Sundance Film Festival: Asia 2022 Bahas Ruang Aman dalam Dunia Film
Ada beragam sesi seru untuk mendukung para sineas selama Sundance Film Festival: Asia 2022
27 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada tanggal 25 Agustus 2022, perhelatan Sundance Film Festival: Asia 2022 resmi dibuka. Pengunjung yang merupakan pecinta film, pakar perfilman, sutradara, produser, hingga mahasiswa meramaikan acara yang berlangsung di ASHTA District 8, Jakarta, Indonesia.
Sundance Film Festival: Asia 2022 merupakan festival film independen yang menghadirkan beragam program dan kolaborasi antar sektor untuk mendukung para filmmakers dan juga industri film pada umumnya.
Dalam acara ini, ada berbagai rangkaian menarik salah satunya pembahasan ruang aman dalam dunia film. Jika ingin mengetahui detailnya, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Editors' Pick
1. Sundance Film Festival: Asia 2022 sebagai ajang selebrasi film independen
Sundance Film Festival: Asia 2022 dibuka oleh Opening Speech dari COO IDN Media William Utomo, Co-Founder and Chief Instigator XRM Media Michael Chow, dan CEO Sundance Institute Joana Vicente.
Keberhasilan untuk menghadirkan Sundance Film Festival: Asia secara offline di tahun ini menjadi momen yang spesial bagi ketiganya setelah tahun lalu festival ini harus diselenggarakan secara virtual.
Pengalaman untuk bisa berinteraksi dan bertukar pikiran bersama para penggiat dunia film dari berbagai latar belakang menjadi kesempatan berharga yang tidak boleh dilewatkan. Tentunya festival ini juga diharapkan bisa memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan industri film, khususnya di Indonesia.
Sundance Film Festival: Asia 2022 semakin meriah dengan diumumkannya pemenang Short Film Competition. Setelah berkompetisi dengan tujuh finalis lainnya, 'Evacuation of Mama Emola' dinyatakan sebagai pemenang.
Penghargaan Jury Prize for Best Short Film diserahkan secara langsung oleh CEO Sundance Institute, Joana Vicente kepada sang sutradara 'Evacuation of Mama Emola', Anggun Priambodo. Selain itu, penghargaan Honorary Mention juga diberikan kepada film 'Science Around Us' karya ARIV.
2. Beragam program film untuk mendukung para sineas
Pada rangkaian acara selanjutnya, para pengunjung berkesempatan mengikuti sesi Festival Chat yang melibatkan filmmakers dan film experts ternama Indonesia.
Sesi pertama Festival Chat hari ini mengangkat topik Indonesia Ministries Film Programs And How They Benefit Filmmakers. Di sesi tersebut, ada Staff Khusus Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI Alex Sihar, Program Director for AKATARA (Indonesia Film Market & Business Forum) Vivian Idris, serta Producer & Head of IDN Media Susanti Dewi.
Dipandu oleh Linda Gozali dari Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), sesi ini membahas tentang program-program pemerintah untuk mendukung sutradara, produser, dan penulis film. Antara lain ada Indonesiana yaitu program pelatihan untuk produser dan penulis naskah film serta AKATARA yaitu program pitching yang pertama kali didirikan pada 2017 oleh Badan Perfilman Indonesia sebagai wadah untuk mendukung para pemilik ide agar mendapatkan pendanaan dari para investor yang tertarik untuk mewujudkan ide-ide segar mereka menjadi film.
Sebagai produser, Susanti pun mengungkapkan bahwa program-program film yang sudah ada perlu terus dikembangkan agar memberikan dampak lebih signifikan bagi industri film.
Dukungan pemerintah dalam ekosistem film ditingkatkan karena industri film adalah lokomotif di industri kreatif. Apalagi, kebutuhan tiap komunitas film itu beragam. Di sisi lain, orang-orang yang ingin terjun di dunia film mesti mampu memiliki mentalitas yang kuat, antara lain terbuka untuk berkolaborasi dan memiliki sikap rendah hati dalam menerima kritik dan saran demi menciptakan film yang berkualitas dan menjual.