Kenapa Bermain Media Sosial Bisa Membuat Orang Depresi?
Penggunaan media sosial memang perlu bijak, sehingga tidak mengganggu kesehatan mental
18 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Media sosial menjadi salah satu aplikasi yang sering sekali dibuka setiap harinya, bahkan ketika sedang memiliki waktu luang.
Tak jarang, beberapa orang bisa mempunyai akun media sosial lebih dari satu. Semakin banyak menggunakan berbagai aplikasi media sosial, maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kecanduan dan memiliki risiko buruk seperti depresi.
Penggunaan media sosial di kalangan masyarakat dunia saat ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi, apalagi jika ada media sosial jenis baru. Berdasarkan studi dari Journal of Social and Clinical Psychology menunjukkan adanya keterkaitan antara media sosial dengan depresi dan kesendirian.
Terkait dengan depresi, sebenernya ada beberapa faktor pemicu tersendiri ketika seseorang sedang menggunakan media sosial.
Jika Mama ingin mengetahui alasan di balik media sosial bisa memicu terjadinya depresi, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Disimak baik-baik untuk kesehatan mental diri sendiri dan keluarga yuk, Ma!
1. Media sosial bisa memfasilitasi peningkatan depresi pada setiap penggunanya
Dilansir dari Psychology Today, Lea Lis, MD yang merupakan seorang psikiater menjelaskan bahwa ada sebuah studi terkait penggunaan media sosial dengan depresi. Menurutnya ini bersifat korelasional, bukan kausasional.
Jika diartikan, maka hubungan antara media sosial dengan depresi itu bisa timbal balik.
Menurut Lea Lis, media sosial memang tidak secara langsung menyebabkan seseorang menjadi depresi. Hanya saja, media sosial bisa berpengaruh atau memfasilitasi peningkatan depresi karena berbagai faktor.
Walau interaksi media sosial menggunakan ruang maya, namun ada beragam kejadian yang bisa menganggu kesehatan mental seseorang.
Maka dari itu, Mama perlu ingat bahwa penggunaan media sosial yang tidak bijak akan mengakibatkan seseorang menjadi depresi.
Editors' Pick
2. Kebiasaan doomscrolling membuat pengguna media sosial menjadi depresi
Doomscrolling menjadi kecenderungan pengguna media sosial menjadi terus berselancar apalagi berusaha menelusuri berbagai kabar buruk.
Dilansir dari Health, doomscrolling atau doom surfing menjadi sebuah istilah baru yang digunakan bagi mereka yang terus mencari kabar buruk, membacanya dan merasakan rasa cemas serta ketakutan.
Rasa penasaran terhadap kabar buruk tersebut seolah tidak bisa dihentikan begitu saja. Ketika sudah mengetahuinya secara detail ada perasaan puas, namun bisa menganggu kesehatan mentalnya.
Rasa cemas, stres dan berujung depresi hanya akan menyebabkan imunitas tubuh menjadi menurun.