Waspada, Nyeri Haid Berlebihan dapat Memicu Indikasi Adanya Penyakit
Hati-hati ya, Ma!
5 Desember 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sama seperti laki-laki, seorang perempuan pun memiliki aktivitas yang cukup padat. Apalagi Mama sebagai ibu rumah tangga tetap ingin mengutamakan produktivitas dalam segala kegiatan sehari-hari.
Ketika Mama sedang mengalami nyeri haid atau dismenore tentu akan menjadi kendala tersendiri karena menjadi kurang bebas menjalani aktivitas. Perlu diketahui bahwa sebagian perempuan bisa mengalami nyeri haid yang cukup parah pada bagian sekitar perut, punggung bawah hingga paha.
Lebih dari 50 persen perempuan yang masih berusia produktif termasuk Indonesia saat mengalami gangguan nyeri haid seringkali merasa tidak fokus, merasa tidak bisa bepergian atau berusaha mengurung diri.
Mengalami kram di bagian perut saat haid sebenarnya sangat normal, namun ada saatnya rasa sakit tersebut merupakan sebuah gejala atau tanda gejala adanya gangguan penyakit. Dari beragam indikasi penyakit yang bisa terjadi saat haid, Mama perlu mengetahui bahayanya.
Untuk Mama yang sedang mencari informasi mengenai tanda-tanda adanya penyakit berbahaya, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. Endometriosis
Adanya sejumlah sel-sel yang melapisi rahim karena akan mulai tumbuh di luar rahim seperti ovarium dan tuba falopi. Umumnya sel ini akan menimbulkan rasa sakit yang cukup berat jika terjadi secara menyeluruh.
Sebenarnya alasan kemunculan endometriosis belum terlalu jelas, apalagi kondisi ini sulit didiagnosis karena gejalanya mirip sekali dengan rasa nyeri akibat haid yang terletak di perut bagian bawah.
Untuk mengetahui munculnya endometriosis di dalam tubuh Mama berarti perlu ada pengecekan terhadap rasa kram yang bisa dialami ketika sedang berhubungan seks.
Baca juga: Penyebab Siklus Menstruasi 40 Hari, Apakah Ada Sesuatu yang Salah?
Editors' Pick
2. Fibroid
Fibroid disebut-sebut sebagai tumor yang tidak bersifat kanker di dalam rahim, namun dapat menyebabkan menstruasi terasa sangat sakit. Tumor jinak ini jika diperhatikan memiliki ukuran sebesar biji buah jeruk dan umumnya pada muncul pada perempuan di usia 30 hingga 40 tahun.
Perlu diketahui bahwa pertumbuhan tumor dalam klasifikasi non-kanker ini terjadi pada dinding rahim dan dipicu karena adanya bakteri.
Kemunculan fibroid, umumnya akan menyebabkan rasa sakit, nyeri dan memicu pendarahan keluar secara berlebihan. Pendarahan ini sulit dikontrol dan tidak akan berhenti hingga 3-4 hari ke depan karena bisa terjadi selama berminggu-minggu lamanya.
Pendarahan yang terjadi akibat fibroid ini bisa membuat Mama harus mengganti pembalut hingga 1-2 kali setiap jamnya.
Baca juga: Penyebab Haid Dua Kali Dalam Sebulan dan Solusi Pengobatannya
3. Radang panggul
Radang panggul termasuk kondisi saat munculnya rasa nyeri di perut bagian bawah dan disertai dengan demam. Kondisi infeksi yang terjadi pada organ reproduktif perempuan ini disebabkan karena adanya bakteri menular seksual.
Bakteri ini dapat memicu terjadinya peradangan atau inflamasi pada bagian rahim rahim, ovarium dan tuba falopi.
Radang panggul cukup sering dialami oleh banyak perempuan dan umumnya memicu rasa nyeri ketika buang air kecil dan terjadi perubahan warna menjadi kehijauan.
Baca juga:
4. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder sudah bisa muncul sejak usia 20 tahun. Sakit ini biasanya dimulai lebih awal ketika siklus haid berlangsung lebih lama.
Perlu diketahui bahwa gejala dismenore sekunder yang paling dirasakan yaitu rasa nyeri yang luar biasa. Untuk mengatasi ini, pemeriksaan USG saja tidak cukup karena butuh melakukan dilakukan laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.
“Dampak dismenore yang dialami masing-masing perempuan pun berbeda, mulai dari sulit bergerak dan berbicara, area rahim dan perut yang terasa diplintir sepanjang hari, tidak bisa bangkit dari tempat tidur, hingga membutuhkan pertolongan medis di rumah sakit. Dismenore sendir disebabkan oleh otot-otot rahim yang berkontraksi dan membuat aliran darah ke area tersebut berkurang, sehingga menimbukan nyeri. Terapi hangat iFree akan membantu melancarkan aliran darah dan merelaksasi otot rahim, serta memblokir signal sakit yang dikirimkan ke otak,” jelas Fisioterapis Fortunella Levyana, Amd.FT saat acara peluncuran iFree beberapa waktu lalu di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Sebelum terburu-buru untuk mengonsumsi obat kimia pereda nyeri, Mama perlu berusaha untuk mencari alternatif lain. Obat kimia sebagai pereda nyeri haid dikhawatirkan dapat menimbulkan ketergantungan maupun dampak buruk jangka panjang lainnya.
Itulah beberapa rangkuman mengenai berbagai kondisi buruk yang bisa terjadi akibat gejala-gejala berbahaya dari nyeri haid.
Baca juga:
- Gejala Amenore, Temui Dokter Jika Anak Mama Tak Haid Setelah 16 Tahun
- Cara Membedakan Sakit Pinggang Haid dan Ha
- 10 Alasan Kenapa Telat Haid tapi Tidak Hamil, Perlu Diwaspadai!