Banyak Pasien Tak Jujur, Jadi Pemicu Tenaga Medis Terinfeksi Corona
Kalau sudah begini, kesadaran masyarakat perlu dipupuk dengan baik!
20 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabar mengenai tenaga medis yang terinfeksi Covid-19 hingga gugur dalam melaksanakan tugasnya menjadi perhatian masyarakat, termasuk di media sosial.
Munculnya kabar seperti ini tentu membuat hati banyak orang merasa sedih, apalagi karena tenaga medis sudah menjadi garda terdepan dalam menangani penyebaran virus corona semakin meluas.
Dilansir dari IDN Times, belum lama ini seorang perawat RSPI Sulianti Saroso Nurdiansyah mengungkapkan bahwa ada ketidakjujuran yang dilakukan oleh pasien saat berobat atau pasien ditanya riwayat perjalannya.
Hal tersebutlah yang menjadi pemicu banyaknya tenaga medis yang terpapar Covid-19.
Jika Mama ingin mengetahui beberapa rangkuman terkait banyaknya tenaga medis Covid-19 yang gugur selama bertugas, kali ini Popmama.com telah merangkum informasinya.
Disimak yuk, Ma!
1. Ketidakjujuran pasien justru membuat tenaga medis mudah terpapar Covid-19
Nurdiansyah mengatakan bahwa seharusnya masyarakat bisa paham bahwa ketidakjujuran yang dilakukan oleh pasien kepada tim medis, hanya akan membuat peningkatan kasus saja dan akan mengganggu kesehatan orang lain termasuk para tenaga medis.
"Padahal keterbukaan pasien menjadi kunci bahwa Covid-19 dapat disembuhkan dan penularan dapat dicegah," ujar Nurdiansyah saat membagikan kisah merawat pasien Covid-19 di Media Center Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional, Jakarta pada Minggu (19/3/2020).
Dalam siaran tertulis, Nurdiansyah menceritakan bahwa sudah banyak tenaga medis yang telah terinfeksi dalam melaksanakan tugasnya bahkan gugur.
"Sudah mulai banyak kasus-kasus yang terjadi dengan kita. Beberapa teman ada yang dirawat. Teman-teman yang tertular dari pasien. Ada yang tertular karena mungkin ketidakjujuran (pasien)," jelasnya.
Editors' Pick
2. Banyak kisah sedih yang terjadi pada keluarga tenaga medis
Tak hanya menjelaskan tentang ketidakjujuran pasien yang dapat berujung petaka bagi tenaga medis saja, namun Nurdiansyah juga menceritakan mengenai stigma negatif yang dialami oleh rekannya sebagai tenaga medis.
Rekan-rekan tenaga medis mulai dikucilkan di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan ada yang diusir hingga anggota keluarganya diasingkan oleh para tetangga sekitar.
"Bulan ini kita penuh duka, angka positif dari teman-teman kita semakin banyak dan yang meninggal juga. Stigma yang negatif tentang perawat Covid-19 mulai terjadi, seperti diusir dari rumah kontrakan, kemudian anak dari perawat juga diasingkan dengan anak tetangganya,” jelas Nurdiansyah.
3. Bagaimana keamanan seorang dokter, meskipun tidak menangani Covid-19 secara langsung?
Dokter gigi di Indonesia juga sudah ada yang meninggal dunia karena terjangkit Covid-19. Meskipun tidak menangani secara langsung, namun penularan virus bisa terjadi di mana saja termasuk dari pasien yang berkunjung untuk berobat.
Demi terhindar dari penyebaran infeksi Covid-19, maka perlu sekali menggunakan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap, mulai dari kacamata, masker, sarung tangan, cap bedah, pelindung wajah dan pakaian pelindung harus dikenakan.
Penggunakan masker pun harus sekali pakai, lalu dibuang setelah digunakan dan tidak boleh digunakan kembali.
Walau tidak menangani pasien Covid-19 secara langsung, namun keamanan seorang dokter atau tenaga medis perlu diperhatikan dengan baik serta harus taat terhadap prosedur.
4. Apa saja yang harus dipatuhi oleh seorang pasien, walau tidak positif Covid-19?
Seperti yang telah Mama ketahui bahwa ada 3 kemungkinan terkait kondisi kesehatan diri sendiri selama pandemi Covid-19 berlangsung, yakni:
- Tetap sehat (tidak ada gejala).
- Sakit, tetapi ringan (demam tidak tinggi, batuk, sedikit kelelahan, tetapi masih bisa beraktivitas).
- Sakit berat (demam tinggi, sesak napas berat, tidak bisa berativitas, memiliki penyakit lain).
Walau tidak positif Covid-19, pasien dengan gejala seperti pilek, batuk kering, demam dan nyeri tubuh sebaiknya ditunda terlebih dahulu untuk datang ke klinik sampai kondisi benar-benar pulih.
Pasien yang baru saja kembali dari negara yang berisiko tinggi atau pernah melakukan kotak fisik terkait dengan gejala tersebut, ada baiknya tetap berada di rumah.
Kejujuran terhadap kondisi diri sendiri mengenai riwayat kesehatan ini perlu diperhatikan dan ditanamkan dengan baik. Ini bisa menjadi salah satu sikap terpuji karena membantu penyebaran Covid-19.
Dengan adanya kejujuran terhadap kesehatan sendiri, maka akan membantu tenaga medis terpapar terhadap infeksi Covid-19.
Semoga informasi ini membantu kesadaran diri sendiri dan dapat bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- Waspada Kasus Positif Corona Tanpa Gejala, Kenali Penanganannya!
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Tes dan Hasilnya Positif Corona?
- Sempat Rawat Menhub Budi Karya, dr Ketty Meninggal Positif Corona