Kemenkes: Virus Corona Bisa Mati Hanya dalam Waktu 10 Menit
Ketika daya tubuh bagus, maka virus dapat sembuh dengan sendirinya
3 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus pertama virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto pada hari Senin (2/3/2020) kemarin membuat masyarakat panik.
Dilansir dari IDN Times, Achmad Yurianto selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa Covid-19 akan mati dalam waktu singkat yakni maksimal 10 menit
Tak hanya itu, virus pun tidak akan tertular pada benda mati.
"Ini kan droplet. Sekarang droplet itu percikan. Apa iya ada orang yang batuk bersin percikannya sampai 10 kilometer, nggak mungkin. Nah kalau dansa kan nggak mungkin punggung-punggungan," ucap Yurianto saat berada di Kantor Staff Presiden, Jakarta Pusat pada Senin (2/3/2020).
Pernyataan yang diucapkan Yurianto ini terkait adanya dua warga negara Indonesia yang telah terinfeksi virus corona.
Jika Mama ingin mengetahui beberapa fakta mengenai penjelasan dari Achmad Yurianto lebih lengkap, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. Sistem imun yang bagus akan membantu tubuh untuk sembuh sendiri
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun perlu sekali ditingkatkan agar tubuh kuat dalam mengatasi berbagai kuman penyakit, termasuk serangan Covid-19.
Hal ini dikarenakan saat tubuh lemah, maka kuman justru akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh serta perlahan-lahan menimbulkan infeksi.
Dilansir dari IDN Times, Yurianto saat ditemui oleh awak media menjelaskan bahwa angka kematian terkait dampak dari Covid-19 sudah semakin menurun. Jika dibandingkan sejak awal kemunculan virus ini di Wuhan, angkanya sudah ada di bawah dua persen.
"Ini virus. Virus itu karakternya safe limited disease. Dengan daya tahan tubuh yang bagus, maka akan sembuh sendiri," kata Yurianto.
Salah satu warga negara Indonesia yang teridentifikasi Covid-19 sudah mulai terkena virus ini sejak dua hari. Hal ini diketahui setelah mereka melakukan kontak dengan seseorang yang terduga terpapar virus tersebut.
Yurianto mengatakan memang belum ada obat yang bisa meminimalisir Covid-19. Beliau lebih menyarankan agar masyarakat mulai bisa menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat.
Perlu diketahui bahwa dalam meningkatkan kekebalan tubuh, ada beberapa makanan yang perlu dikonsumsi dengan baik agar menguatkan sistem imun. Berikut beberapa makanan yang bisa dikonsumsi, seperti:
- Brokoli mengandung banyak serat serta antioksidan, serta kaya akan vitamin A, C dan E.
- Bayam mengandung banyak beta karoten, vitamin C dan vitamin A yang efektif untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
- Bawang putih mengandung zat allicin yang mampu menjaga kekebalan tubuh dengan cara merangsang aktivitas dan produksi sel darah putih.
- Makanan laut mengandung peran penting karena terdapat sejumlah nutrisi penting, seperti protein, omega-3, asam lemak tak jenuh ganda, mineral dan vitamin.
- Buah-buahan seperti pepaya, jeruk, lemon, kiwi, mangga, jambu dan stroberi dapat berperan dalam menjaga sistem kekebalan.
Tak hanya mengonsumsi makanan sehat dan penuh nutrisi saja, namun usahakan untuk banyak mengonsumsi air mineral.
Editors' Pick
2. Walau sedang mengalami flu biasa, tetap masuk dalam kategori pengawasan
Kategori pengawasan ditingkatkan, walau orang tersebut sedang mengalami flu biasa.
Maka dari itu, ada 136 orang yang sedang dipantau dan 39 diawasi terkait virus corona di DKI Jakarta. Yurianto pun mengatakan bahwa semua pasien-pasien tersebut diperiksa spesimennya dan bukan sebagai seseorang yang suspek Covid-19.
“Kita perlu meningkatkan kewaspadaan,” ujar Yurianto.
Walaupun seseorang hanya mengalami flu biasa, namun tetap perlu melakukan pengawasan. Hal ini dikarenakan menjadi bagian dari bentuk pengawasan, termasuk WNI yang baru datang dari luar negeri ataupun WNA yang ditakutkan memiliki kontak dengan orang yang telah terpapar.
“Orang yang datang ke Indonesia, entah WNI entah warga negara asing yang kita yakini human to human transmission-nya kuat perlu diwaspadai. Mereka langsung masuk orang dengan pemantauan, manakala orang tersebut sakit influenza berat kita sebut pasien dalam pengawasan,” kata Yurianto.