Tak Hanya Penggunaan Masker, Begini Cara Terhindar dari Virus Corona
Penggunaan masker tak boleh sembarangan nih, Ma!
2 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyebaran virus corona semakin meresahkan banyak orang bahkan masyarakat pun disarankan untuk tidak menggunakan sembarang jenis masker.
Virus corona adalah sejenis virus yang menyebabkan infeksi pada hidung, sinus dan tenggorokan. Umumnya virus corona gejalanya seperti saat mengalami pilek bahkan penyebarannya sangat mudah terjadi. Virus ini dapat menular melalui udara, termasuk saat orang lain mengalami batuk dan bersin.
Menurut para ahli dan Departemen Kesehatan (Depkes) di Singapura, penggunaan masker untuk mencegah penyebaran virus corona memang tidak bisa sembarangan. Masker bedah atau surgical mask menjadi jenis masker yang paling tepat dalam mencegah penularan virus corona untuk saat ini.
Sebuah laporan dari The Straits Times juga mengatakan bahwa maskter bedah dapat digunakan untuk menghalangi tetesan partikel berukuran besar serta percikan yang berasal dari mulut dan hidung pemakainya. Bahkan penggunaannya yang rutin demi mencegah terjangkitnya virus corona dapat mengurangi paparan air liur yang bisa saja ditularkan dari orang lain.
Untuk Mama yang ingin mengetahui informasi mengenai virus corona sekaligus memproteksi diri agar tetap sehat, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Editors' Pick
1. Masyarakat dihimbau untuk melakukan upaya proteksi diri
Dengan maraknya pneumonia wuhan dari Cina pada akhir tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini sudah mulai menegaskan bahwa memang belum tersedia vaksin untuk mencegah virus corona jenis baru atau novel coronavirus (nCoV).
Meskipun begitu, masyarakat diminta untuk melakukan berbagai upaya dalam memproteksi diri agar mencegah penularan virus tersebut.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pun turut menyarankan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan masyarakat dalam menyikapi wabah pnuemonia apalagi sudah menginfeksi puluhan orang di pusat Kota Wuhan, Cina.
Masyarakat disarankan untuk tetap menjaga kebersihan diri sendiri termasuk tangan, terutama sebelum memegang area mulut, hidung dan mata.
Usai beraktivitas dan memegang berbagai benda di sekitar, maka ada baiknya untuk mencuci tangan secara bersih dengan sabun dan air mengalir.
Semoga Mama sekeluarga bisa terhindar dari segala penyakit dan terus sehat.
Baca juga: Yakin Sudah Bersih? Ikuti 6 Langkah Cuci Tangan yang Benar Menurut WHO
2. Bagaimana mengatasi anak-anak yang terkena pneumonia?
Kondisi pneumonia dapat terjadi karena adanya peradangan pada jaringan di salah satu atau kedua paru-paru. Hal ini disebabkan karena adanya infeksi bakteri, virus bahkan benda-benda kimia yang terhirup ke saluran pernapasan.
Bila si Kecil yang masih balita memperlihatkan gejala pneumonia mulai dari batuk, demam, tidak nafsu makan hingga menggigil sebaiknya perlu segera berkonsultasi dengan dokter agar tidak semakin parah.
Jika tidak ditangani dengan baik, maka pneumonia dapat membuat anak-anak mulai kesulitan untuk bernapas bahkan asupan oksigen pun semakin berkurang.
Selain itu, ada beberapa makanan yang perlu dikonsumsi oleh anak-anak yang terkena atau baru saja memperlihatkan gejala pneumonia seperti:
- Buah yang kaya akan vitamin C dan antioksidan mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta membantu dalam memerangi infeksi.
- Gandum utuh yang kaya akan vitam B, zink dan serat sangat penting untuk dikonsumsi karena mampu menjaga sistem pencernaan menjadi lebih lancar. Bahkan anak-anak yang sudah memperlihatkan gejala pneumonia menjadi lebih berenergi.
- Makanan berprotein bisa meningkatkan energi serta membantu dalam memulihkan tubuhnya.
- Makanan probiotik seperti yoghurt, kefir hingga tempe dapat menghambat pertumbuhan patogen yang menjadi penyebab pneumonia.
- Sayuran organik yang kaya akan vitamin dan mineral penting dalam memulihkan penyakit, sehingga mampu mencegah lebih banyak infeksi yang mungkin dapat menyerang tubuhnya.
Baca juga: Kenali Gejala dan Penanganan Pneumonia saat Hamil
3. Bagaimana mengatasi bayi yang terkena pneumonia?
Dilansir dari Baby Center, pneumonia sendiri dibagi menjadi 2 penyebab yakni bakteri dan virus. Bayi biasanya terkena pneumonia dari respiratory syncytial virus (RSV).
Pneumonia memang termasuk yang cukup membahayakan, namun WHO mengatakan bahwa ada beberapa langkah yang bisa dilakukan bila penyakit ini sampai menyerang bayi seperti melakukan proteksi sedini mungkin.
Mama perlu memberikan ASI secara eksklusif, nutrisi yang cukup dari makanan, menjauhkan dari asap rokok dan polutan lainnya hingga menjaga kebersihan si Kecil.
Pencegahan pneumonia yang gejalanya bisa terjadi pada bayi dapat dicegah dengan memberikan imunisasi lengkap. IDAI pun telah merekomendasikan pemberian imunisasi PCV untuk anak usia 2 bulan hingga 5 tahun.
Bila ada gejala yang mencurigakan, maka ada baiknya melakukan deteksi dini agar pneumonia tidak semakin berkembang dan pengobatan dapat segera dilakukan.
Itulah beberapa informasi penting mengenai penyebaran penyakit pneumonia wuhan di Cina. Semoga informasi di atas bisa dijadikan langkah tepat dalam mencegah penyakit tersebut dialami oleh Mama sekeluarga.
Baca juga:
- 6 Langkah Cuci Tangan yang Diwajibkan oleh WHO
- Bayi 9 Bulan, Pasien Virus Corona Termuda: Menangis Ingin Dipeluk Papa
- Perawat Rela Pamitan Meninggalkan Anaknya Demi Menangani Pasien Corona
- Waspada Virus Corona, Begini Gejalanya pada Anak