Air Mata di Bulan Juli, Penyair Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia
Ada banyak doa mengiringi kepergiaan Sapardi Djoko Damono
19 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Air mata di bulan Juli kembali jatuh selepas kepergian pelawak Omaswati atau yang akrab disapa Omas meninggal dunia pada Kamis, (16/7/2020) malam.
Kabar duka kali ini hadir dari sosok penyair Sapardi Djoko Damono. Sastrawan senior kelahiran Surakarta tersebut meninggal dunia, Minggu (19/7/2020) tepat pada pukul 09.17 WIB. di RS Eka BSD. Belum diketahui apa penyebab kematian penyair yang sangat produktif ini.
Jika Mama ingin lebih mengetahui berita kepergian dari Sapardi Djoko Damono, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Ada banyak doa dan cinta yang mengiringi kepergiaan beliau nih, Ma.
Editors' Pick
1. Kabar duka diawali dari cuitan @sahaL_AS di Twitter
Kabar duka meninggalnya Sapardi Djoko Damono bermula dari cuitan Akhmad Sahal melalui akun Twitter @sahaL_AS.
"Sugeng tindak, Penyair 'Hujan Bulan Juni' Sapardi Djoko Damono. Semoga husnul khatimah," tulis Akhmad Sahal, Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) di Amerika.
Barangkali hidup adalah doa yang panjang,
dan sunyi adalah minuman keras.
Ia merasa Tuhan sedang memandangnya dengan curiga.
Ia pun bergegas.
Tak hanya menuliskan ucapan belasungkawa saja, namun Akhmad Sahal juga menuliskan sepenggal kata-kata milik Almarhum.
Kata-kata tersebut diambil dari kutipan karya dari Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni.
2. Karya Sapardi Djoko Damono akan selalu menjadi kenangan tersendiri
Sapardi Djoko Damono menghembuskan napas terakhirnya di usia 80 tahun.
Beliau dikenal sebagai sastrawan yang aktif sejak tahun 1950-an sampai sekarang. Bahkan karya indahnya melalui sebuah kata-kata masih sering digunakan dan diunggah oleh banyak orang di media sosial.
Karyanya bukan hanya sajak dan puisi saja, melainkan juga esai serta cerita pendek. Setiap karya yang dituliskan memiliki penikmatnya masing-masing dan akan selalu dikenang.
Sebagai penyair yang sangat produktif, karya puisinya yang sangat legendaris yakni Hujan Bulan Juni dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari.
Hujan Bulan Juni bahkan sempat diadaptasi ke dalam sebuah lagu, komik, novel, dan akhirnya hadir di layar lebar.