Kata Psikolog, Ini 5 Langkah Sehat Mental saat Social Distancing
Hindari potensi menjadi cemas ketika sedang social distancing yuk, Ma!
23 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Social distancing atau jarak sosial menjadi salah satu cara untuk menjaga diri sendiri dengan menghindari kerumuman orang banyak. Tujuan social distancing tentu membantu dalam mengurangi kontak langsung dengan orang lain, sehingga wabah penyebaran virus corona atau Covid-19 tidak melonjak tinggi.
Walau kontak sosial secara langsung semakin terbatas, namun bisa saja ini akan memengaruhi kesehatan mental bahkan dapat memicu kecemasan seseorang meningkat.
Berhubungan dengan kecemasan yang meningkat terkait Covid-19, Alexandra mengatakan bahwa bisa saja kecemasan pada seseorang akan mengarah lebih jauh menjadi hipokondriasis.
Hipokondriasis adalah kondisi ketika seseorang merasa terpaku pada ketakutan jika dirinya memiliki penyakit serius. Ada keyakinan bahwa ada sebuah gejala yang dirasakan olehnya mengenai tanda-tanda penyakit medis yang sangat serius. Padahal ketakutan tersebut tidak ada dasar medis, sehingga selalu ada kecemasan dan berusaha untuk reassurance ke dokter secara terus-menerus.
"Meskipun begitu, terkait hipokondriasis itu balik lagi karena bisa didiagnosa kalau intensitasnya sudah tinggi (menganggu produktivitas dan sosialisasi). Selain itu, gejalanya pun sudah muncul dalam jangka waktu tertentu secara berturut-turut," ucap Alexandra.
Alexandra sebagai psikolog pun mengingatkan bahwa saat pandemik terkait Covid-19 ini selesai, lalu gejala hipokondriasis ikut hilang. Orang tersebut pun tidak bisa dikatakan mengalami hipokondriasis.
Terkait situasi yang sedang terjadi di Indonesia saat menghadapi penyebaran Covid-19 dengan social distancing, kali ini Popmama.com telah mewawancarai Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht secara eksklusif mengenai beberapa langkah agar tidak cemas selama memantau perkembangan berita.
Disimak solusi Popmama yuk, Ma!
1. Seimbangkan waktu dengan kegiatan lain, walau tetap perlu memantau berita
Demi menghindari kecemasan secara berlebihan dan mampu menganggu kesehatan mental, sebaiknya perlu juga menyeimbangkan waktu dengan menggunakan kegiatan lain. Carilah kegiatan yang bermanfaat dan positif, meskipun harus tetap perlu memantau pemberitaan yang sedang berkembang.
Sebagai psikolog, Alexandra mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu berusaha menyeimbangkan waktu dengan melakukan kegiatan lain.
"Diri sendiri perlu waktu luang agar tidak banyak terpapar terhadap pemberitaan yang kini sedang beredar. Bukalah hiburan lain mulai dari mendengarkan podcast, belajar memasak atau menonton video-video komedi. Dengan mencari alternatif kegiatan yang menyenangkan untuk dikerjakan, maka pikiran kita tidak akan terobsesi hanya pada pemberitaan mengenai penyebaran Covid-19," kata Alexandra.
Jika Mama menyukai aktivitas tertentu dan bisa dikerjakan di rumah, maka lakukanlah agar tidak penasaran bahkan selalu melihat berita-berita mengenai Covid-19.
Editors' Pick
2. Tetap mengikuti berita yang terpercaya dan selalu cek kebenarannya
Banyaknya pemberitaan yang beredar terkadang meningkatkan kecemasan seseorang apalagi saat informasi kurang sesuai dengan kenyataan.
"Ada baiknya memang untuk mengikuti portal media yang terpercaya dan Kemenkes supaya informasinya valid. Kalau memang sudah sangat mencemaskan, lebih baik rehat terlebih dahulu memantau berita termasuk media sosial," ucap Alexandra.
Beredarnya pemberitaan dengan judul yang mencekam atau terkesan menakuti pembaca dapat meningkatkan tingkat kecemasan seseorang.
Maka dari itu, Mama perlu mengambil langkah bijak demi menjaga kesehatan mental diri sendiri. Hindari judul yang hanya terkesan clickbait dan memicu rasa cemas.
Baca juga:
Ini Cara Asik Menyelesaikan 14 Hari Social Distancing Bersama Anak