Jika kamu terus-menerus kesulitan menemukan motivasi untuk pergi bekerja, itu bahaya bagimu dan mungkin sudah waktunya mencari memilih tempat kerja lainnya.
Menurut Holly Caplan penulis dan konsultan karier sebagaimana dilansir dari CNBC.com, mengatakan itu lebih mudah diucapkan daripada melakukannya.
Kamu mungkin takut akan hal yang tidak kamu ketahui di depan usai kamu resign, tetapi ini membuat kamu mempertahankan pekerjaan yang jelas tidak tepat untukmu, katanya kepada CNBC.
Yang mestinya kamu perlu sadari ketika kamu tetap stay, sesungguhnya kamu sedang merampas kesempatan untuk mendapatkan peluang kerja, pertemanan baru dan pertumbuhan karier yang lebih baik. Jadi tak usah takut dengan masa depan karena semua pasti punya.
Pelatih karir bersertifikat Lise Stransky setuju. Meskipun tidak ada pekerjaan yang 100 persen sempurna, dia berkata, "kamu harus bisa mempertimbangkan pro dan kontranya suatu kondisi."
Nah jika kamu bingung apakah harus meninggalkan pekerjaan atau tidak, Popmama.com akan bahas enam tanda yang menunjukkan bahwa mungkin sudah waktunya kamu berhenti dan berkata "enough". Simak ya.
1. Tidak adanya jenjang baru, kursus keterampilan ataupun pelatihan baru
Pexels/cottonbro
Kamu mungkin pernah mendengar ungkapan, "Kepuasan adalah musuh kemajuan." Pepatah itu juga berlaku di tempat kerja, maka kamu jangan cepat puas bila menemui kondisi nyaman.
Jika pekerjaanmu tidak lagi membantu dalam perkembangan pengetahuan dan keilmuanmu, baik itu menawarkan pelatihan keterampilan, pekerjaan yang menantang atau promosi, mungkin inilah saatnya untuk menyerahkan surat pengunduran diri, kata Caplan.
“Ini menunjukkan bahwa kantor memiliki sedikit minat pada masa depan dan bagaimana kamu berkontribusi pada organisasi,” jelasnya. "Dan itu menunjukkan bahwa perusahaan tidak berinvestasi pada orang-orangnya."
Ketika kamu mengalami kondisi seperti ini di kerjaan kamu, nampaknya perlu kamu pertimbangkan untuk melakukan pengakhiran dan cari yang lebih membuatmu bergerak maju.
2. Jarak tempuh yang jauh!
Unsplash/Clem Onojeghuo
Menurut data Sensus terbaru yang Somali Rian Washington Post, rata-rata perjalanan orang Amerika naik menjadi 26,4 menit pada tahun 2015.
Ini berarti bahwa seorang karyawan biasa menghabiskan sekitar tiga jam dua puluh menit lebih lama untuk bepergian ke dan dari tempat kerja dibandingkan pada tahun 2014.
Tidak hanya perjalanan panjang merupakan pembuangan waktu, tetapi juga dapat membuatmu merasa tidak bahagia dengan pekerjaan, kata Stransky.
Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa setiap menit yang dihabiskan untuk pergi ke tempat kerja meningkatkan kecemasan dan menurunkan kesejahteraan umum.
Memang, pandemi ini banyak perusahaan yang sekarang bekerja dari jarak jauh, meskipun manfaat ini belum tersedia untuk semua pekerjaan. Masih banyak yang harus melakukannya secara langsung dan jauh.
Editors' Pick
3. Bayaranmu terlalu rendah untuk tanggung jawab yang terlalu besar
Unsplash/Sharon McCutcheon
Gaji yang tidak mencukupi adalah salah satu alasan paling sering dikutip untuk ingin meninggalkan pekerjaan, kata Stransky.
Meskipun uang mungkin bukan satu-satunya perhatian saat menerima suatu posisi, gaji menunjukkan betapa berharganya kamu untuk bos dan perusahaanmu.
Pembayaran juga secara langsung memengaruhi kualitas hidup dan menentukan hal-hal seperti di mana kamu akhirnya tinggal, sekolah apa yang kamu pilih untuk anak, dan berapa banyak utang yang harus kamu jalani.
Selain itu, penelitian menemukan bahwa upah rendah dapat menyebabkan stres yang lebih tinggi, terlebih bila pekerjaanmu memaksamu bekerja lebih lama. Itu dapat memperburuk kesehatanmu tentunya.
4. Lingkungan pertemanan kantor yang kurang asik
Freepik/katemangostar
Rekan kerja yang beracun dapat membuat kamu enggan pergi bekerja, kata Stransky. Meskipun ada rekan kerja yang tidak cocok pastinya denganmu, selama tidak beracun tidak ada masalah. Bila beracun lebih baik mengurangi kerugian dengan mencari pekerjaan baru.
Rekan kerja yang merepotkan juga dapat menghalangi kesuksesan kariermu dengan menurunkan produktivitas, merusak kinerja pekerjaan, dan menurunkan semangat kerja.
Ditambah lagi, stres karena menghadapi konflik mereka dapat menyebabkan malam-malam tidak bisa tidur, sakit kepala, masalah perut, dan gejala fisik lainnya.
5. Pekerjaan yang membosankan
Freepik/wayhomestudio
Merasa stagnan atau bosan di tempat kerja adalah pertanda pasti sudah waktunya untuk menulis surat resign.
“Jika kamu tidak terlibat secara mental dalam apa yang kamu lakukan untuk mencari nafkah, jangan menunggu terlalu lama untuk membuat perubahan,” kata Caplan.
Saat kamu stay dalam peran yang sama sekali tidak menarik, harga diri pasti merosot, katanya, dan kurangnya motivasi dapat dengan mudah dideteksi oleh bos kamu lho.
Di sisi lain, penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang merasa terstimulasi di tempat kerja melaporkan kepuasan hidup yang lebih tinggi dan performa kerja yang juga jauh lebih baik.
“Beri dirimu kesempatan untuk menemukan sesuatu yang baru dan itu akan menarik serta menginspirasi diri sendiri,” saran Caplan.
6. Teman kerjamu resign
Popmama.com/Fx Dimas
This article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media
“Jika sebagai karyawan kamu memiliki bos yang baik, keseimbangan kehidupan kerja, dan konsistensi, maka mereka akan bertahan untuk sementara,” kata Caplan. "Jika komponen ini tidak ada, kebanyakan orang akan merangsek ke kapal lain."
Pergantian karyawan yang tinggi umumnya menunjukkan adanya masalah dengan kepemimpinan perusahaan dan menimbulkan ketidakpuasan karyawan dan menurunkan semangat kerja.
"Jika kamu melihat kolegamu yang terhormat pergi dari kanan dan kiri, ketahuilah bahwa masalahnya kemungkinan besar sistemik," Caplan memperingatkan. "Ini adalah sinyal bahwa sudah waktunya untuk menemukan kapal baru untuk berlayar ke arah yang benar."
Sudah tahu kan kapan kamu hsrus menulis surat "cinta" untuk bosmu? Tetaplah tenang Ma tak ada manusia yang tak memiliki rezeki di luar sana. Hanya saja kamu harus bergerak mencarinya agar sampai pada rezeki baru tersebut.