Waspada Terkena Anosmia, Hilangnya Kemampuan Indra Penciuman
Banyak orang khawatir terkena anosmia dan dinyatakan positif Covid-19
6 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hilangnya kemampuan penciuman memicu kekhawatiran sendiri karena memiliki kemungkinan positif Covid-19. Apalagi jika sudah disertai dengan gejala umum lainnya, mulai dari demam tinggi, batuk serta sesak napas.
WHO dan Centers for Disease Control (CDC) di Amerika pun telah memasukkan hilangnya indra penciuman atau anosmia sebagai salah satu gejala dari Covid-19.
Anosmia adalah kondisi seseorang kehilangan kemampuan indra penciumannya. Kemampuan penciuman yang hilang ini dapat bersifat sementara atau permanen, sehingga tak jarang dapat memengaruhi hidup seseorang. Secara umum, biasanya kondisi anosmia dapat meningkatkan risiko hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan yang drastis serta malnutrisi.
Perlu dipahami bahwa apabila anosmia berlangsung cukup lama, maka dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi.
Jika ingin mengetahui lebih banyak informasi terkait anosmia, tak perlu khawatir karena Popmama.com telah merangkumnya.
Disimak untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarga di rumah yuk, Ma!
1. Apa saja penyebab seseorang mengalami anosmia?
Anosmia dapat menyebabkan indra penciumannya hilang sebagian atau secara keseluruhan. Seseorang yang mengalami anosmia bisa terjadi karena beberapa penyebab, antara lain:
- Terjadi penyumbatan di rongga hidung. Kondisi ini biasanya terjadi karena beberapa faktor, antara lain infeksi virus, efek samping obat, kanker rongga hidung atau kelainan pada tulang hidung.
- Terjadi kerusakan pada otak dan sistem saraf. Kondisi ini menyebabkan kinerja saraf tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga mengalami gangguan dalam menyampaikan signal penghidu ke otak. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan ini, antara lain mengalami cidera kepala, malnutrisi, diabetes, efek samping dari obat-obatan, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer atau bisa saja adanya sindrom Kallman.
- Terjadi gangguan transport zat menuju reseptor penciuman. Penyebabnya bisa beragam, antara lain polip hidung, deviasi septum hidung, pasca pembedahan di area hidung, mengalami rhinitis atau rhinitis.
Dilansir dari Healthline terdapat kasus tertentu di mana seseorang dilahirkan tanpa indra penciuman. Kondisi tersebut terjadi karena genetik yang disebut sebagai anosmia kongenital atau anosmia bawaan lahir.
Selain itu, perlu diketahui bahwa penyebab dari anosmia di atas memiliki cara penanganan medis yang berbeda-beda.
Editors' Pick
2. Pasien positif Covid-19 secara umum mengalami anosmia yang hanya bersifat sementara
Ma, perlu diketahui bahwa kondisi anosmia yang terjadi pada manusia bisa bersifat permanen dan ada juga yang hanya sementara.
Terkait pasien yang positif Covid-19, gejala anosmia hanya bersifat sementara. Mama perlu melakukan tes lebih lanjut untuk memastikan kesehatan apabila sudah mulai ada masalah dengan indra penciuman.
Dilansir dari Mayo Clinic, hidung dan area atas tenggorokan memiliki sel khusus. Sel tersebut memiliki peran penting sebagai reseptor bau, sehingga seseorang dapat merasakan aroma yang ada di sekitarnya.
Ketika reseptor tersebut mampu mendeteksi aroma dan berusaha mengirimkan sinyal, maka otak akan berhasil mengidentifikasi aroma tersebut. Hanya saja, apabila kehilangan indra penciuman itu berarti ada gangguan yang terjadi pada proses saat mengidentifikasi sebuah aroma.
3. Kapan seseorang yang kehilangan indra penciumannya harus pergi ke dokter?
Ketika seseorang kehilangan indra penciumannya tentu ada kepanikan tersendiri di dalam diri mereka. Tak jarang kondisi tersebut membuat dirinya merasa stres, apalagi jika dikaitkan dengan penyakit tertentu.
Demi menjaga kesehatan, alangkah baiknya untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila indra penciuman benar-benar hilang. Apalagi patut dicurigai terutama jika tidak sedang pilek atau flu.
Ketika anosmia telah disertai dengan gejala lain, mulai dari pusing, tubuh terasa lelah atau stres memang disarankan untuk segera konsultasi ke dokter.
Pemeriksaan endoskopi bisanya dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peradangan, pembengkakan, polip atau nanah pada area hidung. Tak hanya itu, tenaga medis juga akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut yakni MRI dan CT scan.
Pemeriksaan lanjutan tersebut dilakukan agar lebih memahami kondisi yang sedang dialami oleh pasien terkait kondisi anosmia.
4. Bagaimana cara mengobati anosmia?
Apabila anosmia tak juga hilang, usahakan langsung berkonsultasi dengan dokter agar lebih cepat mendapatkan penanganan terbaik. Mengingat indra penciuman sangat penting untuk dijaga karena selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu dipahami bahwa anosmia bisa dilakukan pengobatan berdasarkan penyebabnya, yakni:
- Anosmia karena iritasi hidung dapat dilakukan pengobatan dengan cara memberikan dekongestan, antihistamin, semprotan steroid hidung, antibiotik untuk infeksi bakteri serta usahakan untuk berhenti merokok. Ini dilakukan untuk mengurangi paparan iritasi hidung atau alergen.
- Anosmia karena polip hidung, tumor hidung atau kelainan tulang hidung dapat melakukan pengobatan dengan tindakan operasi.
Pengobatan terhadap anosmia perlu dilakukan agar terhindar dari komplikasi serta bahaya apabila kehilangan indra penciuman dalam jangka waktu yang lama.
Itulah beberapa penjelasan detail mengenai anosmia. Semoga informasi kali ini memberikan pengetahuan baru terkait anosmia ya, Ma.
Baca juga:
- Indra Penciuman Menurun Jadi Tanda Bahwa Kamu Pembawa Virus Corona!
- Indra Penciuman Jadi Super Sensitif Saat Hamil, Wajar atau Tidak?
- Waspada Kasus Positif Corona Tanpa Gejala, Kenali Penanganannya!