Babak baru penumpasan pandemi akan segera dimulai Ma. Ya, vaksin! Apalagi yang ditunggu dari new normal, selain menjadi true normal.
Semua ingin kembali nonton di bioskop, semua ingin kembali nonton konser musik, beberapa ingin bekerja di kantor secara normal lagi.
Intinya semua ingin kembali ke normal yang sebelumnya tanpa masker dan bisa berdekatan satu sama lain.
Nah, untuk itu solusi satu-satunya yang ditawarkan kehidupan ini terkait pandemi, untuk saat ini yang terdekat tak lain tak bukan adalah vaksinasi.
Popmama.com akan sebarkan pembaruan kabar mengenai vaksin, yang kabarnya sudah mendarat di Indonesia dari China!
1. Mengenal vaksin Sinovac yang akan segera digunakan di Indonesia
Pixabay/qimono
Vaksin Sinovac merupakan vaksin berjenis inactivated vaccine, atau vaksin yang menggunakan versi lemah atau inaktivasi dari virus untuk memancing respons imun.
Dilansir Popmama.com dari newsinteractives, vaksin ini memerlukan beberapa dosis dari waktu ke waktu untuk mencapai imunitas berkelanjutan terhadap penyakit Covid-19.
Ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Rusdan Handoyo menjelaskan virus yang disuntikkan ke manusia itu utuh virus. Namun, sebelumnya telah dirusak atau dimatikan secara genetik dengan bahan kimia, suhu panas atau radiasi.
"Saat disuntikkan ke manusia tak akan timbulkan masalah karena materi genetik sudah rusak sehingga tak bisa bereplikasi. Tetapi karena utuh protein spike ini bisa jadi pembelajar dalam tubuh manusia sebagai benda asing yang harus dilawan," kata Ahmad.
Sebelumnya vaksin jenis ini sudah lebih dulu digunakan untuk penyakit Hepatitis A, Flu, Polio, dan juga Rabies.
2. Sebanyak 1,2 juta vaksin telah mendarat di Indonesia
Kemenkes.go.id
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 telah mendarat di Indonesia dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Beijing, China.
Dikemas dalam kontainer berpendingin, Minggu (6/12), sekitar pukul 21.30 WIB. Vaksin tersebut sampai ke Indonesia dalam bentuk jadi atau siap pakai, hasil buatan Sinovac perusahaan biomedis asal China.
Di kesempatan yang sama melalui siaran live via YouTube Sekretariat Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartanto mengatakan skema pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan secara gratis dan juga vaksin mandiri secara berbayar.
“Pengadaan vaksin ini sesuai dengan peraturan Presiden nomor 99 tahun 2020, diatur lebih lanjut dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 98 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengadaan vaksin Covid-19,” kata Airlangga dalam tayangan live kedatangan vaksin.
3. Penerbitan dan distribusinya akan dimulai setelah 1-2 minggu kedepan terhitung tanggal vaksin tiba di Indonesia
Instagram.com/airlanggahartanto_official
Pada kesempatan yang sama Airlangga Hartanto juga mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan 2 skema pendistribusian vaksin yakni vaksin program pemerintah yang diberikan secara gratis dan vaksin mandiri yang akan tersedia berbayar. Rencananya aturan ini akan terbit dalam waktu dekat.
''Aturan lebih rinci akan segera diterbitkan dalam 1-2 minggu kedepan,'' kata Airlangga.
Editors' Pick
4. Rencana pemberian vaksin untuk perangkat pemerintahan
Unsplash/Dimitri houtteman
Beberapa waktu yang lalu Airlangga Hartanto juga sempat membeberkan rencana vaksin, pertama sekali akan diberikan pada kelompok masyarakat tertentu.
Kelompok pertama adalah tenaga medis, layanan kesehatan, TNI/Polri, dan aparat hukum yang diperkirakan butuh sekitar 3,5 juta dosis vaksin.
Selanjutnya ada tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat daerah, yang jumlahnya sekitar 5 juta orang. Lalu disusul oleh tenaga pendidik yang terdiri dari guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan dosen perguruan tinggi swasta maupun negeri dengan total 4,3 juta dosis.
"Aparat pemerintah pusat, daerah, legislatif, 2,3 juta (dosis). Penerima bantuan pembayaran iuran BPJS yang jumlahnya sebesar 96 juta. Semuanya itu totalnya 102 juta dan masyarakat yang usia 15 sampai 59 tahun, totalnya ada 160 juta," jelas Airlangga beberapa waktu lalu.
5. Pendistribusian vaksin
Kemenkes.go.id
Terkait pendistribusian, sebelum digunakan sabagai vaksin pada masyarakat Indonesia, vaksin Sinovac ini akan dilanjutkan dengan proses perizinan penggunaan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Hal ini ditegaskan oleh Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto melalui keterangan pers yang diselenggarakan KPCPEN.
Pemerintah hanya akan menyediakan vaksin yang terbukti aman dan telah lolos uji klinik," kata Terawan.
6. Depok menjadi yang pertama untuk mendapatkan vaksin Sinovac
Instagram.com/pemkotdepok
Memperkuat pernyataan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Pejabat Sementara Wali Kota Depok, Dedi Supandi pun menyatakan hal yang sama dengan Kang Emil, bahwa Kota Depok menjadi kota pertama khususnya di wilayah Jawa Barat yang akan divaksin lebih dulu dibandingkan dengan wilayah lainnya.
"Kita tahu, Covid-19 ini awalnya masuk ke Indonesia itu kan dari Depok, Gubernur juga kemarin menyampaikan bahwa Kota Depok akan menjadi kota pertama yang warganya akan di vaksin," tutur Dedi, November lalu.
7. Presiden akan jadi orang yang pertama di vaksin
Instagram.com/jokowi
Sementara itu, Pesiden Republik Indonesia joko Widodo (Jokowi), ketika menanggapi pertanyaan salah satu televisi swasta menyatakan siap untuk menjadi orang yang pertama yang disuntik vaksin. Dengan catatan atas keputusan tim kesehatan.
Beliau meminta juga agar tak ada polemik semisal keputusan tim kesehatan mengharuskan Kepala Negara disuntik vaksin untuk pertama kali sebelum akhirnya ke masyarakat.
"Terserah tim. Kalau tim sampaikan Presiden yang pertama akan disuntik ya saya siap," jelasnya.
"Tapi jangan sampai nanti Presiden yang pertama, lalu 'Lho kok enak sekali Presiden yang pertama, harusnya rakyat dulu' jangan seperti itu ya nanti," ucap Jokowi.
8. Efek samping vaksin
Pixabay/nastya_gepp
Sekretaris Eksekutif Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Dr dr Julitasari Sundoro, MSc-PH, menjelaskan bahwa ada efek samping dari vaksin Covid-19. Hanya saja efek samping tidak akan sampai membahayakan nyawa atau menimbulkan kecacatan.
"Efek samping ada pastinya, seperti efek samping lokal. Seperti nyeri pada tempat suntikan. Namanya dimasukkin jarum, dimasukkin vaksin, berarti ada reaksi lokal yang terjadi," kata dr Julitasari pada kanal YouTube Forum Merdeka Barat 9 yang berdiskusi tentang Tolak dan Tangkal Hoaks.
"Ada juga reaksi sistemik, misalnya pegal-pegal kemudian demam ringan. Tapi itu sangat kecil karena vaksin yang tiba ini adalah vaksin yang inactivated, vaksin yang mati. Jadi efek sampingnya itu jauh lebih kecil dari vaksin-vaksin lain yang live attenuated atau vaksin-vaksin hidup," lanjutnya lagi.
dr Julitasari menyarankan agar seseorang berada dalam kondisi sehat sebeluk disuntikan vaksin. Tujuannya agar tubuh bisa menerima vaksin dengan baik.
"Jangan sampai nanti vaksin ini jadi kambing hitam. Padahal memang sedang sakit, masa tunas, atau masa inkubasi," pungkasnya.
Itu dia informasi mengenai vaksin yang akan diberikan pertama kali pada warga Depok. Jadi, sudah kamu mendapatkan vaksin?