Krisis Pandemi Covid-19, Hak Anak Semakin Terancam dan Tersingkirkan
Anak-anak tak luput menjadi korban selama pandemi Covid-19 ini berlangsung
26 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang bagi anak-anak. Lebih dari 82 persen pelajar atau 1.54 miliar anak di seluruh dunia tidak bisa pergi ke sekolah karena Covid-19.
Penutupan sekolah pun pada akhirnya mengganggu proses belajar anak dan remaja yang hidup di daerah dengan kondisi rentan, tidak memiliki akses alat-alat untuk belajar jarak jauh atau sekolahnya kekurangan sumber daya untuk murid-muridnya.
Keadaan ini dapat memperburuk ketimpangan yang sudah ada sebelumnya. Bahkan, beberapa dari mereka mungkin saja tidak bisa kembali ke sekolah ketika pandemi ini sudah terkendali dan meskipun kebijakan lockdown dihapuskan.
Selain itu, dari total 2,2 miliar anak di dunia, sekitar 140 juta di antaranya telah kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya karena berbagai penyebab.
SOS Children’s Villages memperkirakan, sekitar 10 persen dari seluruh anak di dunia (1 dari 10 anak) telah atau terancam kehilangan pengasuhan orangtua atau keluarganya.
Penyebaran pendemi Covid-19 saat ini dapat menambah angka-angka tersebut dan kita harus memastikan perlindungan anak sudah dipersiapkan untuk merespon dampak ini dengan mencegah keterpisahan keluarga dan menjamin pengasuhan berkualitas untuk setiap anak.
Jika Mama ingin mengetahui beberapa rangkuman terkait krisis yang terjadi pada hak anak akibat pandemi Covid-19, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. SOS Children’s Villages mengatakan bahwa anak-anak terdampak akibat pandemi Covid-19
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan hingga 15 Juni lalu ada 3.064 anak terkonfirmasi positif Covid-19 dan 28 di antaranya meninggal dunia.
Kondisi inilah yang menjadi salah satu perhatian SOS Children’s Villages bahwa anak-anak tak hanya terdampak oleh pandemi, tetapi dalam beberapa kasus juga menjadi korban dari Covid-19 itu sendiri.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, memiliki dampak mendalam bagi semua orang, termasuk anak-anak. Hal yang paling terasa untuk disoroti yakni banyaknya keluarga kehilangan mata pencaharian hingga kesulitan memenuhi kebutuhan utama harian.
Dalam hal ini, anak-anak tidak luput terkena imbasnya, terutama dalam pemenuhan hak-haknya, mulai dari hak mendapat perlindungan, pengasuhan berkualitas dan akses pendidikan dan kesehatan. Bahkan hak mendapat kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang juga semakin terdampak.
SOS Children’s Villages Indonesia ikut bergerak melihat situasi saat ini. Lebih dari 5.500 anak yang diasuh SOS dan dari keluarga rentan dampingan menjadi perhatian utama dalam kondisi krisis pandemi ini.
SOS Children’s Villages berkomitmen untuk memastikan semua hak-hak mereka terpenuhi. Saat ini mereka membutuhkan bantuan dan perhatian bahkan lebih besar daripada sebelumnya.
Editors' Pick
2. SOS Children’s Villages memiliki rangkaian untuk merayakan Hari Anak Nasional
SOS Children’s Villages sejak awal bulan Juli 2020 telah membuat sebuah rangkaian kegiatan dalam menyambut Hari Anak Nasional.
Tagline yang diusung yakni “Anak Indonesia adalah Anak Kita” serta hashtag #TogetherforChildren #NoChildAlone.
Melalui tagline tersebut, SOS Children’s Villages ingin mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa masih banyak anak yang terpinggirkan hak-haknya. Bahkan di tengah pandemi ini semakin besar jumlah anak yang rentan haknya tersingkirkan.