Kabar dukacita datang dari salah satu komika tanah air. Kabarnya Babe Cabita meninggal dunia di RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada 9 April, Selasa pagi.
Kabar ini menggemparkan seluruh masyarakat. Tidak diketahui pasti penyebab Babe meninggal, namun sebelumnya pernah diungkapkan kalau ia menderita penyakit langka anemia aplastik.
Babe Cabita bercerita dengan terbuka mengenai masalah kesehatannya ini. Bahkan, ia sempat membagikan kalau dirinya diduga mengidap leukemia. Namun, ternyata penyakit langka yang berhubungan dengan darah juga yang merenggut nyawanya.
Berikut, Popmama.com ajak kamu mengenalanemia aplastik, penyakit langka yang diidap Babe Cabita.
1. Apa itu anemia aplastik?
cfch.com.sg
Anemia aplastik merupakan penyakit langka namun serius yang dapat menyerang orang-orang dari berbagai usia. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup sel darah baru.
Hasilnya, orang tersebut dapat mengalami kelelahan kronis seperti mudah merasa lelah dan kekurangan energi. Atau tubuh melemah sehingga tubuh mudah terserang infeksi. Ada juga risiko perdarahan meningkat, baik internal maupun eksternal.
Gejala anemia aplastik dapat muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara perlahan dan memburuk seiring waktu. Tingkat keparahannya pun bervariasi, dari ringan hingga berat.
2. Penyebab anemia aplastik
bbc.co.uk
Sumsum tulang belakang berperan penting dalam memproduksi sel darah merah (membawa oksigen), sel darah putih (melawan infeksi), dan trombosit (membantu pembekuan darah).
Namun pada penderita anemia aplastik, sel punca (stem cell) di sumsum tulang belakang rusak. Akibatnya, sumsum tulang belakang bisa menjadi kosong (aplastik) atau hanya mengandung sedikit sel darah (hipoplastik).
Penyebab utama kerusakan ini adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel punca di sumsum tulang belakang. Selain itu, beberapa faktor lain juga bisa merusak sumsum tulang belakang dan mengganggu produksi sel darah.
Terdapat beberapa penyebab lainnya, yaitu pengobatan radiasi dan kemoterapi, paparan bahan kimia beracun, autoimunitas, atau bahkan terkadang penyebab tidak diketahui.
Editors' Pick
3. Anemia aplastik dapat berkaitan dengan penyakit langka lain
Freepik.com/freepik
Kadang-kadang, anemia aplastik juga bisa terkait dengan penyakit langka lainnya, seperti Hemoglobinuria nokturnal paroksismal (PNH), yaitu penyakit yang sebabkan sel darah merah pecah terlalu cepat. PNH bisa menyebabkan anemia aplastik, atau sebaliknya, anemia aplastik bisa berkembang menjadi PNH.
Ada juga penyakit yang disebut Anemia Fanconi, yaitu penyakit bawaan langka yang menyebabkan anemia aplastik.
Anak-anak penderita Fanconi biasanya memiliki tubuh lebih kecil dan kelainan saat lahir, seperti bentuk lengan dan kaki yang kurang berkembang. Penyakit ini didiagnosis melalui tes darah.
4. Risiko yang memicu anemia aplastik
Freepik.com/freepik
Anemia aplastik memang tergolong penyakit langka, tapi bukan berarti kita nggak perlu waspada. Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko, seperti:
Pernah menjalani pengobatan kanker dengan radiasi atau kemoterapi dosis tinggi. Bayangkan, ini seperti perang habis-habisan. Meski efektif membunuh sel kanker, terapi ini bisa "kelewatan" dan turut merusak sel darah kita.
Terpapar bahan kimia beracun seperti insektisida, herbisida, atau bahan pembersih cat bisa meningkatkan risiko juga.
Mengonsumsi obat tertentu juga dapat berdampakn pada produksi sel darahm lho. Walaupun, berguna untuk penyakit lain, kamu tetap harus berhati-hati.
Penyakit bawaan, infeksi serius, dan kehamilan (jarang), juga merupakan kondisi kesehatan tertentu yang bisa menjadi faktor risiko.
5. Cara mendiagnosis anemia aplastik
mayoclinic.org
Dokter ibarat detektif saat mendiagnosis anemia aplastik. Untuk mengumpulkan "bukti", mereka akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes-tes seperti berikut:
Hitungan darah lengkap: Pemeriksaan ini melihat jumlah dan jenis sel darah merah, putih, dan trombosit.
Pemeriksaan gambaran darah tepi: Sampel darah kita diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat bentuk dan kesehatan sel darah merah dan trombosit.
Menghitung retikulosit: Tes ini menghitung sel darah merah muda (retikulosit) yang belum matang. Jumlah retikulosit yang rendah bisa menjadi tanda anemia aplastik.
Aspirasi dan biopsi sumsum tulang belakang: Ini mungkin terdengar menyeramkan, tapi sebenarnya prosedurnya tidak terlalu rumit. Dokter mengambil sedikit sampel sumsum tulang belakang untuk diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan apakah sumsum tulang belakang memproduksi cukup sel darah.
6. Cara mencegah anemia aplastik
safetysignsandnotices.co.uk
Meskipun kebanyakan kasus anemia aplastik tidak bisa dicegah, ada baiknya kita mengurangi risikonya. Kamu bisa menghindari paparan bahan kimia beracun. Sebisa mungkin gunakan alternatif pembersih yang lebih aman dan lindungi diri saat berhadapan dengan bahan kimia di rumah atau tempat kerja.
Ketika menerima obat dari dokter, konsultasikan terlebih dahulu. Jangan ragu mendiskusikan obat-obatan yang akan kamu konsumsi. Pencegahan merupakan cara terbaik.
Begitu juga dengan, deteksi dini. Kalau kamu merasa mengalami gejala anemia aplastik seperti mudah lelah, sering infeksi, atau mudah memar, segera periksakan diri ke dokter.
7. Bagaimana cara mengobati anemia aplastik?
Freepik.com/pressfoto
Anemia aplastik memang menakutkan, tapi tenang, para dokter punya berbagai strategi untuk melawannya! Terdapat beberapa pilihan pengobatan tergantung pada kondisi pengidap.
Kadang anemia aplastik muncul akibat efek samping pengobatan kanker atau penyakit autoimun.
Nah, kalau ini kasusnya, dokter mungkin bisa menyesuaikan pengobatan awal pengidap.
Jika ditemukan penurunan sel darah yang lebih rendah dari kondisi normal, namun tidak ada gejala yang dirasakan, dokter akan mengatakan kamu memiliki anemia aplastik awal.
Dalam hal ini, penyedia layanan kesehatan akan merekomendasikan untuk memantau kesehatanmu secara keseluruhan, sehingga mereka dapat bergerak cepat jika tampaknya kondisi semakin memburuk.
Itulah, mengenalanemia aplastik, penyakit langka yang diidap Babe Cabita. Mama dan Papa wajib waspada dan memerhatikan terus kondisi kesehatan diri dan keluarga, ya.