Mendominasi Kasus Covid-19, Catat 3 Gejala Umum Omicron BA.5
Omicron subvarian BA.5 yang memiliki banyak mutasi, sehingga lebih cepat proses penularannya
14 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Virus Corona subvarian Omicron BA.5 telah mendominasi penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia. Tak hanya di Indonesia, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengungkapkan subvarian Omicron BA.5 juga mendominasi di Amerika.
Para ahli mengatakan subvarian BA.5 ini bisa menyebar dengan cepat dibandingkan jenis subvarian lainnya. Namun, tidak perlu khawatir karena gejala dari virus corona subvarian baru ini tidak terlalu parah dibandingkan jenis lainnya.
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa fakta terbaru dari virus corona Omicron subvarian BA.5.
Yuk, simak penjelasannya!
1. Ada 3 gejala umum pasien subvarian Omicron BA.5
Para ahli menjelaskan bahwa gejala subvarian Omicron BA.5 mirip dengan jenis Omicron lainnya. Namun, gejala subvarian ini tidak terlalu parah dibandingkan subvarian lainnya.
Secara umum, gejala yang banyak dikeluhkan pasien terinfeksi subvarian Omicron BA.5 ini, yaitu pilek, sakit tenggorokan, dan bersin. Sedangkan untuk gejala lainnya, seperti demam, menggigil, dan batuk juga masih dikeluhkan oleh pasien.
Gejala kehilangan kemampuan penciuman juga jarang terjadi pada kasus subvarian Omicron BA.5. Kemungkinan gejala ini mengindikasikan virus corona telah memengaruhi sistem saraf manusia.
Namun, beberapa gejala tersebut tidak sering dialami dibandingkan varian virus corona lainnya.
Editors' Pick
2. Ahli menemukan, subvarian Omicron BA.5 memengaruhi saluran pernapasan bagian atas
Menurut para ahli di University of Coloradi, subvarian Omicron BA.5 lebih memengaruhi saluran pernapasan bagian atas. Gejala sakit tenggorokan dan hidung tersumbat menandakan bahwa virus telah masuk ke hidung dan saluran pernapasan.
Namun, subvarian Omicron ini cenderung tidak memengaruhi paru-paru dibandingkan dengan varian virus corona lainnya.
3. Tingkat keparahan subvarian Omicron BA.5 menurun
Ahli epidemiologi di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Dr David Dowdy, juga menjelaskan tingkat keparahan subvarian Omicron BA.5 kemungkinan menurun.
Sebab, gejala yang muncul masih tergolong mirip dengan subvarian Omicron yang lain. Hal ini juga dipengaruhi oleh antibodi yang terbentuk dalam tubuh, bisa yang berasal dari vaksinasi maupun infeksi alami yang terjadi sebelumnya.
4. Omicron subvarian BA.5 terus mengalami mutasi
Lebih lanjut, virus corona jenis Omicron BA.5 ini juga diketahui terus mengalami mutasi. Hal ini juga yang menyebabkan munculnya subvarian baru, yaitu BA.1, BA.2, BA.3, BA.4, dan BA.5.
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan mengatakan bahwa kemungkinan mutasi virus akan selalu ada.
Lantaran sudah banyak subvarian dari Omicron, seperti BA.4 dan BA.5 yang muncul serta menyebar di berbagai negara dunia.
5. Masa isolasi pasien Omicron BA.5 sekitar 5-10 hari
Erlina Burhan juga menambahkan bahwa seseorang dinyatakan sembuh apabila tes Covid-19 menunjukkan hasil negatif. Kemudian untuk masa isolasi biasanya sekitar 5-10 hari.
Apabila masa isolasi telah selesai, seseorang biasanya dianggap sudah sembuh dari Covid-19. Namun untuk memastikan sudah sembuh atau belum, Mama bisa melakukan tes Covid-19 kembali di fasilitas pelayanan kesehatan.
"Sembuh kalau sudah negatif. Isolasi biasanya 5-10 hari. Setelah isolasi biasanya dianggap sembuh," tuturnya.
Demikian informasi terbaru dari Omicron subvarian BA.5. Pastikan mama sekeluarga selalu menerapkan protokol kesehatan di rumah maupun di luar rumah, ya.
Baca juga:
- Ciri-Ciri Gejala Omicron Varian Baru, Bukan Cuma Sakit Tenggorokan
- Kian Bertambah, Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Diprediksi Puncaknya Juli
- Waspada, Ini Gejala Omicron BA.4 & BA.5 yang Banyak Dikeluhkan