Terbiasa Plester Mulut Saat Tidur, Andien Ceritakan Manfaat Positifnya
Ada yang sudah mencobanya?
8 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melalui Instagram pribadinya, Andien Aisyah kembali mengunggah beberapa informasi menarik mengenai kesehatan. Pelantun lagu "Indahnya Dunia" kali ini membahas mengenai tidur menggunakan plester di bagian mulut.
"Aku sempat sih dengar dari salah satu guruku mengenai ketika tidur, enakan mulutnya diplester. Tetapi waktu itu aku nggak menanggapi serius. Akhirnya aku nanya langsung ke Mas Gobind dan dijawab lengkap di workshop self healing-nya tahun lalu," tulis Andien di salah satu InstaStory pribadinya.
Andien pun mengingatkan bahwa di workshop Buteyko, dirinya mendapatkan informasi bagus kalau ada sekitar 200 penyakit kronis yang dapat disebabkan oleh kesalahan cara seseorang bernapas.
"Karena bernapas adalah hal yang kita lakukan setiap hari setiap detik, kita jadi banyak menyepelekan cara kita bernapas. Lucu juga kalau dipikir-pikir, kita banyak belajar hal yang pada akhirnya tidak kita lakukan. Tapi kita tidak belajar hal yang setiap saat kita lakukan: bernapas," tambahnya.
Melalui workshop tersebut, Andien juga mendapatkan pengetahuan lain mengenai manusia ketika tidur ada tendesi untuk bernapas melalui mulut. Menurut penjelasannya di Instagram, waktu tidur adalah waktu di mana kita biasa mouth breathing untuk waktu yang relatif lama.
Selama menggunakan plester di mulut, Andien menggunakan plester micropore agar tidak terlalu sakit selama tidur.
Untuk Mama yang ingin mengetahui informasi mengenai manfaat dari kebiasaan menutup mulut menggunakan plester serta penjelasan lainnya, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Semoga pengalaman Andien ini dapat memberikan manfaat baru ya, Ma!
Editors' Pick
1. Andien merasakan dampak positif tidur menggunakan plester di mulut
Melalui InstaStory pribadinya, Andien menceritakan pengalaman dirinya pribadi ketika menjalankan tidur menggunakan plester di mulut. Ada beberapa dampak positif yang berkualitas untuk kesehatannya, seperti:
- Jauh lebih mudah untuk mencapai deep sleep atau tidur yang semakin berkualitas.
- Andien merasa saat bangun tidur, tubuhnya terasa lebih segar.
Selain itu, ketika bangun tidur tidak ada lagi aroma kurang sedap di bagian mulut. Andien pun yang biasanya sering batuk sebelum tidur ketika karena tenggorakan kering, kini tidak pernah merasakan kondisi seperti itu lagi.
“Kalau aku pribadi, aku bahkan udah membuktikan pada saat aku mampet hidungnya karena flu dan sinus. Aku sangat cenderung bernapas dengan mulut ketika tidur. Eh, nggak tahunya pas diplester malahan hidungnya sedikit demi sedikit terbuka dan ada celah untuk masuk udara. Badan kita ternyata memang segitu pintarnya ya. Dia akan selalu mencari cara,” jelas Andien ketika berbagi cerita berdasarkan pengalamannya sendiri.
Di keluarga kecilnya, Andien menerapkan plester bagian mulut ketika tidur kepada sang Suami dan Kawa. Putra kecilnya in sudah beberapa kali diajarkan untuk menerapkan hal ini.
“Setahuku memang ini lebih baik dibiasakan sejak dini, tetapi lebih baik nggak dipaksakan. Kawa juga masih on and off. Kadang mau, kadang nggak. Mulai dari orangtuanya dulu, kalau dia terbiasa melihat, dia akan melakukan dengan senang hati. Satu hal yang menarik adalah ternyata ketenangan pikiran juga sangat dipengaruhi oleh cara bernapas kita. Selamat mencoba,” tulis Andien.
Ada yang berniat menerapkan cara seperti Andien dengan menutup mulut menggunakan plester nggak nih, Ma?
Baca juga:
- Beda 9 Tahun, Begini Cara Unik Andien Memaknai Usia Sang Suami
- Melihat Warna dari Perspektif Berbeda Bersama Andien dan Anak Difabel
2. Bernapas menggunakan hidung mengurangi risiko sleep anea
Ma, perlu diketahui bahwa bernapas menggunakan hidung jauh lebih dapat mengurangi risiko sleep anea. Kondisi seperti ini juga bisa berisiko mengakibatkan dengkuran karena lidah akan mennghalangi jalan napas.
Seringkali diremehkan, mendengkur saat tidur bisa membahayakan karena termasuk gejala sleep apnea. Gangguan tidur ini dapat berdampak buruk pada kesehatan dalam jangka waktu yang lama seperti adanya tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke dan peningkatan risiko kecelakaan di jalan raya,
Sleep apnea atau apnea tidur adalah gangguan serius pada pernapasan yang terjadi saat tidur di mana saluran udara terhambat karena dinding tenggorokan yang mengendur dan menyempit. Ketika kita tidur, otot-otot tenggorokan dapat mengendur dan lemas. Dalam keadaan normal, kondisi ini tidak mengganggu pernapasan.
Sleep apnea termasuk salah satu gangguan tidur yang cukup serius karena pernapasan ketika tidur mulai terganggu. Saluran udara akan terhambat karena dinding tenggorokan mengalami pengenduran serta penyempitan. Padahal ketika seseorang tidur, seharusnya otot-otot tenggorokan dapat menggendur, lemas dan secara normal tidak akan mengganggu pernapasan
Dilansir dari laman WebMD, gangguan tidur seperti sleep apnea memiliki beberapa gejala yang dapat terlihat dan dirasakan oleh penderitanya, seperti:
- Bernapas dengan berat dan berisik tidak bisa dikontrol.
- Kebiasaan mendengkur saat tidur dengan volume yang cukup keras.
- Seringkali mengalami napas yang berhenti sejenak, lalu terasa terengah-engah.
- Saat terbangun, mulut akan terasa kering dan tenggorokan seperti serak.
Selain itu, Mama harus tahu bahwa pernapasan yang baik dan benar juga mampu berpengaruh terhadap kesehatan otak serta emosi yang seseorang keluarkan. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Neuroscience, ada beberapa penjelasan mengenai cara-cara bernapas yang tepat dapat memengaruhi area otak dalam mengatur emosi.
Dengan begitu, Mama pun secara pribadi dapat mengendalikan stres dan kecemasan dengan bernapas lebih dalam. Hal ini bisa dirasakan secara optimal ketika seseorang terbiasa bernapas menggunakan hidung.
Baca juga: 5 Tanda Anak Mengalami Sleep Apnea