Varian Lambda, Lebih Infeksius dan Bisa Tahan Terhadap Antibodi
Berasal dari Peru nih Ma
22 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Orgnizasation (WHO) baru saja menetapkan keberadaan varian lain dari virus corona SARS-CoV-2, yang diberi nama 'Lambda'
Dilansir dari IDN Times Varian ini termasuk dalam variant of interest (VOI) dan pertama kali terdeteksi di Peru pada Agustus 2020 lalu.
Dilansir dari News 18, varian ini sudah tersebar di lebih dari 29 negara di dunia.
Bahkan, sejak 14 Juni, WHO mengklasifikasikan Lambda sebagai varian global karena peningkatan prevalensinya di Amerika Selatan.
Mengingat penyebarannya yang makin masif, penting bagi Mama untuk menjadi tahu tentang varian tersebut. Popmama.com akan sajikan selengkapnya di sini!
Editors' Pick
1. Menyebar di banyak negara Amerika Latin
Seperti yang dijelaskan diatas, varian Lambda ini memang ertama kali terdeteksi di Peru pada Agustus 2020.
Namun demikian menurut kantor berita Xinhua, varian Lambda kini menyumbang 81 persen dari kasus Covid-19 di Peru.
Bahkan tak hanya Peru, negara-negara lainnya di Amerika Latin pun ikut terdampak.
Seperti di Cile, 32 persen dari total kasusnya dalam 60 hari terakhir disebabkan oleh varian ini.
Peningkatan juga terjadi di Ekuador dan Argentina.
2. Dapat meningkatkan penularan dan mempertebal ketahanannya terhadap antibodi
Lambda dimasukkan WHO kedalam kategori variant of interest (VOI), bukan variant of concern (VOC).
Strain virus dari kategori VOC berpotensi menyebabkan masalah epidemiologis, sedangkan VOI tidak.
Meskipun begitu, WHO tetap memantau varian ini secara ketat serta melakukan studi lanjutan terkait penularan dan resistansinya terhadap antibodi penetralisir.
Usai pemantauan ketat, WHO akan menentukan pastinya apakah statusnya perlu dipindahkan menjadi VOC atau tidak.
Masih dari News 18, WHO melaporkan bahwa varian Lambda membawa mutasi yang bisa meningkatkan penularan dan memperkuat ketahanan virus terhadap antibodi, hal ini mengacu pada data terbatas yang tersedia sejauh ini.
Adapun Varian Delta (B.1.617.2) yang pertama kali ditemukan di India dulunya dikategorikan sebagai VOI, tetapi kini sudah menjadi VOC.
Juga masih banyak varian yang menjadi perhatian lainnya seperti Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1), serta Epsilon (B.1.427 dan B.1.429).
3. Membawa sejumlah mutasi baru
Dalam hal mutasi WHO mangatakan, bahwa varian Lambda membawa sejumlah mutasi dengan dugaan implikasi fenotipik.
Dikhawatirkan, varian ini berpotensi meningkatkan resistansi terhadap antibodi penetral atau meningkatkan penularan (transmisibilitas).
Mengutip India Today, ini ditandai dengan mutasi pada protein lonjakan (spike protein), termasuk G75V, L452Q, F490S, T859N, D614G, T76I, dan del247/253.
Dalam buletinnya, WHO mengatakan perlu adanya studi lanjutan yang kuat tentang dampak fenotipik dari varian Lambda agar bisa memahami secara menyeluruh serta dibutuhkan tindakan pencegahan untuk mengendalikan penyebarannya.
Popmama selalu dan pasti akan mengingatkan kamu untuk menjaga kesehatan dari berbagai ancaman virus Corona yang masih menjadi Pandemi.
Seperti apa yang telah kami rangkumkan untukmu Ma, maka tetap jaga protokol kesehatan dan jangan keluar rumah bila tak diperlukan sama sekali.
Jaga kesehatan ya, Ma!
Baca juga:
- Surat Edaran LIPI: Temukan Sampel Covid Varian Delta India di Karawang
- 5 Fakta Virus Corona Varian Delta, Cepat Menular pada Orang Usia Muda!
- Varian Covid Delta Dikhawatirkan Lebih Mudah Menyerang Anak-Anak