Jangan Dibiarkan! Ini 5 Tanda Keuangan Keluarga Semakin Tidak Sehat

Kenali sejak dini sebelum terlambat!

22 Oktober 2019

Jangan Dibiarkan Ini 5 Tanda Keuangan Keluarga Semakin Tidak Sehat
Pixabay/stevepb

Saat sudah berkeluarga dan memiliki anak, tak jarang butuh usaha lebih untuk menjaga kondisi keuangan keluarga agar lebih baik. Bahkan beberapa keluarga berpendapat kalau mengatur keuangan menjadi hal yang penting agar terhindar dari berbagai dampak buruk di masa depan. 

Selain memikirkan seberapa besar gaji yang didapat selama satu bulan, pengolahan keuangan keluarga pun harus diperhatikan dengan baik. 

Untuk Mama yang ingin semakin melek keuangan dan ingin mengetahui tanda-tanda finansial keluarga tak sehat, kali ini Popmama.com telah merangkumnya. 

Perhatikan tanda-tandanya agar kondisi keuangan ini tidak berdampak buruk ke keluarga ya, Ma!

1. Tidak memiliki investasi dan proteksi keuangan sama sekali

1. Tidak memiliki investasi proteksi keuangan sama sekali
pixabay.com/stevepb

Sebelum kondisi ini semakin parah, maka perlu sekali untuk mulai belajar mengenai investasi dan proteksi. Mama harus mengetahui kalau investasi berbeda sekali dengan menabung karena akan terjadi perputaran uang yang lebih dinamis dari sebelumnya. 

Meskipun menabung terbilang cukup aman, namun hasil yang didapat tidak sebanyak jika melakukan investasi keuangan. Bentuk investasi yang bisa diambil atau menjadi pertimbangan bersama suami yaitu investasi emas, investasi dalam bentuk properti hingga beberapa bentuk lainnya.

Lalu salah satu tanda lain kalau kondisi keuangan tidak bisa berjalan sehat yaitu ketika belum memiliki proteksi keuangan yang jelas. 

Proteksi keuangan seperti asuransi jiwa, kesehatan, pendidikan atau jenis lainnya bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk dimiliki.

Setidaknya, Mama sudah mulai sadar pentingnya asuransi terutama kesehatan seluruh anggota keluarga. 

Editors' Pick

2. Tidak bisa menerapkan pola hidup sehat secara finansial keluarga

2. Tidak bisa menerapkan pola hidup sehat secara finansial keluarga
Unsplash/rawpixel

Hidup hemat bukan mengartikan kalau Mama termasuk seseorang yang pelit, namun akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. 

Bicara mengenai finansial keluarga, maka perlu sekali menerapkan pola hidup sehat secara keuangan alias tidak boros. Terkadang banyaknya diskon membuat seseorang lebih konsumtif, sehingga lupa diri kalau sedang ingin berhemat demi kebutuhan lain yang bermanfaat.

Sebelum kondisi finansial di dalam keluarga semakin buruk, maka ada baiknya perlu memperbaiki dan membuat buku keuangan secara jelas.

Buatlah rencana masa depan yang jelas bersama pasangan mulai dari biaya sekolah anak, asuransi hingga keinginan untuk membeli rumah atau transportasi keluarga. 

Ingat Ma, kalau melek finansial tanpa disadari akan membantu masa depan keluarga semakin lebih baik!

3. Terlalu mementingkan gaya hidup dibandingkan kebutuhan

3. Terlalu mementingkan gaya hidup dibandingkan kebutuhan
Freepik/Prostooleh

Jumlah saldo tabungan yang sedikit seringkali menjadi masalah di beberapa keluarga apalagi saat sedang dibutuhkan banyak biaya tambahan untuk membayar beberapa kebutuhan. 

Dalam mengatasi permasalahan finansial sebelum kondisinya semakin parah, sebaiknya perlu sekali mengatur pengeluaran dan gaya hidup agar tidak besar pasak daripada tiang. Pastikan kalau pendapatan yang setiapnya didapat hanya semata-mata digunakan hanya untuk keperluan gaya hidup.  

Apalagi belakangan ini ada fenomena baru dengan hadirnya media sosial, sehingga seringkali membuat seseorang lebih konsumtif dan menghabiskan banyak uang hanya demi menunjang gaya hidup. Padahal secara penghasilan masih belum mencukupi serta belum bisa mengatur uang untuk kebutuhan dan gaya hidup harus benar-benar diperlukan. 

Baca juga: 

4. Tidak bebas hutang konsumtif

4. Tidak bebas hutang konsumtif
Pixabay/Bru-nO

Ma, hutang konsumtif seperti kartu kredit yang tidak dilunasi dengan baik hanya akan membuat keuangan keluarga semakin tidak sehat. Sebelum finansial menjadi berantakan, maka ada baiknya dilunasi terlebih dahulu dan mulai untuk berinvestasi. 

Usai terbebas dari hutang konsumtif yang selalu menghambat finansial keluarga, lalu mulailah perbaiki agar tidak lagi terjerumus di dalam lubang hutang yang nantinya berdampak buruk pada kehidupan keluarga. 

5. Tak memiliki dana pensiun

5. Tak memiliki dana pensiun
Freepik/Jcomp

Perlu diingat kalau dana pensiun bukan untuk mereka yang bekerja sebagai abdi negara, melainkan bagi siapa saja termasuk wiraswasta. 

Dana pensiun menjadi salah satu poin alaternatif yang diperlukan untuk memenuhi berbagai macam keperluan anak dan keluarga. Perlu Mama ingat kalau ini sebagai tabungan yang dikhususkan untuk usia tua dan tidak boleh diambil hingga usia tua nanti. 

Jika dana pensiun selama sebulan di dalam keluarga tidak mencukupi, maka carilah cara untuk mendapatkan penghasilan lain di luar pekerjaan. 

Untuk Mama yang sedang mengelola uang serta mencari cara sedang menambah keuangan keluarga, maka tidak ada salahnya untuk bergabung dengan Tupperware Indonesia. Dengan butuh modal Rp 100.000 saja, maka kesuksesan bisa diraih untuk menambah tabungan. 

Melalui modal senilai Rp 100.000, semua orang termasuk Mama dapat bergabung menjadi bagian dari bisnis Tupperware serta langsung merasakan beragam keuntungan dengan cepat. Ketika mendaftarkan diri, maka akan langsyung menjadi member dan mendapatkan Starter Kit keren seperti tas serut, buku kode etik, buku sukses (handbook) BOP, katalog reguler, map, kalender vanguard, formulir pendaftaran serta kartu sales force. 

Tak perlu ragu karena Tupperware memiliki 5 formula inovasi seperti:

  • Produk inovatif dan berkualitas.
  • Rencana peluang bisnis dengan penghasilan terbatas.
  • Merayakan sukses bersama dengan beragam trip dan penghargaan. 
  • Pengembangan diri melalui aneka training bisnis. 
  • Aset digital.

Jika sedang ingin mewujudkan banyak mimpi tidak ada salahnya untuk mencoba nih, Ma!

Segera daftar di sini: www.tupperwa.re/daftarkonsultan

Baca juga: Jangan Galau! Begini 5 Cara Memulai Usaha saat Memiliki Bayi

The Latest