Waspada Penularan Virus Cacar Monyet dengan Kenali Pemicunya!
Virus cacar monyet sudah sampai Singapura nih, Ma!
3 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Infeksi virus cacar monyet pada manusia hanya pernah dilaporkan terjadi di luar Afrika yaitu Amerika Serikat, Inggris dan Israel. Kasus ini terjadi cukup lama, sekitar 18 tahun lalu.
Pada akhir April 2019 lalu Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa ada seorang warga Nigeria berusia 38 tahun yang terinfeksi cacar monyet tiba di negara mereka. Saat itu, beberapa kota di Indonesia pun yang berdekatan dengan negara Singapura mulai meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit ini.
Kabar terbaru, awal Juli lalu sebanyak lebih dari 200 orang yang tersebar di 27 negara bagian di Amerika Serikat diketahui mengalami penularan cacar monyet, hal ini diungkapkan oleh para pejabat kesehatan AS.
Kasus ini berawal dari adanya kontak pada seorang laki-laki di Texas yang membawa penyakit itu dari Nigeria awal bulan Juli. Laki-laki tersebut dibawa ke rumah sakit, kini dalam kondisi stabil. Dia diyakini sebagai pasien cacar monyet pertama di AS sejak 2003 silam. Sejauh ini tidak ada kasus lain yang dilaporkan muncul di AS.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) oraang-orang yang dilacak adalah para penumpang di dalam pesawat yang sama dengan penumpang asal Texas tersebut Ma. Mereka dikhawatirkan ikut terpapar penyakit cacar monyet.
CDC mengungkap pihak maskapai turut memeriksa adanya "potensi risiko pada mereka yang mungkin berkontak dekat dengan si laki-laki tersebut".
CDC memberikan pemahaman bahwa kemungkinan penyakit itu menyebar di dalam pesawat terbilang kecil karena para penumpang diharuskan memakai masker. Pria asal Texas baru saja melakukan perjalanan dari Lagos, Nigeria, menuju Atlanta, Negara Bagian Georgia, AS, pada 9 Juli. Ia kemudian melanjutkan penerbangan ke Dallas, tempat dia sekarang dirawat.
"Risiko terhadap masyarakat umum ditengarai rendah," kata juru bicara CDC pada BBC sambil menambahkan bahwa nggak satupun dari 200 orang yang dilacak masuk dalam golongan "risiko tinggi".
Untuk Mama yang ingin mengetahui berbagai informasi mengenai cacar monyet dan mulai mengantisipasi penularannya, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!
Editors' Pick
1. Apa itu cacar monyet?
Cacar monyet adalahpenyakit yang disebabkan karena adanya infeksi virus monkeypox. Umumnya hewan yang terinfeksi menyebarkan cacar monyet seperti monyet, tupai dan tikus gambia. Selain penyakit zoonosis ini ditularkan dari hewan ke manusia, virus bisa juga terjadi dari manusia ke manusia.
Proses penularannya bisa terjadi melalui cairan tubuh, kontak dengan darah hingga adanya luka terbuka pada kulit.
Mengonsumsi daging yang sudah terinfeksi virus juga dapat menjadi faktor penularan cacar monyet. Untuk itu, perlu sekali memastikan segala makanan yang akan dikonsumsi terutama ketika pergi ke luar negeri.
Baca juga:
2. Munculnya gejala cacar monyet bisa dialami dalam dua fase
Perlu Mama sadari bahwa cacar monyet ini dapat menimbulkan beberapa gejala. Setelah virus masuk ke dalam tubuh si Kecil, maka gejalanya akan mulai timbul antara 4-20 hari kemudian atau disebut dengan masa inkubasi.
Dilansir dari laman World Health Organization, gejala akibat cacar monyet terdiri dari dua fase yaitu:
- Fase invasi atau pra-erupsi
Fase invasi yang biasanya akan terjadi selama 5 hari. Kemunculan gejala pertama yang akan menurunkan kesehatan tubuh seseorang adalah demam, sehingga suhu tubuh dapat mencapai 38,5-40,5 derajat Celcius.
Pada fase ini demam akan disertai dengan beberapa gejala lainnya seperti keringat dingin, kondisi tubuh yang menggigil, badan mulai lemas, nyeri punggung, nyeri otot, sakit kepala, terjadi pembesaran kelenjar getah bening terutama pada bagian leher dan rahang.
- Fase erupsi kulit
Fase erupsi kulit terjadi pada 1-3 hari setelah demam mulai berlangsung. Gejala cacar monyet pada fase ini dapat memunculkan ruam pada kulit, sehingga akan terlihat kemerahan dari bagian wajah hingga seluruh tubuh si Kecil.
Ruam kulit nantinya perlahan-lahan akan berubah menjadi bintik berisi air seperti nanah dan jika sembuh akan berbekas seperti luka koreng.
Fase-fase cacar monyet yang terjadi pada anak mama ini perlu diperhatikan ya, Ma.
3. Pencegahan dan pemulihan terhadap cacar monyet yang perlu diketahui
Penyebaran cacar monyet bisa terjadi dengan cepat. Sama seperti penyakit lain, cacar monyet bisa dihindari dengan beberapa pencegahan untuk menghindari berbagai faktor risiko yang ada seperti:
- Selalu tetap menerapkan gaya hidup bersih dan sehat.
- Usahakan untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir hingga benar-benar bersih. Apalagi saat melakukan kontak langsung dengan hewan.
- Berusaha untuk menunda untuk berkunjung ke negara-negara yang menjadi tempat mewabahnya cacar monyet.
- Menghindari kontak langsung dengan hewan primata atau pengerat di wilayah tertentu atau bahkan memeliharanya.
Dengan menghindari berbagai faktor risiko di atas, tentunya ini dapat membantu dalam meminimalisir terjadinya cacar monyet. Sebagai orangtua, Mama perlu membuat pencegahan terhadap cacar monyet ini selalu konsisten dilakukan ya, Ma.
Selain itu, penyembuhan terhadap cacar monyet memerlukan waktu sekitar 2-4 minggu. Perlu sekali berkonsultasi secara langsung dengan dokter untuk mengurangi gejala seperti demam, nyeri kepala hingga nyeri otot.
Vaksin yang secara spesifik dapat mencegah infeksi cacar monyet memang belum ditemukan.
Meskipun begitu, vaksin terhadap cacar cukup efektif karena dapat mencegah si Kecil dari cacar monyet sebesar 85 persen.
Itulah beberapa informasi yang bisa Mama dapatkan mengenai cacar monyet. Semoga dengan mengetahui gejalanya dapat membantu dalam mencegah berbagai macam risiko terhadap cacar monyet dengan langkah-langkah yang tepat.
Yuk Ma, mulai proteksi kesehatan si Kecil agar terhindar cacar monyet ya!
Baca juga: Sering Terjadi pada Anak, Yuk Kenali Cacar Air!