Waspada Kasus Positif Corona Tanpa Gejala, Kenali Penanganannya!
Harus lebih hati-hati lagi ya, Ma!
14 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Angka kasus positif Covid-19 yang terjadi di Indonesia semakin mengalami peningkatan.
Berdasarkan data yang dirilis Pemprov DKI Jakarta dalam situs corona.jakarta.go.id hingga hari Senin (14/4/2020) pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 4.557 kasus terkonfirmasi Covid-19 secara nasional.
Ada sekitar 3.778 orang masih dirawat, 380 orang dinyatakan sembuh dan 399 orang lainnya meninggal dunia.
Achmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah Indonesia mengenai penanganan Covid-19 mengatakan bahwa masyarakat perlu patuh terhadap penerapan physical distancing.
Peraturan PSBB di beberapa wilayah juga harus diterapkan agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus. Imbauan ini kembali ditegaskan karena banyak pasien yang positif Covid-19 tidak menujukkan gejala sama sekali.
"Perlu diketahui sebagai gambaran bahwa hampir sekitar di atas 60-70 persen penderita positif Covid-19 ini tanpa adanya gejala. Kita juga sudah mengenalnya dengan sebutan OTG (Orang Tanpa Gangguan)," ucap Yuri di Gedung BNPB pada hari Senin (6/4/2020).
Yuri juga menjelaskan bahwa kategori OTG justru berpotensi memicu penularan Covid-19 semakin luas. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menahan diri terlebih dahulu untuk mudik saat masa pandemi seperti ini.
Jika dilanggar, ini hanya akan menjadi sumber penyebaran di beberapa kampung halaman di Indonesia apalagi jika tidak tertib menjaga physical distancing.
Terkait dengan tingginya angka pasien yang positif Covid-19 tidak bergejala, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa kasus serta langkah tepat yang perlu dilakukan ketika kondisi ini menimpa diri sendiri atau keluarga.
Semoga informasi ini berguna ya, Ma!
Editors' Pick
1. Seseorang laki-laki positif terkena Covid-19 setelah nyeri pada bagian testis
Dilansir dari Dailymail, ada seorang laki-laki asal Massachusetts dinyatakan positif terkena Covid-19 walau tidak memiliki gejala umum seperti batuk atau sesak pada bagian pernapasan.
Awalnya laki-laki berusia 42 tahun ini ingin melakukan pemeriksaan diri ke dokter karena memiliki keluhan nyeri di bagian buah akar, perut hingga dada. Gejala yang dirasakannya sudah cukup lama dirasakan hampir satu minggu, sehingga mengharuskan dirinya perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.
Dokter yang memeriksa laki-laki tersebut mengatakan bahwa kondisi testis pasien normal usai melakukan pemeriksaan X-ray. Hanya saja, ketika dilakukan pemeriksaan lanjutan melalui CT Scan terdapat kerusakan.
Ketika melakukan CT Scan diketahui ternyata ada kerusakan pada bagian paru-paru, sehingga dokter mendiagnosis kalau laki-laki tersebut mengalami pneumonia.
Selang dua hari usai melakukan serangkaian cek kesehatan, laki-laki yang tidak disebutkan identitasnya tadi dinyatakan positif mengidap Covid-19. Kondisi ini pun dikaitkan dengan beberapa kasus sebelumnya.
"Kami menghadirkan kasus ini sebagai pelajaran serta akan memberikan kesadaran terkait kasus atipikal Covid-19," tulis para dokter dalam sebuah laporann di The American Journal of Emergency Medicine.
Meskipun begitu, para dokter dari Harvard Medical School tidak mengatakan bahwa nyeri testis merupakan salah satu gejala dari virus corona. Hanya saja, perlu diingat bahwa adanya gejala atipikal dari Covid-19.
2. Sempat dikira meninggal akibat sakit jantung ternyata justru positif Covid-19
Warga Kampung Malang Nengah, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dikagetkan dengan adanya salah satu warga yang dikira meninggal akibat sakit jantung ternyata justru positif terkena Covid-19.
Apalagi pemulasaraan jenazah dilakukan oleh warga, tanpa mengikuti panduan pasien Covid-19 atas anjuran Majelis Ulama Indonesia (MUI). Warga sekitar yang belakangan mengetahui bahwa almarhum ternyata positif Covid-19 mulai merasa cemas.
Awalnya laki-laki berusia 48 tahun yang berprofesi pengemudi ojek diduga meninggal karena penyakit jantung. Apalagi almarhum memang diketahui sering melakukan pemeriksaan dan berobat ke dokter terkait penyakit jantung yang dideritanya, sehingga warga tidak sama sekali curiga terkait bahwa almarhum positif terkena virus corona.
Ketika itu hasil swab tenggorokan almarhum masih belum keluar, sehingga belum diketahui positif atau negatif Covid-19.
Kasus inilah yang perlu diperhatikan apalagi dengan meningkatkan pasien positif, namun tidak memiliki gejala.
3. Apa yang harus dilakukan ketika positif Covid-19, namun tidak ada gejala?
Melalui Instagram pribadinya dr. Putu Ayuwidia Ekaputri membagikan edukasi baru terkait "Apa saja yang perlu dilakukan ketika sudah dinyatakan positif Covid-19?"
Dari penjelasan dr. Putu Ayuwidia Ekaputri sebenarnya setelah melakukan berbagai pemeriksaan dan hasilnya dinyatakan positif terkena Covid-19, maka ada 3 kemungkinan terkait kondisi kesehatan diri sendiri, yakni:
- Tetap sehat (tidak ada gejala).
- Sakit, tetapi ringan (demam tidak tinggi, batuk, sedikit kelelahan, tetapi masih bisa beraktivitas).
- Sakit berat (demam tinggi, sesak napas berat, tidak bisa berativitas, memiliki penyakit lain).
Jika setelah melakukan pemeriksaan hasilnya positif dan tidak ada gejala, maka menandakan bahwa tubuh masih dalam keadaan sehat serta memiliki sistem imun yang kuat. Dengan begitu, penyebaran infeksi Covid-19 masih bisa dilawan oleh tubuh.
Namun, pasien dalam keadaan ini masih bisa menularkan ke orang lain. Sebaiknya lakukanlah isolasi diri di rumah. Menurut Putu Ayuwidia Ekaputri, usahakan tidak perlu panik atau justru ke rumah sakit.
Perlu Mama ketahui bahwa di perjalanan serta rumah sakit berpotensi dapat menyebarkan virus ke orang lain.
Pastikan untuk tetap memperbanyak makan makanan sehat bernutrisi dan vitamin. Dengan begitu, tubuh akan tetap sehat dan mampu melawan virus.
Lakukanlah hal ini sekitar 14 hari karena masa hidup virus di tubuh yaitu 2-14 hari.
Itulah beberapa informasi mengenai kasus serta penjelasan terkait positif Covid-19, namun tidak ada gejala sama sekali.
Semoga penjelasan di atas bisa bermanfaat dan tetap terus menjaga kesehatan ya, Ma.
Baca juga:
- Cegah Corona, Anies: Penerapan PSBB DKI Jakarta Efektif 10 April 2020
- Cegah Penularan Covid-19 Meluas, Menkes Setujui PSBB di DKI Jakarta
- Harus Ditaati! Ini Aturan PSBB untuk Kendaraan Pribadi di Jakarta