Sebelum Patung Diana Rikasari Dipamerkan, Begini Proses Pembuatannya
Patung menyerupai Diana Rikasari resmi dipamerkan di salah satu museum Eropa
19 Februari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabar membanggakan kembali datang dari Diana Rikasari. Patung yang menyerupai dirinya sudah bisa dilihat publik dalam sebuah pameran museum di Historisches und Völkerkundemuseum St.Gallen, Switzerland.
I HAVE A TWINNNNN! News is out here in Switzerland and it’s a crazy feeling. Introducing my wax figurine that will be a permanent display at the @historischesmuseumsg for the many years to come. “She” is wearing my personal clothes and accessories so now they belong to the museum too. If you’re visiting Europe, do drop by and take a #selfie with meeeeeeee! So, does she look like me?
Untuk Mama yang ingin mengetahui cerita keseruan serta cerita di balik proses pembuatan patung 'kembaran' dari Diana Rikasari. Kali ini Popmama.com sudah mewawancarai Diana Rikasari secara eksklusif.
Semoga memberikan inspirasi!
1. Kesan pertama Diana Rikasari saat melihat patung berwujud dirinya
“Kesan pertama rasanya aneh ngeliat diri aku dari sudut pandang orang lain hehe. Tapi aku senang, bangga, sangat bersyukur bisa experience semua ini. Aku bangga patung ini ada bukan karena untuk kepentingan aku sendiri, tetapi aku bangga patung ini ada karena tentunya membawa nama baik Indonesia di luar negeri apalagi di Eropa. Senang sekali karena dari banyaknya negara di Asia yang dipilih adalah Indonesia untuk dibuatkan patung iconic ini dan aku bisa mewakili,” ucap Diana Rikasari saat diwawancari oleh Popmama.com.
Sebelumnya Diana Rikasari sangat kaget saat pertama kali dihubungi melalui sebuah e-mail oleh pihak museum HVM-SG di St. Gallen, Switzerland.
Mama dari Shameer dan Daria ini sempat mengira ini hanya bercanda, namun setelah berdiskusi lebih banyak ternyata benar-benar serius.
Diana Rikasari juga bercerita kalau penyelenggara “menemukan” dirinya melalui blog dan Instagram. Mereka pun melihat secara keseluruhan melalui track record serta karakter kepribadian dari Diana Rikasari.
Setelah melihat dari berbagai sisi, akhirnya Diana Rikasari dirasa cocok dengan tema exhibition “Spiel de Kulturen” yang akan dibuka secara umum pada 16 Februari 2019.
Sebuah pengalaman yang pastinya tidak bisa tergantikan ya, Ma.
Baca juga: Lewat Kebiasaan Menulis Jurnal, Andra Alodita Selalu Bisa Bersyukur
Editors' Pick
2. Area pameran seperti sebuah transformasi budaya Asia
Seperti yang sudah diketahui bahwa patung menyerupai Diana Rikasari dibuat secara sebuah icon yang merepresentasikan konsep "bermain" ala orang Asia dalam segi fashion.
Pameran di museum ini memang sedang mengangkat tema "permainan" dalam budaya Asia secara historical (dari jaman dulu sampai sekarang), baik dalam hal musik, film, politik hingga fashion.
“Ketika memasuki area pameran, kita dibawa untuk melewati perjalanan atau transformasi budaya Asia dari dulu sampai era sekarang. Jadi patung aku ini memang diletakkan di bagian “era modern”. Kebetulan memang ada beberapa karakter komik atau kartun serta permainan yang juga didisplay di situ, salah satunya Pokemon dan Gameboy,” kata Diana Rikasari saat menjelaskan area pameran di Historisches und Völkerkundemuseum St.Gallen.
Baca juga: Bentuk Karakter Anak, Diana Rikasari Menulis Buku “My Rainbow Days”
3. Pengalaman yang tidak akan dilupakan oleh Diana Rikasari
Bersama Direktur Historisches und Völkerkundemuseum St.Gallen. Terima kasih banyak atas kesempatan ini, Daniel. Terima kasih telah menyediakan tempat bagi Asia untuk bersinar dan berbagi kisah kami di ruang yang indah ini. Serta membiarkan saya menjadi bagian darinya. Saya benar-benar merasa terhormat.
Begitulah rasa terima kasih yang dituliskan Diana Rikasari di salah satu foto unggahannya. Sebagai orang Indonesia dan Asia, Diana Rikasari merasa terhormat karena sudah dipilih dan dibuatkan patung menyerupai dirinya.
Setelah beberapa hari patung dirinya dipamerkan melalui pameran bertema “Spiel de Kulturen”, Diana Rikasari sempat diteriaki oleh orang asing.
"Tadi malam ketika saya berjalan ke mobil, seorang perempuan meneriakkan nama saya, 'Rikasariiiii!'," tulis Diana Rikasari di Instagram.
Mama dari dua anak ini mengaku senang saat ada orang asing yang mengenali dan menyapa dirinya. Apalagi sejak patung yang menyerupainya selesai dibuat dan sudah dipamerkan secara umum di museum.
Baca juga: Banyak Prestasi, Diam-Diam Diana Rikasari Dibuatkan Patung di Eropa
4. Diana Rikasari menggunggah proses pembuatan patungnya
Proses pembuatan patung yang menyerupai Diana Rikasari ini dilakukan selama 6 bulan. Sejak bulan Agustus 2018 lalu, proses menyamakan detail ukuran setiap anggota tubuh dari Diana Rikasari sudah dilakukan. Hal ini berguna agar hasil dari patung yang nantinya akan dipamerkan bisa benar-benar menyerupai Diana Rikasari.
Diana Rikasari juga mengunggah beberapa foto dan video melalui InstaStory mengenai proses pembuatan patung yang harus dilalui dirinya. Beberapa proses yang harus dijalani Diana Rikasari, mulai dari:
- Proses pengukuran wajah.
- Pemotretan 360 derajat mulai dari wajah hingga tubuh.
- Analisis wajah dari berbagai sudut foto.
- Memilih warna mata.
- Fingers casting, teeth casting, hand casting and ear casting.
- Simulasi pakaian yang akan digunakan dan pose patung.
Selama pembuatan, Diana Rikasari tidak ada permintaan apapun mengenai patung yang sangat mirip dengannya ini. Hanya saja, pihak penyelenggara sudah membeli beberapa item milik Diana Rikasari mulai dari topi, kacamata, pakaian, sepatu dan aksesoris lainnya untuk dipakaikan langsung ke patung setelah selesai dibuat.
“Patungnya akan mengenakan baju milik aku dengan styling playful dan colorful ala aku juga. Intinya memang benar2 dibuat agar merepresentasikan seorang Diana Rikasari yang sebenarnya,” jelas Diana Rikasari saat diwawancarai Popmama.com.
Jika diperhatikan hasil patungnya benar-benar mirip dengan Diana Rikasari ya, Ma.
5. Pendapat Diana Rikasari terhadap fenomena selfie
Marcel Nyffenegger adalah orang yang memahat patung Diana Rikasari dengan gaya seperti sedang selfie. Sang Pemahat seolah ingin menangkap esensi anak-anak yang kekinian, terutama dengan fenomena hits seperti selfie.
“Fenomena selfie memang bisa jadi salah satu simbol era millenial ya karena sebelumnya memang kurang lazim saat berfoto menggunakan cara foto seperti ini. Selfie ini mungkin gesture yang terlihat simpel, tetapi mewakili banyak hal,” ucap Diana Rikasari
Kepada Popmama.com, Diana Rikasari sempat berbagi pendapat mengenai fenomena selfie. Baginya, fenomena selfie sendiri menandakan beberapa perubahan di sekitar tanpa disadari seperti:
- Menandakan lahirnya kamera atau handphone dengan fitur lensa depan.
- Menandakan bagaimana kita menjadi lebih sadar tentang penampilan sendiri.
- Menandakan bagaimana setiap individu ingin memiliki identitasnya sendiri.
- Menandakan bagaimana kita semua ingin dilihat oleh orang lain. Meskipun begitu, sampai batas tertentu akan menyadari bahwa kita bisa menjadi lebih narsis atau justru semakin berpura-pura.
Menurut Mama, bagaimana pendapat fenomena selfie yang banyak digemari semua orang?
Itulah beberapa cerita menarik dari Diana Rikasari saat patung yang menyerupai dirinya resmi dipamerkan kepada publik. Jika Mama sekeluarga sedang berlibur ke Eropa, tidak ada salahnya untuk mampir dan melihat patung dari Diana Rikasari.