Memicu Kematian, Penyakit Tidak Menular Perlu Konsultasi saat Pandemi
Selama pandemi Covid-19, Penyakit Tidak Menular (PTM) bisa meningkatkan angka kematian
19 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pakar multidisiplin dari 6 negara Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Singapura) telah menyerukan pentingnya tindakan yang mendesak dan efektif untuk mengoptimalkan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) di kawasan Asia Tenggara, khususnya pada masa pandemi seperti sekarang.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan jenis penyakit yang memang tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui bentuk kontak. Walau tidak menularkan ke orang lain, namun PTM memiliki angka kematian yang cukup tinggi. PTM, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, pernapasan kronis, diabetes dan gangguan mental telah mengakibatkan lebih dari 70 persen kematian di dunia.
Di tengah pandemi Covid-19, pasien PTM tetap perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak karena memiliki dampak yang panjang.
Dalam sebuah Media Health Forum pada Sabtu (17/10/2020) dijelaskan bahwa rumah sakit tetap harus memberikan fasilitas kepada pasien dengan PTM, termasuk kardiovaskuler agar mempermudah akses pasien dalam berobat.
Salah satu cara yang bisa dilakukan yakni memberikan telekonsultasi. Ini perlu diikuti dengan semua prosedur standar, sehingga mutu pelayanan tetap terjaga dengan baik.
Jika Mama ingin mengetahui beberapa penjelasan terkait PTM dan layanan kesehatannya selama pandemi Covid-19, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Yuk Ma, simak untuk menambah informasi baru!
1. Penyakit Tidak Menular (PTM) tidak bisa dianggap remeh
Angka kematian akibat pasien yang terkena PTM tergolong tinggi.
Berdasarkan data dari WHO pun menunjukkan bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia, yaitu 17,7 juta dari 39,5 juta kematian.
Di Indonesia sendiri, PTM menjadi penyebab kematian tertinggi karena angkanya mencapai 73 persen. Penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh) merupakan penyebab kematian utama di Indonesia dengan angka kematian sebesar 35 persen di tahun 2016.
Editors' Pick
2. Apa saja rintangan dalam penanganan PTM?
Dalam sebuah diskusi Media Health Forum, dr. Ade Meidian Ambari, SpJP, FIHA, FAsCC menjelaskan bahwa ada faktor-faktor yang bisa disebut sebagai rintangan dalam penanganan PTM.
"Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang masih sangat rendah tentang PTM termasuk faktor risiko dan pencegahannya," kata dr. Ade pada Sabtu (17/10/2020) secara virtual.
Menurutnya, kesadaran dalam menjaga kesehatan terhadap PTM juga masih kurang. Apalagi jika pasien tidak patuh saat mengonsumsi obat-obatan.
Selain itu, sistem kesehatan pun menjadi rintangan dalam penanganan PTM di Indonesia mulai dari kurangnya SDM, sistem pembiayaan dan fasilitas kesehatan.
Tak terkecuali ketidakseimbangan distribusi fasilitas kesehatan dan SDM.