Kemenkes Ungkap Karakteristik Cacar Monyet, Bisa Sembuh Sendiri
Juru Bicara Kemenkes menjelaskan bahwa cacar monyet bisa sembuh sendiri karena tidak terlalu berat
27 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain virus corona, penyakit cacar monyet kini tengah menjadi perbincangan masyarakat Indonesia. Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit yang disebabkan karena virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).
Kasus penyakit cacar monyet ini pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan. Hngga kini wabah cacar monyet telah meluas di berbagai negara. Lebih dari 1.600 kasus dilaporkan ada di 39 negara pada tahun ini.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menjelaskan bahwa cacar monyet bisa menular dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia.
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta mengenai karakteristik cacar monyet berdasarkan situs resmi Kemenkes RI.
Yuk, simak penjelasannya secara lebih detail!
1. Penularan dari hewan ke manusia melalui cairan tubuh
Mochamad Syahril mengatakan bahwa cacar monyet dapat menular dari hewan ke manusia melalui cairan tubuh. Terutama bagian tubuh yang terdapat cacar, seperti di sekitar muka atau tubuh hewan lainnya.
Selain itu, penularan ke manusia bisa terjadi melalui daging hewan tersebut yang tidak dimasak secara matang.
“Kalau dari hewan ke manusia penularannya melalui kontak langsung antara hewan dan manusia,” kata Mochamad Syahril, Jumat (24/6/2022).
Editors' Pick
2. Sementara itu, penularan dari manusia ke manusia bisa melalui udara
Penularan monkeypox ini juga bisa terjadi dari manusia ke manusia lainnya melalui udara, cairan tubuh atau cacar yang ada di muka, mulut, tangan, maupun badan. Menurut Syahril, kontak langsung juga bisa menularkan melalui saluran napas atau terjadi droplet.
“Ini juga bisa menjadi sumber penularan dan juga ada penularan dari ibu ke bayi melalui transmisi atau plasentanya,” ucap Syahril.