam Air Mani 4 Pasien Laki-Laki