Fakta Menarik Snacking, Kebiasaan Ngemil yang Bisa Berdampak Positif
Nggak selalu berkaitan dengan hal buruk lho Ma snacking itu!
9 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebelum kita berbicara panjang dan melebar mengenai apakah snacking atau ngemil, baik atau tidak bagimu?
Mari samakan persepsi bahwa sesuatu yang berlebihan memang tentunya menimbulkan efek tidak baik bagi tubuh ya Ma.
Oke, dilansir dari hsph.harvard.edu, camilan umumnya didefinisikan sebagai makanan yang dimakan di selang waktu sebelum maupun sesudah makanan utama.
Banyak orang mengemil setidaknya sekali dalam sehari, dan ada beberapa alasan mengapa itu sudah menjadi sebuah budaya hingga masa kini Ma.
Skenario yang paling umum adalah perut kita mulai keroncongan beberapa jam setelah makan terakhir kita. Atau mungkin adanya penurunan tingkat energi yang dapat diatasi dengan sebuah gigitan kecil.
Atau mungkin kita hanya menantikan cita rasa yang tercipta dari makanan ringan tersebut.
Nah, kamu harus tahu nih Ma fakta-fakta menarik dari mengemil yang tentunya akan membuat kamu menangguk-angguk atau bergeleng-geleng kepala. Popmama.com akan sajikan ulasannya.
1. Riset pasar di Amerika Serikat menemukan perilaku ngemil memiliki motivasi yang beragam
Adapun pasti dari penelitian ini yang sedikitnya memiliki relevansi dengan kehidupan kita di negeri ini Ma.
Seperti penelitian di Amerika Serikat (AS) yang menemukan berbagai motivasi ngemil seperti lapar, sosial/budaya, gangguan makan, kebosanan, pemanjaan diri, hingga kerawanan pangan.
Seiring dengan keberadaan makanan ringan di lingkungan kita, pemasaran juga memainkan peran tersendiri dalam komoditi makanan ringan arau camilan.
Industri makanan dan minuman menghabiskan hampir $ 14 miliar per tahun untuk iklan di AS, lebih dari 80% di antaranya mempromosikan makanan cepat saji, minuman manis, permen, dan makanan ringan tidak sehat lainnya.
Bahkan di beberapa penelitian menemukan bahwa ngemil yang tidak disebabkan oleh rasa lapar dikaitkan dengan asupan kalori keseluruhan yang lebih tinggi.
Belum lagi para pemakan emosional dan mereka yang berada di bawah tekanan psikologis, ditemukan lebih banyak makan makanan ringan padat energi, terutama yang lebih tinggi gula dan lemak.
Wah Ma, kebayang kan kalau kita tak bisa mengendalikan budaya ngemil kita seperti apa jadinya.
Editors' Pick
2. Kelebihan serta kekurangan snacking
Penelitian telah lama mencoba untuk melihat apakah ngemil memiliki dampak positif atau negatif pada nutrisi dan pemeriksaan kesehatan tetapi tetap saja tanpa jawaban yang jelas.
Ini mungkin karena kurangnya definisi ilmiah umum tentang apa itu camilan. Studi menemukan bahwa rekomendasi ngemil dari organisasi kesehatan masyarakat di seluruh dunia umumnya menyarankan untuk membatasi camilan yang menawarkan sedikit nutrisi tetapi tinggi lemak jenuh, gula, dan natrium.
Mereka juga menemukan bahwa camilan menyediakan setidaknya 10% kalori harian, dengan frekuensi makan sekitar dua camilan per hari.
Berikut manfaat dari snacking:
- Memberikan dorongan energi jika beberapa jam berlalu di antara waktu makan dan kadar glukosa darah turun.
- Membantu mengekang nafsu makan kamu untuk mencegah makan berlebihan pada waktu makan berikutnya.
- Memberikan nutrisi ekstra. Ini terjadi saat kamu berhasil memilih camilan tertentu seperti buah segar atau kacang-kacangan.
- Dapat membantu menjaga kecukupan gizi jika seseorang memiliki nafsu makan yang buruk tetapi tidak dapat makan makanan lengkap, seperti karena kondisi peyakit tertentu.
Jebakan yang ada dalam snacking:
- Kenaikan berat badan yang tidak diinginkan jika porsi atau frekuensi ngemil terlalu banyak, menambah kalori berlebih.
- Terlalu banyak ngemil dapat mengurangi rasa lapar pada waktu makan atau menyebabkan seseorang melewatkan makan sama sekali, yang meningkatkan risiko kehilangan nutrisi penting.
- Asupan makanan ringan ultra-olahan yang mengandung tambahan garam, gula, dan lemak secara teratur tetapi rendah nutrisi dan tinggi kalori dapat meningkatkan preferensi selera makanmu untuk jenis makanan camilan tertentu. Berbahya karena mengarah pada perubahan perilaku makan dan kualitas diet, diakrenakan asupan makanan ringan hyperpalatable yang lebih tinggi bersama dengan penurunan asupan makanan utama yang menyehatkan.