Apa Itu Virus Zika? Begini Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya!
Kenali virus zika untuk menjaga kesehatan keluarga yuk, Ma!
22 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nyamuk termasuk salah satu hewan paling mematikan di dunia. Walau ukurannya kecil dibandingkan hewan lain, namun nyamuk dapat menularkan berbagai virus yang memakan cukup banyak korban setiap tahunnya.
Gigitan nyamuk Aedes aegypti tidak hanya menjadi penyebab demam berdarah saja, namun dapat menularkan virus zika melalui gigitannya.
Virus zika adalah penyakit menular yang disebarkan melalui gigitan nyamuk sebagai perantara. Jenis nyamuk Aedes aegypti menyebabkan seseorang mengalami demam, ruam, nyeri sendi dan sakit kepala. Virus zika ini masuk ke dalam kelompok virus flavivirus yang berasal dari keluarga yang sama dengan virus penyebab demam berdarah.
Virus ini tergolong berbahaya apalagi jika ibu hamil tertular akibat gigitan dari nyamuk.
Jika Mama ingin mengetahui lebih banyak mengenai informasi tentang virus zika, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Demi kesehatan keluarga disimak yuk, Ma!
1. Penyebab virus zika perlu diwaspadai karena nyamuk bisa menyebarkan penyakit ke orang yang masih sehat
Nyamuk Aedes aegypti memiliki peran besar terhadap penyebaran virus zika.
Nyamuk ini menyebarkan virus zika dengan cara mengisap virus dari orang yang terinfeksi, kemudian menularkannya ke orang yang masih sehat.
Dilansir dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), spesies nyamuk Aedes aegypti sangat aktif di siang hari dan berkembang biak di dalam maupun luar ruangan.
Walau umumnya virus ini ditemukan di daerah tropis, namun area yang penuh genangan air juga perlu diwaspadai karena menjadi sarang bagi Aedes aegypti.
Perlu Mama ketahui juga bahwa ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan seseorang dapat tertular virus zika, seperti transfusi darah, transplantasi organ dan hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman.
Selain itu, berkunjung ke negara yang terinfeksi virus zika juga dapat berpotensi terhadap penularan. Virus zika kebanyakan berada di Amerika Tengah, Selatan dan Oseania.
Editors' Pick
2. Apa saja tanda dan gejala seseorang terkena virus zika?
Virus zika seringkali tidak memperlihatkan gejala dan tanda yang khas. Bahkan mayoritas orang yang terinfeksi virus zika tidak mengalami gejala, sehingga penderita seolah masih merasa sehat dan baik-baik saja.
Kondisi ini dikarenakan setelah tergigit nyamuk Aedes aegypti, biasanya gejala baru akan muncul 3-12 hari dan masih bersifat ringan. Beberapa gejala virus zika yang perlu diketahui antara lain:
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan sendi
- Ruam pada bagian kulit
- Tubuh terasa lemah dan lelah
Usai merasakan gejala ringan, biasanya ini akan berlangsung selama beberapa hari.
Dilansir dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari 5 orang yang terinfeksi virus zika ini mungkin menjadi sakit.
3. Bagaimana cara untuk mendiagnosis virus zika?
Infeksi virus zika terbesar diduga terjadi berdasarkan gejala orang yang tinggal atau telah mengunjungi ke daerah dengan angka penularan virus cukup tinggi. Perjalanan ke daerah yang sedang terjangkit wabah zika memang cukup berisiko besar.
Maka dari itu, dalam mendiagnosis virus zika biasanya dokter akan bertanya mengenai riwayat perjalanan dan gejala yang sedang dirasakan oleh pasien.
Secara umum, ini dilakukan oleh dokter untuk membantu dalam mempersempit diagnosis karena gejala virus zika dapat menyerupai gejala beberapa penyakit lain. Apalagi gejala virus zika menyerupai dengue dan Chikungunya.
Kemudian, dokter akan melakukan tes darah atau urine untuk mendeteksi penyebaran virus zika yang ada di dalam tubuh pasien.
Jika pasien yang diduga terinfeksi virus zika yaitu ibu hamil, biasanya akan melakukan pemeriksaan lanjutan yang meliputi:
- USG kehamilan, sehingga mampu mendeteksi mikrosefali atau kelainan otak lainnya.
- Amniosentesis yang dilakukan dengan memasukkan jarum berlubang ke dalam rahim, sehingga dapat mengambil sampel cairan ketuban. Dari sampel ini, dokter bisa mendeteksi virus zika. Amniosentesis biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan yang dapat mendeteksi adanya kelainan genetik pada janin.
4. Bagaimana pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyebaran virus zika?
Pengobatan virus zika dapat berfokus pada upaya mengurangi penyebaran melalui gigitan nyamuk. Hal ini dikarenakan vaksin zika masih terus mengalami perkembangan.
Dalam mencegah gigitan nyamuk, ada banyak hal yang bisa dilakukan yaitu:
- Menggunakan lotion anti nyamuk agar terhindar dari penyebaran virus.
- Jika memungkinkan, gunakan kawat nyamuk pada bagian jendela atau pintu rumah.
- Bersihkan tempat penampungan air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Setidaknya bersihkan ini setiap satu minggu sekali, lalu tutuplah agar nyamuk tidak bertelur di dalam air.
- Bersihkan benda-benda bekas yang mungkin sudah tidak terpakai agar terhindar dari air tergenang. Benda-benda mulai dari ember, pot bunga atau wadah lain yang dapat menampung air sebaiknya dibersihkan agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
- Tanamlah beberapa tanaman yang dapat mengusir nyamuk di rumah, seperti lavender, serai, selasih rosemary hingga tanaman kecombrang.
Selain itu, pastikan untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi dan perbanyak minum untuk mencegah dehidrasi.
Bagi seseorang yang telah terinfeksi virus zika, ada baiknya untuk tetap menghindari gigitan nyamuk selama terjangkit virus. Apalagi perlu diketahui bahwa virus zika dapat bertahan lama di dalam darah penderita dan bisa menyebar kembali ke orang lain melalui gigitan nyamuk.
Itulah beberapa informasi mengenai virus zika yang perlu diketahui. Dengan informasi dan pengetahuan yang cukup, setidaknya Mama bisa menjaga kesehatan keluarga agar terhindar dari penyebaran virus zika.
Baca juga:
- Musim DBD, Ini 6 Cara Mengusir Nyamuk dari Rumah
- 7 Rekomendasi Minyak Telon Anti Nyamuk
- 10 Tanaman yang Dapat Mengusir Nyamuk di Rumah Kamu