WHO: Covid-19 Bisa Menular Lewat Udara, Protokol Kesehatan Ditambah
Kembali waspada yuk, Ma!
14 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 yang tengah terjadi di Indonesia membuat banyak orang merasa khawatir terhadap penularannya. Mengingat virus ini dapat menginfeksi siapa saja, baik itu usia muda atau tua.
Baru-baru ini, WHO menemukan bukti baru sebagai temuan awal bahwa virus corona dapat menyebar melalui udara. Penularan pun bisa terjadi di mana saja, terutama di tempat-tempat ramai, tertutup bahkan ruangan dengan ventilasi yang buruk.
WHO juga memberikan imbauan untuk memperbarui panduannya bahwa infeksi dapat tetap ada di udara apalagi ketika dihirup oleh orang lain.
Dilansir dari Dailymail, Benedetta Allegranzi pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi mengatakan bahwa ada bukti yang muncul dari penularan melalui virus corona melalui udara. Hanya saja hal tersebut tidak definitif.
"Kemungkinan penularan melalui udara dalam pengaturan publik, terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, pengaturan berventilasi buruk yang telah dijelaskan dan tidak dapat dikesampingkan. Namun, bukti masih perlu dikumpulkan serta ditafsirkan lebih lanjut. Kami pun terus mendukung ini," kata Benedetta Allegranzi.
Sampai sekarang WHO menegaskan bahwa jalur utama penularan Covid-19 masih melalui tetesan yang terinfeksi dikeluarkan ketika seseorang batuk atau bersin.
Jika Mama ingin mengetahui informasi terbaru terkait penyebaran virus yang bisa terjadi di udara, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Editors' Pick
1. Pemerintah Indonesia berencana menambah ketentuan dalam protokol kesehatan
Demi pencegahan Covid-19 semakin menyebar luas, pemerintah Indonesia berencana menambah ketentuan dalam protokol kesehatan. Ketentuan tersebut akan segera rilis setelah Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan adanya peningkatan risiko penularan virus corona di ruangan tertutup dengan ventilasi buruk.
Imbauan tersebut telah diungkapkan oleh Muhadjir Effendy sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kompleks Istana Kepresidenan setelah rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Senin (13/7/2020).
"Dalam kesempatan ini saya ingin mengimbau bahwa setiap pertemuan, tolong untuk dibatasi terutama yang tertutup," ucap Muhadjir.
Muhadjir mengingatkan agar masyarakat tetap menjalani protokol kesehatan secara konsisten.
"Tambahan dari protokol kesehatan kita yaitu hindari kerumunan di ruang tertutup yang ventilasinya tidak cukup baik dan tidak boleh lama-lama di ruang tertutup itu," ucapnya.
Berdasarkan hasil penelitian, WHO telah menyatakan bahwa Covid-19 bisa menular melalui partikel mikro dari percikan. Percikan tersebut dapat muncul saat orang bicara, bersin dan batuk yang mengapung di udara. Perlu diketahui bahwa partikel mikro tersebut bisa bertahan di udara sekitar 20 menit.
2. Ruangan tertutup dapat meningkatkan risiko penyebaran virus
Ketika percikan dari bersin atau batuk bisa mengapung di udara, maka penularan virus di ruangan tertutup sangat berisiko.
"Jadi kalau misalnya ada penceramah positif Covid-19 dan dia berbicara selama satu jam di dalam ruang tertutup. Kita bisa dibayangkan berapa juta atau miliar partikel mikro yang berterbangan. Kemudian orang kalau tidak pakai masker bisa menghisap itu," kata Muhadjir.
Demi kenyamanan dan kesehatan bersama, Muhadjir menyarankan agar tempat-tempat ibadah sebisa mungkin mempersingkat sesi khotbah. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko penularan virus.
"Khotbah di ruang tempat ibadah sebaiknya dipersingkat untuk hindari mikro droplet," katanya.
Sesi khotbah perlu dipersingkat, termasuk bacaan yang biasanya panjang-panjang sebisa mungkin dibuat lebih pendek.