Diet Ketofastosis, Berani Mencoba?
Berani memulai diet yang satu ini?
22 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama yang sedang diet atau berusaha menurunkan berat badan, ada yang sudah mendengar diet ketofastosis belum nih?
Beberapa waktu belakangan ini, ada tren dan metode baru bernama diet ketofastosis. Diet yang satu ini merupakan gabungan dari ketogenic dan fastosis.
Ketogenic merupakan sebuah metode diet dengan pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak dan juga sedang protein. Lalu untuk fastosis sendiri dikenal dengan fasting on ketosis yang berarti melakukan puasa dalam kondisi ketosis.
Tubuh sedang dikatakan ketosis jika tubuh sudah kekurangan karbohidrat dan sedang berusaha menggantikannya dengan memecahkan lemak, sehingga menjadi kalori atau energi untuk tubuh.
Kalau Mama mulai tertarik dengan diet yang satu ini dan ingin mengetahui informasi lebih mengenai diet ketofastosis, berikut rangkuman dari Popmama.com.
1. Diet ketofastosis berbeda dari diet lain
Sebelum melakukan diet ketofastosis, ada baiknya untuk mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis gizi. Saat berkonsultasi ini akan membantu mengetahui kondisi tubuh karena setiap orang memiliki respon yang berbeda terhadap diet ketofastosis.
Perlu disadari juga jika sedang berada di dalam kondisi ketosis yang sedang kekurangan karbohidrat, maka tubuh akan sulit dikontrol sehingga menimbukan gangguan terhadap keasaman darah. Hal buruk yang bisa saja terjadi yaitu dapat mengancam nyawa.
Ketofastosis bukan hanya mengubah pola makan, tetapi bisa dikatakan mengubah gaya hidup menjadi lebih baik. Berbeda dengan metode diet jenis lain, ketofastosis sendiri membutuhkan komitmen dan niat dari setiap orang yang berusaha menjalaninya.
Diet ketofastosis mampu mengubah secara total pola hidup seseorang dan perlu dilakukan secara permanen atau seumur hidup.
Jika sudah memulai ada baiknya berusaha untuk konsisten dalam menjalaninya.
Ketidakkonsisten saat sudah mulai melakukan diet ketofastosis justru akan berdampak buruk dan merusak metabolisme tubuh.
Namun, ada baiknya sebelum memulai perlu sekali berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi tubuh.
Editors' Pick
2. Memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi
Diet ketofastosis bisa dikatakan cukup efektif dalam membantu menurunkan berat badan. Cocok untuk Mama yang sudah cukup frustasi atau stres mengenai masalah berat badan.
Namun kunci pengaplikasian diet ketofastosis sendiri yaitu berusaha mengganti sistem metabolisme tubuh dari yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan bakar utama berubah menjadi lemak.
Dalam diet ketofastosis memang direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung lemak sekitar 80 persen, sehingga perlu mengonsumsi makanan yang tinggi akan kandungan lemak.
Daftar makanan yang bisa dipilih dan diterapkan selama melakukan diet ketofastosis, mulai dari:
- Sayuran yang dianjurkan dalam jumlah tinggi adalah sayuran berdaun dengan berbagai warna seperti kangkung, bayam, daun bawang, daun pandan, daun salam, daun seledri, kailan
- Sayuran seperti batang sayur atau bunga sayur dapat dikonsumsi dengan jumlah yang cukup besar hingga 300 gram/hari seperti kembang kol dan brokoli.
- Berusaha menghindari umbi-umbian dari dalam tanah, kecuali wortel dan akar seledri dengan jumlah sedang yang hanya 30 - 50 gram/hari.
- Menghindari semua yang mengandung tepung (pati) seperti singkong, sagu, beras, ketan, gandum, jagung, kentang, ubi dan beberapa jenis lainnya.
- Mengonsumsi kacang-kacang padat dalam jumlah rendah yang hanya 30 - 50 gram/hari seperti kacang hazelnut, kacang merah, kacang tanah, kacang kapri.
- Menggunakan bumbu dapur dalam jumlah secukupnya saja hanya 30 - 50 gram/hari seperti cabai.
- Lebih disarankan untuk memakan sayuran ketogenic dengan melibatkan unsur lemak seperti mentega, mayonese, santan. Keterlibatan unsur ini cukup penting karena bisa menghindari respon insulin saat mengonsumsi sayuran ketogenic.
3. Batasan makan diet ketofastosis
Sama seperti diet pada umumnya pasti memiliki batasan atau pantangan makanan yang harus dijalani. Apalagi diet ketofastosis sangat mengutamakan asupan makanan tinggi akan lemak, sehingga sangat pantang mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.
Beberapa pantangan yang perlu Mama jaga selama melakukan diet ketofastosis yaitu:
- Susu. Meskipun hanya dalam jumlah kecil sebaiknya dihindari terlebih susu mengandung lemak jenuh yang tidak boleh dikonsumsi karena sulit dicerna. Jika dipaksakan susu justru akan merusak program diet ini. Sebagai pengganti susu, Mama bisa memilih teh atau kopi untuk dikonsumsi.
- Alkohol. Jika terbiasa mengonsumsi alkohol sebagai gaya hidup ini akan merusak program diet. Terlalu banyak mengonsumsi minuman ini akan menghambat proses penurunan beran badan.
- Produk olahan. Produk ini biasanya mengandung karbohidrat tinggi sehingga perlu dihindari seperti pasta, jagung, gandum, sirup, permen, es krim, puding, kue dan berbagai produk olahan lainnya.
- Buah-buahan tropis. Buah-buahan memang menyehatkan serta memiliki kandungan vitamin dan mineral tinggi. Namun, sangat disayangkan karena kandungan karbohidratnya pun juga sangat tinggi. Ini perlu dihindari jika Mama ingin tetap konsisten menjalani program diet ketofastosis.
4. Tiga fase dalam diet ketofastosis
Saat Mama mulai melakukan diet ketofastosis, tidak hanya pola makan saja yang perlu dijaga. Namun, perlu juga mengetahui tiga fase dalam menjalannya diet yang sedang tren ini. Tiga fase diet ketofastosis di antaranya:
- Fase induksi. Pada fase ini, Mama akan direkomendasikan untuk mulai mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan lemak hewani. Ini bisa didapat dari telur, ayam, daging, ikan, kerang dan berbagai makanan laut lainnya.Namun perlu diingat untuk mengurangi mengonsumsi susu.
- Fase konsolidasi. Dalam fase ini selain mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak hewani, Mama sudah perlu mengonsumsi lemak nabati. Ini bisa berasal dari berbagai jenis sayuran yang memiliki bunga serta batang.
- Fase pemeliharaan. Perlu diketahui kalau fase ini bisa dikatakan sebagai fase kombinasi dari fase induksi dan fase konsolidasi. Mama akan mulai menjalankan puasa yang dikenal dengan nama 16/8. Puasa 16/8 artinya menjalankan puasa selama 16 jam dan 8 jam makan. Mama hanya bisa makan paling malam yaitu pada pukul 8 malam dan melakukan puasa makan dilakukan hingga pukul 12 siang, Dalam fase puasa ini sangat disarankan untuk mengonsumsi air putih sebanyak mungkin dan tidak mengonsumsi karbohidrat atau gula sama sekali.
Baca juga: 5 Manfaat Susu Kedelai untuk Ibu Hamil di Trimester Kedua
Baca juga: Ini Dia Ma 7 Macam Diet Menurunkan Berat Badan yang Bisa Jadi Pilihan!