Melihat Warna dari Perspektif Berbeda Bersama Andien dan Anak Difabel
Andien mewadahi anak-anak berkebutuhan untuk berkarya di pameran warna-warna
31 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Andien kembali membawa kisah inspiratifnya kepada masyarakat.
Penyanyi berusia 33 tahun ini seolah tidak lelah selalu berusaha memberikan energi positif ke banyak orang. Kali ini, Andien berkolaborasi dengan anak-anak berkebutuhan khusus untuk menggelar pameran seni.
Melalui pameran ini, Andien berniat mengajak masyarakat dan pengunjung pameran untuk melihat melihat anak-anak berkebutuhan khusus dari perspektif yang berbeda.
Penasaran keseruan dibalik kolaborasi Andien dalam pameran bertajuk ‘Warna-Warna’ ini? Berikut rangkuman lengkapnya dari Popmama.com.
Editors' Pick
1. Tujuan mulia dibalik pameran bertajuk ‘Warna-Warna’
“Seraya berseri mengagumi lukisan dari atap nirwana berwarna-warni,
keagungan pencipta tiada batas menyenangkan hati,
menempati lazuardi melintasi bumi anganku cemerlang berhiaskan warna-warna.”
Pameran Warna-Warna merupakan salah satu rangkaian acara dari peluncuran single “Warna-Warna” oleh Andien. Melalui pameran bertajuk ‘Warna-Warna’, Andien ingin mengajak masyarakat untuk melihat anak-anak berkebutuhan khusus dari perspektif yang berbeda.
Dirinya ingin menyadarkan orang lain jika anak-anak yang bisa dikatakan spesial ini sama seperti kita, hanya saja mereka memiliki kemampuan yang berbeda.
“Pelangi indah karena tercipta dari berbagai warna.
Begitu pun dengan anak-anak penyandang disabilitas, mereka merupakan bentuk warna-warna ciptaan Tuhan yang patut kita hargai,” begini pandangan Andien mengenai anak-anak berkebutuhan khusus.
Pameran ‘Warna-Warna’ dimaksudkan agar pengunjung tidak hanya sekedar melihat hasil sebuah karya, tetapi juga merasakan proses berkarya dari para anak berkebutuhan khusus.
Merasakan tidak hanya karena belas kasih semata, melainkan merasa bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus dalam memandang suatu objek secara berbeda dan tentunya istimewa. Kemudian mereka perlu dibimbing agar mampu menjadi manusia seutuhnya dan berhak mendapatkan kesempatan sama seperti orang lain.
Tak hanya itu, Andien juga ingin sekali jika anak-anak penyandang disabilitas memiliki kesempatan mendapatkan pekerjaan yang serupa seperti orang-orang pada umumnya.
Mungkin mereka ini memiliki kekurangan pada satu kemampuan tertentu, namun perlu diingat kalau setiap orang dianugerahi kemampuan berbeda.
Tugas kita seharusnya bisa lebih peka dan mampu melihat kemampuan lain dari anak-anak berkebutuhan khusus.
Inspiratif sekali ya!
2. Keterlibatan seni sebagai aspek pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus
Untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, Andien bekerja sama dengan sebuah lembaga pendidikan kesenian bernama Art Theraphy Center Widyatama.
Anne Nurfarina sekaligus direktur juga menemukan metode mendidik muridnya menggunakan ilmu seni sebagai metode terapi sensasi. Terapi ini berupa metode stimulasi sensori berbasis kreatif yang merupakan aspek-aspek dalam seni yakni audio, visual dan juga kinetis.
Melalui metode dengan melibatkan seni, anak-anak berkebutuhan khusus ini dapat membangun behaviour, skill dan kemampuan bekerja sebagai bekal dalam mengenal dunia usaha terutama pada bidang industri kreatif.
“Saat berkarya, anak-anak berkebutuhan khusus seolah dituntut untuk belajar berkonsentrasi, fokus, bertoleransi, membangun komunikasi lewat gambar dan mengasah motorik halus.
Mereka tidak hanya menggambar, ada banyak hal yang terjadi dan memiliki cerita menarik pada seluruh prosesnya,” jelas Anunsiata Srisabda selalu pengajar dan kurator dalam pameran ini.
3. Andien selalu berusaha melibatkan Kawa
Andien bisa menjadi sosok orangtua yang bisa dicontoh dan dijadikan inspirasi. Setelah berusaha melibatkan Kawa untuk turun langsung bertemu para pengungsi di Lombok, kali ini Andien berusaha memperkenalkan Kawa bersama teman-teman berkebutuhan khusus.
“Saya sempat mengajak Kawa mengunjungi anak-anak berkebutuhan khusus, Kawa terlihat sangat terpesona dengan keadaan di sana. Sepertinya sangat membekas sekali saat momen itu terjadi bahkan ada juga teman-teman di sana yang mengabadikan Kawa lewat sebuah gambar,” papar Andien mengenai ketelibatan putra pertamanya ini.
Andien memang sosok orangtua yang bisa dicontoh dan dijadikan inspirasi oleh orangtua lain. Setelah berusaha melibatkan Kawa untuk turun langsung bertemu para pengungsi di Lombok, kali ini Andien berusaha memperkenalkan Kawa bersama teman-teman berkebutuhan khusus.
“Sebenarnya dari awal, saya sebagai orangtua tidak mengajarkan. Saya lebih melibatkan Kawa dalam situasi yang benar-benar nyata di masyarakat. Apalagi masyarakat kita sangat plural dan mengharuskan hidup dengan bermacam-macam karakter. Saya berusaha menjelaskan ke Kawa mengenai anak-anak yang berkebutuhan khusus, autisme hingga tuli. Kawa juga sudah memiliki namanya sendiri dalam bahasa isyarat. Sampai saat ini, begitulah yang coba saya ceritakan kepada Kawa. Hal-hal kecil seperti inilah yang bisa dipelajari Kawa saat dirinya sudah mampu untuk mencerna semuanya nanti,” jelas Andien saat berbagi cerita dalam konferensi pers.
Semoga cara Andien mengajarkan putranya ini bisa menjadi inspirasi tersendiri untuk orangtua lain.
Baca juga: Memaknai Idul Adha, Begini Potret Kepedulian Andien untuk Lombok
Baca juga: Tips Andien dalam Menjaga Kekuatan Fisik Anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan