Kata Psikolog, Ini 3 Tips Menjaga Kesehatan Mental Pasca Terkena PHK
Yuk, semangat dan kembali bangkit menjalani hidup!
13 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyebaran Covid-19 yang terjadi di Indonesia memang semakin meningkat dan tanpa disadari pelan-pelan tentu akan berdampak buruk bagi kesejahteraan masyarakat.
Virus ini tidak hanya membuat semua orang menjadi cemas karena takut terinfeksi, namun ada dampak lain yang mulai terasa yakni terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada berbagai perusahaan di seluruh dunia. Pekerja dirumahkan serta dilakukan perampingan karyawan, hal ini terjadi akibat melemahnya perekonomian sebagai dampak dari Covid-19.
Kondisi terburuk pun bisa terjadi jika pandemi terkait Covid-19 terus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Secara otomatis situasi tersebut dapat menghantam pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk pada lingkup terdekat yakni keuangan keluarga.
Gelombang PHK pada beberapa perusahaan sudah semakin nyata dan tampak mengancam masyarakat. Ketakutan inilah yang tentunya dapat menganggu kesehatan mental apalagi ditambah dengan situasi sulit sekarang.
"PHK yang terjadi pada masa-masa pandemi Covid-19 ini tentu akan begitu terasa berat apalagi jika sedang menghadapi banyak masalah. Apalagi harga-harga bahan makanan yang naik dan adanya prediksi terjadinya krisis finansial. Secara dampak psikologis tentu akan menimbulkan rasa putus asa yang lebih besar karena tanpa merasakan PHK saja, hidup seseorang sekarang sudah semakin sulit," ucap Alexandra sebagai psikolog.
Dalam kondisi seperti ini, seseorang yang sudah terkena PHK akan merasa kesulitan dalam mencari pekerjaan baru.
Sekarang tentu akan berbeda dari kondisi biasanya, selama pandemi Covid-19 bisa saja lowongan pekerjaan sangat sedikit apalagi karena banyak perusahaan telah melakukan perampingan karyawan. Ditambah penerapan work from home (WFH) sudah diterapkan untuk mengurangi penyebaran virus di area kantor.
Jika Mama ingin mengetahui beberapa pandangan dari sisi psikologi terkait fenomena PHK di tengah pandemi Covid-19, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Intip juga tips menjaga kesehatan mental pasca terkena PHK bersama Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht yuk!
Editors' Pick
1. Bagaimana proses penerimaan yang harus dilakukan pasca terkena PHK?
Dampak PHK yang terjadi pada beberapa karyawan tentu akan meningkatkan risiko buruk terhadap kesehatan mental seseorang.
Kesehatan mental adalah kondisi mengenai pilihan seseorang dalam berpikir, merasakan sesuatu dan bertidak. Kesehatan mental bisa saja terganggu ketika seseorang tidak sehat secara emosi, pola pikir atau bahkan perilakunya. Kondisi tersebut dapat memicu rasa stres, termasuk tindakan bunuh diri. Maka dari itu, kesehatan mental yang baik perlu dijaga agar kondisi batin terus berada dalam keadaan tentram dan tenang.
Menurut Alexandra, seseorang yang baru saja mengalami PHK dapat memiliki gangguan kecemasan, stres atau bahkan depresi karena kebingungan dalam menata hidupnya lagi setelah tidak memiliki pekerjaan. Hal inilah yang tentunya dapat berdampak pada kesehatan mental, termasuk dalam mengambil keputusan dan menjalani rutinitas sehari-hari.
Sebagai psikolog, Alexandra mengatakan bahwa setiap orang yang menjadi korban PHK perlu melakukan refleksi diri.
"Kita perlu melakukan refleksi terhadap diri sendiri setelah menjadi korban PHK. Sudahkah saya melakukan melakukan yang terbaik untuk perusahaan? Apakah selama ini saya sudah mengeluarkan seluruh kemampuan setiap kali menyelesaikan sebuah pekerjaan? Apakah kebiasaan saya yang telat dan buruk terhadap manajemen waktu telah mengganggu produktivitas kinerja tim?" kata Alexandra.
Dengan melakukan refleksi ini, setidaknya dapat membuat setiap orang yang terkena PHK bisa mengambil pembelajaran serta rencana dalam memperbaiki diri.
"Selalu ingat bahwa kita tidak bisa mengatur semuanya sesuai kendali kita. Ketika menghadapi PHK ini dengan pikiran yang stres dan rasa putus asa perlu diingat bahwa hal tersebut tidak akan mengubah apapun," jelas Alexandra.
Alexandra mengingatkan, sebaiknya perlu sekali menghadapi semua dengan keterbukaan hati agar kesehatan mental pun tetap terjaga.
Jika diambil sisi baiknya, anggaplah bahwa ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri dan mencari peluang baru.
"Dengan memperbaiki diri dan terus berpikir positif, bukan tidak mungkin kalau kesempatan juga akan terbuka luas," ucap Alexandra.
2. Kebutuhan tak terpenuhi memicu bertindak kriminal pasca terkena PHK
Andrea Zechmann, seorang peneliti dan pengajar di Friedrich-Alexander University Erlangen - Neurnberg mengingatkan bahwa pekerjaan secara umum merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu serta menjaga kesehatan psikologis kita.
Jika harus kehilangan pekerjaan karena mengalami PHK, maka orang tersebut akan mengalami kehilangan seperti:
- Jadwal harian atau rutinitas keseharian akan berbeda dari sebelumnya.
- Hubungan sosial bersama teman-teman kantor akan hilang dan berbeda saat terkena PHK.
- Kehilangan status dan identitas sebagai seorang yang memiliki pekerjaan.
- Aktivitas akan mengalami perbedaan.
- Kehilangan tujuan bersama tim di dalam perusahaan (sense of belonging).
- Kehilangan perasaan kompeten.
Sebagai psikolog, Alexandra mengatakan bahwa hal-hal di atas bisa saja akan hilang ketika seseorang telah mengalami PHK. Apalagi ketika menjadi korban PHK, maka akan memicu stres karena kebutuhan psikologis tersebut tidak akan dapat terpenuhi.
"Jadi ketika seseorang mengalami PHK yang jelas pemenuhan kebutuhan fisiknya (makan, minum, hiburan) bisa saja menjadi tidak terpenuhi. Hal inilah yang dapat membuat seseorang mencari cara untuk bertahan hidup, bahkan mengabaikan kebutuhan atau keselamatannya sendiri," ucap Alexandra.
Menurut Alexandra, kondisi seseorang yang terdesak karena harus memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga dapat membuatnya bersikap nekat atau menjadi kriminal.