#JusticeForAudrey, Penanganan Trauma Korban Kekerasan Menurut Psikolog
Demi psikis anak, penanganan trauma pasca menjadi korban kekerasan wajib dilakukan
11 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tagar #JusticeForAudrey masih sangat ramai di media sosial ya, Ma. Musibah yang terjadi pada siswi SMP di Pontianak berinisial AU (14) yang telah viral akibat mengalami penganiayaan masih mencuri perhatian dari publik.
Setelah berita ini cukup luas beredar, AU masih terbaring di rumah sakit dan dalam proses pemulihan. Beisca yang merupakan Miss Indonesia Kalimantan Barat 2019 sempat menjenguk AU di rumah sakit. Dirinya sempat memaparkan di Instagram bahwa AU masih
"Teman-teman, emosi AU masih belum stabil. Jadi untuk teman-teman yang menjenguk diharapkan untuk menahan kesedihan karena AU kalau lihat orang nangis, dia juga ikut nangis. So, our role as her friends is to make her happy again. Bantu dia untuk tersenyum manis kembali," tulis Beisca.
Selain itu, berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang dikeluarkan Rumah Sakit Pro Medika Pontianak pada Rabu (10/4) hasil diagnosa awal dan terapi pada AU menunjukkan korban depresi pasca trauma.
Trauma pasca mengalami penganiayaan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Sebagai seorang psikolog, Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht menaruh perhatian terhadap korban AU apalagi dirinya sedang membutuhkan penanganan pasca trauma.
Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht akan membagikan beberapa cara yang bisa diterapkan oleh orangtua serta keluarga dalam menangani anak-anak korban kekerasan saat sedang mengalami fase trauma pada saat wawancara eksklusif bersama Popmama.com, Rabu (10/4).
Demi mengurangi rasa trauma pasca mengalami kekerasan. Yuk Ma, simak beberapa rangkuman dari Popmama.com kali ini!
1. Sediakan tempat yang aman dan nyaman
Hal pertama yang bisa dilakukan oleh keluarga dalam memberikan penanganan trauma akibat kekerasan yaitu dengan menyediakan tempat yang aman serta nyaman.
Setiap orang yang mengalami perbuatan tidak menyenangkan tentu tidak ingin kalau kejadian tersebut akan kembali terulang.
Untuk itu, sebagai terapi pemulihan ada baiknya membawa korban ke tempat yang lebih kondusif agar meminimalisir ingatan terhadap kekerasan yang sempat dialami. Bahkan, sekedar jengukan dari banyak orang saja juga bisa memicu ingatan dirinya sebagai korban kekerasan.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Ketakutan Anak Saat Melihat Peristiwa Traumatis
Editors' Pick
2. Berikan cukup banyak waktu untuk pemulihan trauma
Perlu diingat kalau semua pemulihan untuk menghilangkan segala trauma membutuhkan waktu. Semua pemulihan tidak bisa terjadi secara instan atau bahkan terburu-buru.
Selalu pahami kondisi korban dengan tidak terlalu memaksakan kehendak agar dirinya bisa segera pulih.
Saat pemulihan berlangsung, cobalah untuk selalu membimbing korban dalam menciptakan suasana yang menyenangkan.
Jangan terlalu meminta untuk menceritakan kejadian buruk yang menimpanya secara detail karena akan membuat suasana hatinya semakin sedih.
Berikan waktu yang tepat ketika dirinya sudah siap dan ingin bercerita dengan sendirinya tanpa perlu dipaksa ya, Ma.
Baca juga: Ini lho Ma, 8 Langkah Rahasia untuk Memulihkan Trauma pada Anak!