5 Jenis Obat Antidepresan yang Paling Umum dan Efek Sampingnya

Penggunaan obat antidepresan memang perlu selektif dan harus sesuai dengan anjuran dokter ya, Ma

5 Desember 2024

5 Jenis Obat Antidepresan Paling Umum Efek Sampingnya
Pixabay/1388843

Depresi menjadi salah satu permasalahan yang hadir pada setiap orang apalagi menyangkut gangguan suasana hati (mood). Biasanya depresi akan muncul ditandai dengan perasaan sedih yang begitu mendalam. 

Jika depresi dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang tepat, maka bukan tidak mungkin akan memperburuk keadaan. Tak hanya menurunkan produktivitas dan memperburuk komunikasi dengan orang lain saja, namun depresi dapat meningkatkan keinginan untuk bunuh diri. 

Saat depresi melanda, sebagian orang menggunakan antidepresan untuk memimalisir segala kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. 

Antidepresan adalah golongan obat yang mampu membantu untuk mengatasi depresi. Pemberian obat antidepresan dapat meningkatkan kadar serotonin atau senyawa pembawa rasa bahagia di dalam otak.

Setidaknya obat ini akan menyeimbangkan senyawa kimia alami dalam obat yang mampu memengaruhi suasana hati. Hanya saja, obat antidepresan tidak boleh dikonsumsi tanpa pengawasan atau resep dokter.

Jika ingin mengetahui jenis obat antidepresan yang paling umum dan efek sampingnya, kali ini Popmama.com telah merangkum secara detail.

Yuk Ma, simak jenis obat antidepresan yang perlu diketahui!

1. Antidepresan trisiklik (TCAs)

1. Antidepresan trisiklik (TCAs)
Freepik/xb100

Antidepresan trisiklik (TCAs) termasuk obat antidepresan yang tergolong sudah cukup lama beredar. Jenis ini umumnya diberikan untuk orang-orang yang tidak memperlihatkan perubahan gejala setelah mengonsumsi SSRI. 

Cara kerja trisiklik sebagai obat antidepresan, yakni dengan menghambat sejumlah neurotransmiter secara langsung. Tujuannya agar tidak kembali terserap dan mengikat reseptor sel saraf. 

Trisiklik seringkali banyak menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan jenis antidepresan lainnya. Efek samping yang umumnya muncul, seperti mulu kering, mengantuk, berkeringat, pandangan kabur hingga detak jantung menjadi tidak teratur. 

Contoh obat antidepresan trisiklik (TCAs) ini, antara lain doxepin (Deptran), amitriptyline (Endep) dan nortriptyline (Allegron).

Editors' Pick

2. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)

2. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Freepik/Racool_studio

MAOI termasuk obat antidepresan yang memiliki cara kerja tersendiri, yakni mampu menghambat enzim monoamine oxidase yang dapat menghancurkan epinefrin, serotonin dan dopamin.

Biasanya jenis antidepresan ini akan diberikan, apabila obat lain tidak membantu menghilangkan berbagai gejala yang sedang dirasakan. Hanya saja perlu diketahui bahwa obat antidepresan jenis MAOI akan menimbulkan interaksi dengan asupan makanan atau obat lainnya. 

Efek samping akan dirasakan jika mengonsumsi makanan, seperti keju, anggur dan asinan. Sebaiknya hindari jenis makanan tersebut ketika sedang ingin mengonsumsi MAOI. 

Beberapa efek samping yang terasa seperti pusing, sulit tidur, kenaikan berat badan hingga mengalami perubahan tekanan darah. 

Contoh obat antidepresan jenis MAOI, yakni selegiline dan phenelzine.

3. Noradrenaline and specific serotonergic antidepressants (NASSAs)

3. Noradrenaline and specific serotonergic antidepressants (NASSAs)
Pixabay/stevepb

NASSA menjadi salah satu jenis obat antidepresan lainnya. Cara kerjanya mampu meningkatkan kadar serotonin dan noradrenalin, sehingga penggunanya menjadi lebih bisa berpikir jernih.  

Ketika kadar serotonin dan noradrenalin meningkat, maka dapat mengatur suasana hati dan emosi. Selain itu, jenis NASSA mampu membuat serotonin mengatur nafsu makan dan siklus tidur.   

Walau begitu, NASSA tetap memiliki efek samping untuk tubuh. Efek samping yang akan dirasakan seperti pusing, mengantuk, sembelit, berat badan naik, mulut kering dan nafsu makan menjadi lebih meningkat.

Antidepresan jenis NASSA, yakni mirtazapine (Avanza).

4. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)

4. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
Freepik/freepik

Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) termasuk jenis obat antidepresan. Jenis ini biasanya digunakan untuk mengobati seseorang dengan gangguan depresi level sedang hingga berat. 

Cara kerja SSRI akan berusaha menekan penyerapan kembali serotonin di dalam otak.

SSRI bisa dibilang aman karena risiko efek samping yang rendah dibandingkan jenis lainnya. Walau tergolong rendah, namun obat ini masih memberikan beberapa efek samping, seperti mulut kering, mual, muntah, kejang-kenjang, mengantuk, gugup, halusinasi, diare, gangguan penglihatan hingga gangguan fungsi seksual. 

Contoh obat antidepresan jenis SSRI, antara lain sertraline (Zoloft), fluoxetine (Lovan atau Prozac), escitalopram (Lexapro), citalopram (Cipramil) dan paroxetine (Aropax).

5. Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs)

5. Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs)
Freepik/jcomp

SNRI termasuk obat antidepresan yang mampu menghambat serotonin dan norepinephrine supaya tidak diserap kembali oleh sel saraf. Obat antidepresan ini seringkali dianggap efektif dibandingkan jenis yang hanya berfokus pada serotonin saja.

SNRI bekerja lebih spesifik, sehingga kemungkinan efek samping yang terjadi lebih kecil. Biasanya efek sampingnya seperti mual, muntah, sakit kepala, cemas, insomnia, mimpi buruk hingga memiliki gangguan seksual. 

Contoh obat SNRI ini, antara lain duloxetine (Cymbalta), desvenlafaxine (Pristiq), reboxetine (Edronax) dan venlafaxine (Effexor XR).

Itulah beberapa jenis obat antidepresan yang paling umum dan efek sampingnya. Perlu diingat bahwa mengonsumsi jenis obat-obatan ini harus di bawah pengawasan dari dokter, sehingga memahami takaran yang tepat.

Baca juga: 

The Latest